"Kau pernah berjanji bahwa tak hanya sekedar singgah. Tapi nyatanya kau sendiri yang berbalik arah."
______________________________________
Karakter milik Masashi Kishimoto
Tinggalkan vote dan komentar
Agar Mumu makin semangat
.
.
.
Selamat membacaBy : Aqueensha29
-----------------------------------------------------------
Prakk
Sumpah!
Hinata nyaris saja mengumpat. Bila tak sungkan dan tak sadar bahwa wanita dengan outfit kece penuh bulu-bulu warna warni itu adalah manusia yang mengandungnya sembilan bulan.Hari ini, langit melukis elok warna birunya di angkasa sedang sang surya kebagian jatah menyinari para makhluk bumi yang siang ini sibuk mengumpulkan pundi-pundi materi. Lalu pengangguran macam Hinata bertugas menyusun curiculum vitae yang memikat agar dilirik oleh para personalia. Tapi sayang seribu sayang, rencana ingin bebas cepat dari status beban negara dan keluarga pupus seketika.
Berbekal sorot mata mencekam, nyonya Hikari datang seperti Jailangkung tanpa undangan. Melempar sengaja tiga benda keramat dengan nama merek dagang yang berbeda.
"Ini maksudnya apa ya?" Setelah menatap ngeri tiga bungkus alat tes kehamilan di permukaan meja. Iris bulannya mendongak pindah haluan ke arah samping. "Apa maksud ibu memberikan test pack padaku?" Hinata pura-pura mengernyit bingung.
Hinata itu cerdas, pintar, dan juga peka. Dia tahu kegunaan serta alasan yang mendasari ibunya memberikan ini semua. Tapi biarkan Hinata meringankan kinerja otak dan juga hatinya. Dia lelah. Periode yang mengundang air mata menaikkan volume asam lambungnya, hingga beberapa kali Hinata menderita tak doyan makan disertai muntah.
"Periksa tubuhmu. Kita pastikan ada atau tidaknya benih dalam perutmu," ujar Hikari datar.
Hinata segera berjingkat. Mendelik garang seraya berkacak pinggang. "Ibu menuduhku hamil?"
"Apalagi memang!" tantang ibunya lantang. "Benar tidak benar kalian pasti sudah melakukan hubungan badan kan? Jadi periksa tubuhmu dan pastikan tidak ada sperma Naruto yang tertinggal."
Hinata menyugar rambutnya frustasi. "Astaga..." Wanita itu mengerang.
Hinata tak munafik. Mereka malakoni seks memang. Beberapa kali malahan. Tapi baik Naruto dan Hinata selalu siap siaga agar tak kecolongan. Bila Naruto lupa tidak memakai karet pengaman maka esoknya dia akan meneguk morning after pill. Masak harus Hinata menjabarkan secara gamblang tentang urusan ranjang mereka?
Hinata mendesah sambil memijat pelipisnya yang terasa nyut-nyutan. "Dengar Ibu! Aku tidak hamil!" paparnya yakin. "Kami selalu prepare sebelum melakukannya."
Ah! Akhirnya Hinata mengaku juga. Habis bagaimana lagi? Hinata sudah kadung basah, mengelak pun jua percuma. Entah di film, sinema, drama, dan para kawan-kawannya sebuah perselingkuhan kerap memainkan perasaan bersama dengan kebutuhan biologisnya.
Sekejap wajah Hikari pias. Ada mimik luka yang bersarang dan sekarang berusaha ia sembunyikan. Hikari hanya kaget bukan kepalang mengetahui bahwa putri baik nan polosnya bisa bertingkah semurah ini.
Hikari buru-buru menyeka sudut matanya yang basah sebelum sempat jatuh ke bumi.
"Kalau begitu cepat periksa ke kamar mandi sekarang!" Tangan tuanya sibuk mendorong bahu anaknya untuk lekas beranjak, tetapi dengan kasar Hinata menepisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight Way to Hell (Season 1)
Fanfiction(The End) *Bahasa : Semi formal *Semi Hurt Semesta memang bukan panggung biasa. Tak harus menderita layaknya cinta Jack dan Rose yang dipisah buana. Impian Hinata sederhana, sesederhana arti namanya. Menikah lalu hidup bahagia hingga tua renta. Hany...