Cerita Milo

4K 396 2
                                    

Setelah lari dua keliling, aku pun mencari bangku taman yang kosong. Dengan posisi agak pojok, agar bisa duduk berdua dengan Milo.

"Baru segitu saja sudah capek," ucap Milo sembari duduk.

"Kamu enak ngelayang!" sahutku kesal, lupa menggunakan suara batin.

"Jangan terlalu kencang, nanti kamu dilihat orang banyak."

"Iya, suka lupa kalau kamu itu hantu," balasku, dengan suara batin. "Oh ya, tadi kamu bilang, kamu ingat dengan kematianmu. Aku boleh tau ceritanya?"

"Kamu ingin tau?"

Aku menggangguk.

"Tapi aku tidak ingat semuanya secara detil."

"Nggak apa-apa, cerita aja."

"Waktu itu ...." Milo pun bercerita.

Saat itu, hari sudah sore, tapi Milo masih ada di sekolah, karena ada kegiatan ekstrakurikuler. "Setelah kegiatannya selesai, aku pun pergi ke parkiran, mengambil motorku. Lalu, berpamitan dengan teman-teman. Tak menyangka, itu adalah salam perpisahan dariku." Wajah Milo terlihat sangat sedih.

Sejujurnya, aku pun sedih dan ingin menangis. Namun, malu jika ada orang melihat. Salah-salah, nanti ada yang mengira kalau aku sedang galau ditinggal pacar.

"Setelah pamitan, aku pun memacu motor ke arah gerbang sekolah, lalu ...." Milo tidak melanjutkan ucapannya.

"Lalu apa?"

"Ada sebuah mobil yang melaju cepat ke arahku."

"Terus?"

"Aku ditabrak."

"Iya, aku juga tau! Maksudnya gimana rasanya?"

"Rasa apa?" Milo keheranan.

"Rasanya meninggal!"

"Tubuhku terpental beberapa meter, menghantam aspal. Rasanya seperti ratusan tulangku patah. Sakit sekali. Dalam keadaan sekarat, aku melihat teman-temanku berlari ke arahku. Setelah itu, tubuh ini mulai terasa dingin. Napas pun sudah sangat sulit, Karra. Perlahan pandanganku meredup dan semuanya menjadi gelap gulita," jelas Milo.

"Terus?"

"Apalagi?"

"Gimana ceritanya kamu bisa jadi hantu?"

"Setelah semuanya menjadi gelap. Aku tiba-tiba sudah berdiri di dekat tubuhku yang sudah tak bergerak. Melihat tubuhku di angkat ke dalam mobil, diiringi dengan tangisan teman-temanku. Aku berusaha memanggil mereka, tapi tak satupun yang bisa mendengar suaraku, Karra."

"Apa kamu melihat pelakunya? Mungkin aja, kamu gentayangan karena penasaran dengan pelakunya."

Milo menggelangkan kepala. "Aku tidak melihatnya. Dia sudah melarikan diri."

"Dasar kurang ajar! Udah nabrak, eh malah kabur! Apa dia tertangkap?"

"Aku tidak tau, Karra. Karena selama ini, aku terkunci di sana, tidak ingat apapun dan tidak bisa pergi ke mana-mana."

"Sekarang kok bisa?"

"Semua gara-gara kamu."

"Aku?" tanyaku sembari tersenyum bangga.

"Iya, saat kamu hampir tertabrak itu. Tiba-tiba ada sebuah bisikan, agar aku menolongmu. Selain itu, suara itu juga bilang, aku hanya bisa menyentuhmu sebanyak lima kali.

Awalnya aku tak tau maksud dengan lima sentuhan itu. Namun setelah sentuhan pertama, aku bisa merasakan tubuh ini seperti tersengat listrik. Kemudian muncul gambaran masa laluku, sehingga sedikit demi sedikit ingatanku kembali."

Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang