Bab 13 - Datang padaku

1K 170 29
                                    

"Obat rindu itu... cukup aku dan kamu bertemu."

______________________________________

Karakter milik Masashi Kishimoto
Tinggalkan vote dan komentar
Agar Mumu makin semangat
.
.
.
Selamat membaca

By : Aqueensha29

...........................................................

Semesta memang bukan panggung biasa. Tak harus menderita layaknya cinta Jack dan Rose yang dipisah buana. Impian Hinata sederhana, sesederhana arti namanya. Menikah lalu hidup bahagia hingga tua renta.

Namanya Hinata. Berartikan tempat yang paling terang, itu yang ayahnya bilang. Hanya saja... hidupnya tak seterang nama yang disandang. Malang malah jadi tempatnya pulang. Sudah diceraikan lalu bertemu mantan. Dan yang paling parah hampir saja Hinata terbawa suasana cinta. Belum melangkah tapi si wanita ternyata ditolak mentah-mentah.

Tapi tenang. Hinata tak dendam.

Awal remaja yang katanya bersiap merasakan warna merah muda, Hinata mengalaminya. Pada dia, Naruto si peringkat utama. Namun namanya tak pernah jadi dambaan kaum hawa. Tiada barisan gadis-gadis remaja yang menjadikan dia idola. Keberadaannya dibenci. Kehadirannya malah dapat caci maki. Dan tiang-tiang penyanggah gedung sekolah menjadi saksi. Tentang tubuh mungilnya yang kerap mengintai Naruto yang terduduk sendiri. Itulah cikal-bakal Hinata memaknai pria itu dengan sepi.

'Tolong pergi. Pergi dan biarkan aku mencintai istriku saat ini.'

Iris keperakan menyorot gamang rimbunan piring kotor di tempat cucian. Suara tabuhan keran air dia abaikan agar jadi lagu pengantar lamunan. Termenung ria menekuni barisan bait kepedihan menghantam dada.

'Tapi sekarang aku berharap agar kamu tidak lagi menjadi duniaku.'

Kesekian kali pelupuk matanya terpejam erat. Dia tentu tak lupa. Irama dingin yang keluar dari bibir sewarna madu. Mengemukakan pilihan akan masa depan padahal hati Hinata serasa dirajam ketika itu diperdengarkan.

Lalu Naruto, kemana tutur yang membahas perihal perceraian dengan istrimu?
Lalu kemana kalimat yang bilang bahwa kau masih mencintainya?

Hinata tak menyanggah. Ketika bibir pria itu berucap cinta, dia bagai bidadari yang tak mau pulang ke khayangan. Hinata ingin menetap di sini saja. Hilang kepakan sayap dan kekuatan juga tidak apa-apa. Tetapi dia lupa bahwa Naruto sudah berumahtangga. Kisah mereka sudah berakhir lama. Dan tak semestinya debaran terlarang menyeruak.

Hinata bukan lagi siapa-siapa. Ikatan mereka telah terpisah baik secara hukum, agama, dan negara. Seharusnya Hinata sadar sejak awal siapa dirinya.

Hinata.
Punya pernikahan yang bertahan satu bulan.
Hinata.
Janda miskin tanpa harta tinggalan.
Hinata.
Mengabdi di ibukota demi menyambung hidup di dunia.
Dan Hinata.
Sudah hidup girang bersama adik tercinta.

"Dasar Profesor gila. Aku ke sana cuma ingin mengembalikan jas kenapa malah dapat penolakan? Kapan ya aku pernah mengutarakan cinta padanya?"

Wanita itu menghirup kasar udara malam. Tangannya yang bertumpu pada pinggiran bergerak mematikan keran.

"Hilang Naruto ya tumbuh Lee Min Ho." Tawanya berdenging di dapur yang sunyi. "Dan Hinata ingat! Di luaran masih banyak bujangan kenapa pula kau sibuk cari pasangan," hiburnya dalam patahan hati kedua.

Bak lagu yang ditinggal lagi sayang-sayangnya.
Hinata, sudah terbiasa tanpa cinta. Hinata memilih memutar haluan saja. Si lavendel kembali menapaki jalan khayalan. Berisi hamparan pria-pria tampan walau sayang tak jatuh di pelukan. Tapi setidaknya tak ada hukum yang melarang meletakkan kekaguman. Karena jika dongengnya bersama Naruto tetap dilanjutkan, Hinata takut didatangi istri sah. Bukan cuma dihadiahi tamparan pasti juga diajak adu jambak-jambakan.

Straight Way to Hell (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang