Bab 7 - Salah merindu

785 147 16
                                    

"Jangan pandang aku bagai bagaskara. Karena aku tak cukup terang memancar kirana. Aku pun tak gagah untuk merangkai kata. Yang kujanjikan sekedar mencintai dengan sederhana, namun selamanya."

______________________________________

Karakter milik Masashi Kishimoto
Tinggalkan vote dan komentar
Agar Mumu makin semangat
.
.
.
Selamat membaca

By : Aqueensha29

-----------------------------------------------------------

Tentang cita-citanya di jagat raya, Naruto hanya ingin merengkuh bahagia. Tanpa berlatar nista walau tiap jengkal langkahnya bernoda, si tampan tetap mengincar taman bahagia. Begitu kan perangai para manusia, mereka serakah tak jua dirinya.

Mari mengulang tentang malam tanpa gugusan bintang namun jantungnya berderak ramai menabuh genderang. Naruto masih mengingat betapa beringas bibirnya meraup puas guna mencicipi rasa strawberry milik mantan istrinya.
Ya, Naruto gila.
Ia pun tak paham akan kelakuan bak binatang demi segelintir kesenangan. Kemudian saat waras memaksa singgah dipikiran, kecanggungan melahap mereka.

Terhitung setahun lamanya, ia berpuasa untuk tak melenguh kepuasan bersama istrinya, Sakura. Petang yang setiap hari datang dilewatinya dengan begadang menumpas segala tugas. Jutaan wanita kerap merayu dan mempertontonkan tubuh mereka saat ia berkunjung ke klub malam bersama rekan. Pesona mereka tak serta merta membuatnya gelap mata. Masih ada Sakura yang harus dihormatinya. Tapi Hinata, wanita itu berbeda. Bagaimana otak cabulnya dipaksa mengingat bibir kenyal sang hawa juga aliran darah menjalar melingkupi pipinya. Sebuah kenikmatan dunia, membayangkan saja membuat sang jantan miliknya bergerak gelisah.

Sial!
Dia butuh pelampiasan. Dan brengseknya membayangkan saja tubuhnya panas bukan kepalang.

Hinata benar-benar bahaya. Dan sebelum dirinya meledak hanya karena ilusi bibir semata, Naruto segera mengalihkan pandang pada setumpuk kertas yang minta dibelai dan disayang.

"Yo! Naruto."

Pria itu memejamkan mata. Mengenali suara yang mendorong daun pintu tanpa segan. Naruto menyesap aroma volatil pada cangkir kopi yang ditenteng oleh jemari si pucat.

Langkahnya melaju menghambur ke dalam ruang kerja dan menggapai bangku di depan Naruto. Pinggulnya segera lepas landas beserta dua cangkir kopi di tangan didaratkan dipermukaan meja setelah menggeser map hijau guna menyingkir sementara.

"Kenapa kau kemari?"

Suara dingin menyambar setelah iris birunya terbuka. Dan Sai yang masih bergulat membuka tutup kecoklatan dipaksa beralih atensi menatap sang sahabat.

"Aku mengunjungi Ino. Kebetulan dia masih mengajar jadi aku mampir ke ruanganmu."

Naruto menidurkan sementara pulpen warna kelamnya. Menyudahi aktifitas demi menatap nyalang si pemilik senyum penuh kepalsuan.
"Kau pikir universitas ini ajang kencan?"

"Dia hamil Naruto dan baru masuk trimester pertama," sela Sai cepat.

"Dan perlu kuingatkan jika mantan selingkuhanmu adalah bawahanku," ujar Naruto tak terima. "Jadi sebelum kau ku makan. Cepat pergi!" desisan berbisa si pria lontarkan murka.

"Aku tidak mau!" Sai mendengus sebal.

Menyandarkan punggung serta melipat kedua tangan, matanya ikut menebar seringai kejam. Ini semua semata demi menemui sang istri berbody jam pasir.

"Demi anak dan istriku, kupersembahkan jiwa raga." Kemudian mengedik dengan pendar jenaka. "Lagipula kau kenapa sih? Lagi PMS atau KB?"

Naruto mengernyit bingung. "KB?"

Straight Way to Hell (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang