Bab 15 - Straight Way to Hell (2)

775 148 36
                                    

"Anehnya jantungku ketika bertatap dengan matamu. Bunyinya.... Dug... Dug... Dug... I Love You."
______________________________________

Karakter milik Masashi Kishimoto
Tinggalkan vote dan komentar
Agar Mumu makin semangat
.
.
.
Selamat membaca

By : Aqueensha29

...........................................................

Hinata pernah punya mimpi. Ingin jadi Timmy yang memiliki dua peri agar melindunginya dari tindakan jahat yang dilakukan Vicky. Tapi Hinata sadar itu tak mungkin terjadi. Lalu ketika usianya beranjak remaja, gadis itu pindah asa. Ingin jadi Cinderella. Dan setelah tahu bila sihir ibu peri bertahan sampai pukul dua belas malam saja dan dia ogah punya ibu tiri yang jahatnya terkenal seantero nusantara. Ya sudahlah, dia bermigrasi mengagumi visualisasi pria tampan.

Seribet itu memang pikirannya.

Mengingat lagi tentang dongeng Cinderella. Lamunan Hinata terbang kepada si mantan yang beberapa malam lalu menawarinya untuk jadi putri yang kisahnya diimpikan para remaja. Dosen baru jurusan manajemen itu menebar lengkungan malu-malu saat retinanya menangkap buket bunga selama tujuh hari tak absen menyambangi meja kerjanya. Mata mutiaranya membaca sederet aksara yang tersusun rapi sesuai kaidah bahasa. Rayu jelas ada. Beserta inisial yang akrab Hinata kenal.

Tolong jangan salah sangka. Hanya karena puisi dan bunga tak kan membuat hati wanita itu terjerat. Karena diusianya yang dewasa Hinata mengharapkan jodoh bukan menumpuk dosa. Naruto memang tampan. Sebutan cerdas sudah melekat di belakang namanya. Tapi mohon maaf, Hinata tak sudi bila berakhir sebagai bayangan rumahtangga mantan suaminya. Walau janda, dia itu cantik paripurna. Bahkan bila mobil, harta, emas yang Naruto tawarkan padanya, hatinya tak kan goyah.

Eh tapi rezeki tidak boleh ditolak katanya. Kalau begitu Hinata akan terima mobil, harta, dan emas, kemudian dia tendang Naruto setelahnya.

Hinata tertawa cekikikan saat menjelma tokoh antagonis versi khayalannya.

"Wah! Miss Hinata sudah laku ternyata."

Kurva melengkung seketika pudar dari paras pemilik mahkota ungu gelap. Hinata mencebik. Tepukan di bahu bergandeng usik memalingkan paras Hinata. Si gadis dengan warna rambut pendek pirang menyala menyunggingkan senyum menggoda.
"Dapat pacar baru ya?"

"Benarkah?" Nyawa lain yang awalnya duduk tenang dan berkutat dengan make-up ikut menyambar omongan. "Berarti nanti traktiran makan dong Miss," ujar Ino riang.

"Ajak sir Toneri juga sekalian. Kasihan baru diputusin model katanya," Temari meminta persetujuan dan diangguki kepala oleh Ino.

Hinata mengempaskan napasnya pelan. Jemari lentiknya segera meloloskan sepucuk surat di atas meja. "Siapa juga yang dapat pacar. Ini dari mantan yang kemarin sudah kutolak mentah-mentah," ujar Hinata dengan paras dibuat jumawa. Mengepakkan helai ungu gelap agar aroma anggur menembus indera penciuman kedua temannya.

Ino segera mengepakkan telapak tangannya menghalau aroma shampo yang menyebar sambil tertawa lebar.
"Gak usah malu Miss sama teman sendiri," seru Ino cekikikan.

"Kenapa ditolak Miss? Kurang mapan apa kurang tampan?" tanya wakil dekan tiga itu penasaran.

"Saking karena banyak kelebihan dirinya. Makanya aku undur diri," balas Hinata penuh kejujuran.
Kemudian bibirnya melengos kala mendapati temannya yang tengah hamil muda itu malah menggelegar tawa. Titik-titik cairan bahkan menghiasi sudut matanya.

Straight Way to Hell (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang