??

1.4K 148 109
                                    

A/N : harap bijak dalam membaca, terima kasih.
please vote and happy reading!

***

Suara memekik dari luar ruangan terdengar sangat keras, membuat Boruto yang tadinya sibuk dengan seorang gadis raven itu atensinya teralihkan dan memilih melihat keluar.

Boruto yang baru saja keluar dari ruangan gelap tersebut dikejutkan dengan seseorang yang tidak diundang-nya sama sekali. orang itu tengah memainkan pisau di sekujur tubuh mayat yang sudah tak bernyawa tanpa kepala di sampingnya.

"Mengapa kau bisa ada di sini?" tanya Boruto dengan tatapan deathgleare-nya.

Orang yang tengah asik dengan tubuh mayat tersebut seketika menoleh dengan tatapan kecut. "oh, ternyata ini markasmu." Ia beralih menatap sisi bangunan.

"sudah ku katakan, mengapa kau bisa ada di sini?"

Terdengar helaan nafas kasar dari orang tersebut. "tadinya aku ingin merebus bokong gadis itu, dan kulit mulus-nya ingin kujadikan kerajinan." Tutur orang tersebut.

Pasal-nya tadi nafsu dan ketertarikannya tiba-tiba muncul kala melihat seorang gadis yang tengah berjalan sembari mendengarkan musik di sepanjang jalan pinggiran kota. dengan nafsu tinggi akhirnya ia pun mengikuti gadis tersebut hingga tak sadar ia sampai kemari.

"dasar!, lebih baik kau datang ke rumah sakit dan tengok si pak tua itu!"

"bukannya kau sendiri yang bilang kalau aku tidak boleh ada di tempat ramai?"

Boruto mendecih sembari membuang muka, kesal akan orang badung di hadapannya. "Pulang lah Himawari!"

Himawari menyilangkan tangannya, bibir manisnya seketika mengerucut. "Tidak mau!, lihatlah!, aku baru saja membunuh musuhmu tahu!" Tunjuk-nya pada mayat yang sudah tak berkepala dengan penuh darah segar.

Alis Boruto menaut pertanda tak mengerti. "musuh?, maksudmu?"

"dasar bodoh!, mengapa ia mengetahui tempat ini jikalau biasanya kau yang membawa orang-orang kemari untuk kau bunuh,"

Aah benar sekali!, adiknya ini sangat pintar dalam melihat gerak-gerik seseorang bahkan yang belum ia kenali sekalipun.

"sudah ya, sekarang di mana gadis itu?" Tanya Himawari to the point.

Boruto mendecih dan segera berlalu kembali masuk ke dalam markas-nya, menghiraukan pertanyaan dari sang adik hingga terdengar ocehan jengkel darinya.

Adik-nya ini memang sedikit lebih unggul dari Boruto, tak jarang Boruto selalu berhati-hati pada gadis belia itu, takut-takut kalau terjadi pertarungan sayatan kulit.

Sesampainya Boruto di dalam ruangan, ia sudah melihat Sarada yang sedang berusaha melepaskan ikatan tali pada tangannya.

"berhenti atau—"

"astaga!, kau memang luar biasa kak!"

Belum sempat Boruto menyelesaikan kalimat-nya, di belakang sudah ada gadis bersurai indigo memandang dengan mata berbinar sambil membawa-bawa sebuah kepala.

Sarada terkejut ketika melihat sebuah kepala manusia dengan mata melotot dan mulut terbuka sedang berada dalam gendongan seorang gadis. perut-nya menjadi mual, kepalanya pusing, pandangannya mulai berkunang-kunang dan akhirnya ia tak sadarkan diri.

Sungguh menjadi sasaran empuk bagi gadis bersurai indigo itu menghabisi Sarada.

"bagus!, akhirnya ia tak sadarkan diri." Ucap Himawari merasa senang. Gadis indigo itu perlahan melangkah maju, hendak mendekati Sarada.

"jangan kau menyentuhnya!" Sentak Boruto memberi peringatan.

"oh baiklah, kepala ini juga sudah cukup, aku pergi dulu, lain kali ajak aku juga," Himawari mulai melangkahkan kakinya pergi keluar.

Dengan tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan tiga orang pria dengan mimik wajah yang berbeda-beda.

Himawari menggedikan bahunya acuh dan segera pergi, ia sudah cukup puas dengan satu kepala di genggaman-nya.

"bagaimana hasil—"

"Boruto, ini gawat"

-












-















-

Sasuke berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang kerjanya. bagaimana tidak? ia baru saja ditelepon oleh salah satu petugas keamanan yang bekerja di sekitar ruang kerjanya, bahwa ada penyusup masuk dan berhasil memukul petugas keamanan lainnya hingga tak sadarkan diri.

Ia perlahan membuka pintu ruang kerjanya, dan alangkah terkejutnya ia bila mendapati buku-buku yang berserakan di mana-mana, meja juga kursi yang tidak teratur posisinya.

Sasuke sendiri bingung, mengapa seseorang bisa masuk ke dalam sini, sementara banyak sekali satpam dan petugas lainnya yang berjaga, satu hal lagi, apa ini kasus pencurian?

Panik akan dokumen-dokumen penting-nya yang bisa saja hilang, Sasuke langsung mengecek setiap berkas-berkas berharga miliknya, tapi aneh, semua aman-aman saja.

Dan begitu ia menyibakkan buku-buku yang berserakan di meja, ia melihat sebuah angka yang sangat besar ukuran-nya, dan ditulis menggunakan darah.

11a234111

Ia sungguh tak paham maksud dari angka-angka tersebut, batin-nya bertanya-tanya mengapa berani sekali orang memasuki ruang kerja pribadinya dan memporak-porandakan barang-barangnya.

"apa semua ini?" Monolognya sambil mengernyitkan dahi.

Tiba-tiba dering suara ponsel terdengar dari dalam saku miliknya, Sasuke segera mengangkat panggilan telepon tersebut yang ternyata dari istrinya.

"anata"

Suara Sakura terdengar sendu dari seberang sana.

"ada apa?"

Hening seketika, hanya terdengar kecil isakan tangis di ujung sana. Sasuke menjadi khawatir, kenapa Sakura menangis?.

"Naruto"

Sakura kembali menjeda kalimatnya, sementara Sasuke menunggu ucapan Sakura selanjutnya.

"Naruto ditemukan tewas di dalam bak mandi rumah sakit"

***

Tbc.



A/N : ada yang tau maksud dari kodenya?, kalau ada yang tau jangan kasih tau ya :D

Note For My Senpai  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang