"Se-senpai ... "
Sarada terdiam, sekujur tubuhnya tiba-tiba gemetar, pikirannya dengan cepat mengingat kejadian saat di mana ia tertangkap di sebuah ruangan gelap yang menyeramkan, dan ia dipaksa untuk menjadi kekasih dari laki-laki yang kini tengah berada di hadapannya.
Apa sekarang ia dengan laki-laki ini benar-benar sudah resmi menjadi sepasang kekasih? oh ... sungguh mengerikan, Sarada menjadi kekasih seorang psycho, ia takut bukan main jika suatu saat nyawanya menghilang.
Boruto masih menyuguhkan pandangan tajam yang menjadi ciri khasnya. "Oi, cepat kau siap-siap, ikutlah denganku."
Sarada meneguk saliva miliknya, habis ini ia mau dibawa kemana? akan kah dibawa ke ruangan gelap itu lagi? Sarada takut.
"Ki-kita mau k-ke ... mana?" tanyanya dengan raut yang takut.
"Tidak usah banyak tanya, cepat siap-siap, aku tidak terima penolakan." Jawab Boruto dengan nada rendah namun siapapun yang mendengarnya akan merasa takut.
Tak perlu berlama-lama, Sarada segera bersiap-siap dan pamit kepada Bibi Karin untuk pergi keluar bersama Boruto.
Karin mengantar Sarada sampai ke pintu depan, di mana terdapat Boruto yang masih berdiri sambil menunggu di sana.
"Dengan siapa kau per— Boruto?" pandangan Karin beralih ke laki-laki bersurai kuning tersebut.
"Kenapa kau ada di sini? dan kena—"
"Ck! bukan urusanmu." Boruto memotong pembicaraan Karin, ia tak ingin perempuan itu bertanya lebih banyak.
"Ayo, cepat Sarada." Setelahnya Boruto dan Sarada pergi, meninggalkan Karin yang masih sedang berpikir.
Dari dulu Boruto memang memiliki sikap dingin, tertutup, ansos, serta emosi yang kadang tidak stabil. Karin jadi kasihan, mungkin kah itu semua karena dampak kepergian Hinata?
Padahal, Baru saja ia ingin mengajak Sarada untuk pergi ke rumah Naruto, menghadiri acara ritual kepergiannya dan juga mengikuti acara pemakaman Naruto, tapi anaknya sendiri telah membawa Sarada pergi.
Karin menggedikkan bahu, ia harus menelepon Sakura, melapor kalau Sarada baru saja diajak pergi oleh Boruto, entah ke mana.
***
Di tengah perjalanan, Sarada terus saja ketakutan, ia takut kalau sesuatu menimpa dirinya, siapa yang akan menyelamatkannya? Ayah dan Ibunya saja sedang sibuk bekerja.
Ia merutuki kebodohannya yang hanya bisa menurut pada manusia kanibal di hadapannya ini.
Motor Boruto terus melaju, menyusuri sekitar jalanan, membelah pemukiman warga. ia sedikit melirik ke arah kaca spion, ia melihat Sarada yang sedari tadi hanya diam sambil memasang raut wajah khawatir.
"Sarada," panggilnya pada gadis itu.
Gadis itu langsung tertegun, dengan spontan ia menjawab, "y-ya?"
"Kita akan ke mansion ku,"
Sarada terkesiap, untuk apa lelaki ini mengajaknya pergi ke mansion miliknya? jangan-jangan ... ia mau membunuh Sarada di sana.
"Jangan berpikiran aneh, aku hanya ingin mengajakmu untuk menghadiri pemakaman ayahku," sambung Boruto seakan-akan tahu apa yang tengah Sarada pikirkan.
Pemakan? Ayah? oke ... Sarada dapat menyimpulkan, kalau sekarang Boruto tengah dilanda duka, tak apa, mungkin Boruto hanya ingin Sarada menghadiri pemakaman ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Note For My Senpai (END)
Mystery / Thrillerkakak kelas yang sering ia tulis di note kecil miliknya merupakan seorang pshycopath yang kejam! Warning!!⛔ terdapat kata-kata dan adegan yang tidak patut ditiru⛔ !!Harap bijak dalam membaca!! 15+ pairing - Borusara Story by - @Joliepattice Desclai...