43 | Susunan Puzzle

10.1K 668 105
                                    

"Aku tidak berniat membunuhmu, mungkin hanya sekadar bermain-main. Jadi, selamat menikmati."

-Unknown

Guntur bergerak pelan di atas ranjang berbalut seprei berwarna putih tulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guntur bergerak pelan di atas ranjang berbalut seprei berwarna putih tulang. Seluruh tubuhnya terasa nyeri, namun ia tidak suka jika hanya berbaring lurus sembari menatap langit-langit rumah sakit. Bagian kakinya terluka cukup parah sehingga membuatnya kesulitan untuk berjalan, tangannya juga terluka akibat bergesekan dengan aspal. Rupanya, jaket kulit tebal yang dipakai tak mampu melindungi tubuhnya dari goresan aspal tajam itu. Tetapi, untungnya ia menggunakan helm sehingga bagian kepalanya aman. Tidak ada luka apa pun di sana dan wajahnya tak perlu ada luka tambahan selain dari pukulan Zergan yang masih membekas.

Merasa bosan berada di ruangan VIP seorang diri. Guntur memilih untuk mengambil ponsel dari atas nakas. Awalnya ia meminta kamar VIP karena tidak suka berada di satu ruang yang sama dengan orang lain. Tetapi ternyata hal itu malah membuatnya merasa kesepian. Meski ia sudah menyalakan televisi, tetap tidak berdampak apa pun.

Guntur menekan nomor Garry untuk dihubungi. Selang beberapa menit, panggilan itu sudah diangkat oleh si pemilik nomor.

"Temenin gue di rumah sakit, Gar," pintanya tanpa salam pembuka.

"Nanti, sekitar satu jam lagi. Bebeb Prisha masih mau jalan-jalan."

"Bucin!"

"Iyalah! Gue kalo sama pacar ya bucin, emangnya lo? Ada pacar bukannya dibucinin malah disiksa, disakiti sampe orangnya hilang tanpa jejak. Mampus lo! Rasain, kesepian 'kan ditinggalin Lava? Nyesel nggak? Nyesel nggak? Ya nyesel lah, masa enggak?"

"Bacot!"

Guntur langsung mematikan sambungan telepon itu. Menghela napasnya berulangkali dengan mata yang menatap lurus televisi di hadapannya. Ia mencoba untuk mencari siaran yang menarik tetapi yang ia temukan tidak jauh dari sinetron. Benar juga apa yang dikatakan Garry beberapa menit lalu, bahwa ia kesepian setelah perginya Lava.

Jika gadis itu tidak menghilang mungkin saat ini ada yang setia menemaninya di rumah sakit. Ada yang dengan sabar mencoba membujuknya makan demi minum obat secara teratur. Ada senyuman manis yang selalu menghiasi wajah cantiknya. Senyuman yang baru disadari oleh Guntur bahwa itu adalah kepalsuan. Lava tidak pernah benar-benar bahagia meskipun bibirnya selalu menunjukkan lengkungan indah.

Guntur membuka galeri, lebih tepatnya foto yang sudah lama ia arsipkan. Di mana di sana terdapat begitu banyak foto serta video dirinya dengan Lava di awal pacaran dulu. Tawa lepas yang masih terlihat tulus, senyuman yang tidak ditunjukkan hanya sebagai penutup luka.

Guntur mengacak rambutnya sekali tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel. "Kenapa lo harus ngelakuin itu sama Lava, Guntur?!" Ia menggeram pelan, nada suaranya terdengar penuh penekanan. Menyesali apa yang baru saja diperbuatnya beberapa hari yang lalu.

Guntur ; BAD BOYFRIEND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang