Pagi ini terasa begitu dingin. Kutatap jendela, melihat rintik hujan yang turun sejak semalam. Dari saat bangun tidur, aku tak melihat kehadiran Milo. Apa mungkin ia sedang berteduh di suatu tempat?
Eh ... tapi, kan! Milo itu hantu. Nggak mungkin kehujanan.
Aku bangkit dari kasur. Jujur, malas sekali mandi, karena airnya sudah pasti dingin.
"Kamu harus mandi, Karra," ucap Milo yang tiba-tiba muncul di belakangku.
"Kebiasaan deh, munculnya tiba-tiba gitu," omelku.
"Maaf."
"Ngomong-ngomong kamu ke mana aja?"
"Aku tidak ke mana-mana, hanya berjalan-jalan di sekitar sekolah."
"Oh, aku kira kamu lagi berteduh."
"Memang, jika hujan begini. Kebanyakan bangsa kami pergi berteduh."
"Jangan bercanda deh." Aku tak percaya dengan ucapannya. Untuk apa hantu berteduh?
"Aku tidak bercanda, Karra. Makanya mulai sekarang, kamu harus menutup jendela kamar bila hari hujan. Takut ada yang numpang berteduh."
"Jangan nakut-nakutin."
"Aku sedang tidak menakut-nakutimu."
"Dah ah, mending aku mandi."
"Bagus."
Kuambil handuk yang tergantung di dekat pintu. Kemudian berjalan ke kamar mandi.
"Milo! Kamu pergi dulu," teriakku dari dalam kamar mandi. Kubuka pintu, lalu mengintip ke luar.
"Milo?" tanya Ibu yang sedang menaruh seragam di atas kasur.
"Eh, ibu." Kulihat Milo tidak ada di dalam kamar. Ish! Pergi tidak bilang-bilang.
"Milo apa, Kar?" tanya Ibu, lagi.
"Hmm, anu, Bu. Dingin-dingin gini kayanya enak banget minum Milo anget," elakku.
"Ibu gak pernah stok Milo. Terus maksudnya pergi dulu apa?"
"Ibu salah denger kali."
"Jelas banget ibu denger."
"Yaudah, Bu. Jangan dibahas," sahutku seraya berjalan menghampirinya.
"Sebelum pergi, kamu sarapan dulu. Di dapur ada Nasi Goreng," ucap Ibu seraya berjalan ke luar kamar.
"Oke, Bu."
"Milo pergi ke mana lagi?" pikirku, sembari memakai baju seragam.
"Milo," panggilku, tapi ia tidak muncul.
Setelah merapikan buku dan berdadan. Aku pergi ke dapur untuk sarapan.
"Kar, jangan lupa pake payung," ucap Ibu.
"Iya, Bu."
___________
Kutatap langit yang begitu gelap. Entah kenapa, ingatanku kembali pada kejadian seminggu lalu. Saat pertemuan pertamaku dengan Milo.
"Milo mana sih?" batinku seraya membuka payung.
Apa ia sudah kembali ke sekolah? Enak sekali ya jadi hantu, bisa pergi ke manapun dengan cepat, tanpa harus macet-macetan di jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Tampan
Teen FictionKisah pertemanan antara dua dunia, Karra - seorang siswi SMA, tidak sengaja bertemu dengan Hantu Tampan dalam insiden kecelakaan maut. Hantu Tampan itu bernama Milo, cocok sekali dengan rambut dan matanya yang coklat. Namun, sikap tidak semanis Mil...