"Milo!" Kucoba memanggilnya lagi.
"Apa?" sahut Suara di belakangku.
Spontan aku menoleh, ternyata ia sedang duduk di atas etalase kaca. "Jangan duduk di sana, nanti pecah!" omelku.
"Tidak mungkin, Karra."
"Turun gak!"
Milo menggelengkan kepala.
"Ih, kamu kenapa sih?"
"Tidak kenapa-napa. Aku hanya kesal saja."
"Kesel kenapa?"
"Kamu tidak mau menciumku."
"Kan udah dibilang, aku gak mau kamu ngilang."
"Aku pikir hubungan kita spesial."
"Memang hubungan kita spesial."
"Benarkah?" Milo tersenyum.
"Iya, antara manusia dan hantu. Itu sangat spesial."
"Argh! Seharusnya aku tidak datang lagi ke sini!" Milo terlihat kesal.
"Emangnya kamu mau aku jawab apa?"
"Tidak perlu dijawab, daripada membuatku semakin kesal."
"Bilang kalau aku suka sama kamu?"
Milo tersenyum. "Benarkah?"
"Ya nggak sih ...."
Milo menggerbrak etalase. "Jangan mempermainkan perasaanku, Karra!" ucapnya lalu kembali menghilang.
Hadeuh! Si Milo hari ini kenapa sih? Baru digituin aja udah ngambek.
"Kar, ngapain ngobrol sama etalase?" tegur Ibu yang tiba-tiba sudah ada di belakang.
"Ibu ngagetin aja!" protesku. "Aku lagi baca jampe-jampe biar cepet laku."
"Kamu ada-ada aja. Yang tadi jadi beli?"
"Jadi, Bu." Aku mengeluarkan uang dari kantong celana, lalu menyerahkan pada ibu.
"Ini buat kamu." Ibu memberikan selembar uang 50.000 padaku.
"Wah asik! Bisa jajan cilok sebakul!" ucapku, senang.
Dua jam berlalu ....
"Kamu daritadi gelisah banget, Kar. Duduk ganti-ganti posisi terus celingak-celinguk gak jelas. Lagi nyariin apa sih?" tanya Ibu.
Aku menoleh, "Nggak lagi nyariin siapa-siapa, Bu," balasku.
"Si Milo ke mana sih? Daritadi dipanggil kagak muncul-muncul," batinku.
"Kamu pulang duluan aja," ucap Ibu.
"Aku masih mau nemenin ibu."
"Nggak apa-apa, ibu bisa jaga toko sendiri."
"Ya udah, aku pulang dulu ya, Bu."
"Iya. Ati-ati nyasar."
"Ya kali nyasar," sahutku seraya pulang.
"Kar!" panggil Ibu.
Aku menoleh, "Ya?"
"Kuncinya."
"Oh iya." Aku berlari, mengambil kunci. Kemudian berjalan menuju rumah.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar, kemudian lanjut menonton drama korea. Sementara itu, aku terus memanggil nama Milo di dalam hati. Entah kenapa ia tidak muncul juga. Apakah ia benar-benar marah padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Tampan
Fiksi RemajaKisah pertemanan antara dua dunia, Karra - seorang siswi SMA, tidak sengaja bertemu dengan Hantu Tampan dalam insiden kecelakaan maut. Hantu Tampan itu bernama Milo, cocok sekali dengan rambut dan matanya yang coklat. Namun, sikap tidak semanis Mil...