Gerbang Sekolah Edmund

3.7K 447 7
                                    

"Kar!" panggil Tuti, seraya berlari menyusulku.

"Tadi gua liat Milo, Tut!" ucapku, senang.

"Lu yakin?"

"Yakin, banget! Dia masuk ke mobil item tadi."

"Muka blasteran kan mirip-mirip, Kar."

"Tapi gua yakin itu dia. Dari aromanya aja udah kecium."

"Emangnya lu kucing? Yang bisa nyium aroma ikan asin dari jarak ratusan meter."

Aku berjalan ke arah gerbang sekolah Edmund. "Eh, Kar! Mau ke mana?" tanya Tuti. Sementara aku terus melangkah maju, menghampiri satpam yang sedang berjaga.

"Permisi, Pak," salamku.

"Ya," balas Pak Satpam.

"Saya boleh nanya, Pak?"

"Mau nanya apa, ya, Dek?"

"Kalau boleh saya tau, siswa yang barusan ke luar itu namanya siapa?"

"Yang tadi pake mobil item?"

"Iya."

"Wah, saya gak tau namanya."

"Apa bapak kenal sama yang namanya Milo?"

"Milo? Saya baru denger ada namanya, Dek."

"Hmm, emang bapak udah kerja berapa lama di sini?"

"Belum lama, baru satu tahun."

"Oh. Makasih ya, Pak." Aku berjalan ke arah Tuti.

Jika ucapan Milo benar, kalau ia lahir di tahun 2003, maka sangat wajar satpam ini tak mengenalnya. Namun, lelaki yang mirip dengannya tadi masih memakai seragam sekolah ini. Apa mungkin ia berbohong tentang tahun lahirnya?

"Kar, angkotnya dateng!" ucap Tuti mengganggu lamunanku. "Lu tadi ngobrol apaan?" sambungnya.

"Rahasia!" sahutku.

"Yeee, malah rahasia-rahasiaan! Ngobrolin apaan?"

"Milo."

"Tadi beneran Milo?"

"Gua belum tau, Tut. Yang jelas feeling gua sih, dia Milo."

"Tapi bukannya dia udah meninggal? Kok bangkit lagi?"

"Makanya banyak nonton film, Ntut!"

"Hubungannya apa?"

"Di Film sering ada cerita kaya begini. Arwahnya gentayangan, padahal dia belum meninggal."

"Gimana sih? Arwah gentayangan tapi belum meninggal?"

"Maksudnya dia cuman koma aja! Coba dah lu nonton drakor terbaru yang kemaren gua rekomendasiin."

"Yang dokter ganteng itu?"

"Iya! Nah gua rasa, ceritanya mirip sama kaya kisah  gua sama Milo!"

"Ah tau dah! Gua pusing."

"Nggak usah dipikirin, Ntut! Yang penting gua bisa ketemu Milo lagi."

"Ih, kepedean. Siapa tau lu salah orang."

"Jangan ngedoain yang jelek dong, Ntut!"

Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang