Miss Key

6.1K 491 4
                                    

"Kar, lu kenapa?" tanya Tuti dengan suara lembut.

"Gua kesel banget," balasku.

"Siapa yang bikin lu kesel ampe nangis gini. Biar gua tampol orangnya!"

"Percuma."

"Percuma kenapa?"

"Dia bukan orang."

"Bukan orang? Terus apaan dong? Hewan? Tumbuhan? Atau ondel-ondel? Kan lu takut sama ondel-ondel."

"Bukan."

"Jangan-jangan ...."

"Jangan-jangan apaan?"

"Hantu?"

"Gua bukan anak Indomie, Tut!"

"Indigo, Kar!"

"Iye."

"Abisnya akhir-akhir ini lu sering banget ngomong sendiri. Kemaren di kelas, tadi pagi di depan gerbang sekolah tetangga. Terus, pas pelajaran olahraga gua perhatiin lu ngomong sendiri juga.

Hayo, ngaku dah, Kar. Gua kan sahabat lu. Jangan ada rahasia di antara kita. Lu ngobrol sama siapa? Gak mungkin kan sama si Miss Key penghuni toilet belakang."

"Ih, amit-amit ngobrol sama dia. Liat mukanya aja jijik banget."

"Tuhkan, lu bisa ngeliat si Miss Key. Berarti anak Indigo."

"Cuman sekali doang gua liatnya."

"Ya, karena lu gak pernah ke kamar mandi belakang lagi."

"Dah lah! Lu bukannya nenangin gua, malah bikin tambah kesel. Sama aja kaya si Milo!"

Hadeuh, Kar! Hobi amat keceplosan.

"Milo? Emangnya susu Milo bikin salah apa? Ampe lu kesel trus nangis."

Kan ... sekarang gua harus mikir keras, cari alesan.

"Gara-gara Milo udah gak manis lagi," celetukku.

"Ah, masa sih? Terakhir gw minum masih manis."

"Iya, Ntut. Rasanya sekarang pait banget. Kaya racun!" sindirku berharap Milo ada di sekitarku dan mendengarnya.

"Seriusan?"

"Iyeeee ... coba aja lu beli di kantin!"

"Ntar gua coba deh."

Kuseka air mata. Tak mau membuang-buang air mata, hanya karena makhluk absurd seperti Milo. "Gua ke toilet dulu ya."

"Ngapain?"

"Ganti baju, Ntut. Masa gua ganti baju di sini. Bisa jadi bahan tontonan."

"Oh iya. Buruan. Bentar lagi jam istirahat abis."

"Iya."

Kuambil seragam, lalu berjalan ke luar kelas. Dari kejauhan terlihat Milo sedang berdiri di tengah koridor. Mungkin maksudnya mau menghalangi jalanku, tapi sepertinya ia lupa kalau bukan manusia.

Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang