"Nggak ada yang benar-benar tulus. Semua sikap baik yang mereka berikan hanya sebatas rasa kasihan."
-Lavanya Aurora
boleh kakak vote komennya, yuk jangan pelit yuk biar ceritanya ga sepi2 amat 😭
Selepas kegiatan di sekolah resmi selesai. Zergan meminta kepada Xavi untuk mengantarnya sampai ke rumah Lava karena hari ini ia mendengar kabar bahwa Lava tidak masuk sekolah. Demi memastikan apa yang menjadi penyebab gadis itu tidak masuk sekolah maka, ia memutuskan untuk mengunjunginya langsung.
Sempat terjadi sedikit pertengkaran antara dirinya dengan Bu Intan karena Zergan yang mengira guru tersebutlah yang menjadi penyebab Lava tidak masuk sekolah dan juga Bu Intan yang bersikeras menyangkal tuduhan Zergan.
"Selamat sore, Tante."
"Eh, Zergan."
Zergan menunjukkan senyuman tipisnya kemudian mencium tangan Lidia. Meskipun ia tidak bisa mengingat siapa Lidia tetapi, setidaknya ia harus tetap bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua.
"Lava nya ada, Tan?"
"Ada, dia sakit. Di kamarnya sekarang, dari kemarin nggak beranjak dari tempat tidur. Bahkan, waktu tadi pagi Tante bawain sarapan dan berniat untuk menyuapi Lava. Dia nggak merespon Tante, akhirnya makanannya Tante taro di atas nakas tapi, sampe sekarang makanan itu masih utuh."
"Sakitnya parah banget, Tan?"
"Iya, parah banget. Sekujur tubuhnya luka."
"Kalo boleh tahu penyebabnya apa, Tan?"
"Biasalah, Gan. Pamannya nggak bisa mengendalikan emosi dan berakhir dipukulin habis-habisan. Kemarin Tante juga lagi belanja kebutuhan rumah, pas pulang keadaan Lava udah parah banget. Tante tahunya gara-gara ada yang ngirim video kamu sama Lava lagi pelukan di tempat umum. Tante juga udah menghubungi Bu Intan tapi, Beliau nggak tahu apa pun soal video itu. Dan katanya, setelah kemarin Beliau memanggil kalian, sudah terjadi kesepakatan. Jadi, Bu Intan juga nggak mau memperpanjang hal ini. Cuma nggak tahu, deh, gimana caranya bisa ada video pelukan itu."
Xavi menundukkan kepalanya. Degup jantungnya mulai tidak beraturan. Namun, sebisa mungkin ia tetap bersikap seolah tidak tahu apa pun mengenai kejadian ini.
"Ya udah kamu langsung ke kamarnya aja, Gan. Xavi yang anterin, ya? Tante masih ada urusan di dapur."
Xavi mengangguk pelan kemudian berjalan mendahului Zergan untuk menuju kamar milik Lava. Sejak tadi, gadis itu tidak berbicara satu patah kata pun. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan ke khawatirannya meskipun ia tetap berusaha untuk bersikap tenang. Dia adalah penyebab Lava sakit parah hingga tidak bisa masuk sekolah. Egois memang, hanya karena rasa iri ia sampai tega membuat Lava berakhir seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[Tersedia di Shopee Galeriteorikata atau dianacheapy] "Aku cuma mau merasakan kebahagiaan." -Lavanya Aurora. "Gue akan berusaha menghancurkan kebahagiaan lo. Apa pun caranya." -Guntur Madhava. *** Satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Guntur meny...