Mystery code

789 83 11
                                    

Police office, Konoha 19.11 pm.

Shikamaru terdiam, mencerna kata-kata Sasuka yang baru saja ia keluarkan. "Hmm ... jadi begitu, ya."

"Tapi pasti ia sangat sibuk, apa ia bersedia?" lanjut Shikamaru.

"Tak apa, Juugo pasti bisa meluangkan waktunya, apalagi ini permintaanku." Sasuke mengambil cangkir tehnya, menyeruput hangat-hangat teh itu.

Mereka berdua kini tengah membicarakan Juugo, salah satu detektif andal yang berteman dekat dengan Sasuke saat SMA dulu.

Sasuke berencana ingin meminta tolong Juugo untuk mengupas tuntas dalang dibalik kasus kematian Naruto, serta memecahkan misteri kode-kode yang selama ini meneror mereka.

Namun sangat disayangkan, Juugo memiliki jadwal yang sangat amat padat, terlebih lagi ia merupakan seorang detektif hebat, tak ayal banyak orang yang membayarnya untuk memecahkan masalah.

"Aku sudahi dulu pertemuan hari ini, kita akan pikirkan jalan keluarnya besok," pamit Sasuke kemudian berdiri dari kursinya.

"Tunggu Sasuke!"

"Ada apa?" tanya Sasuke dengan raut wajah lelahnya. "Aku ingin segera beristirahat."

"Belakangan ini ... tidak, tapi setahun belakangan ini Shikadai sering keluar malam, aku tidak tahu pasti, Temari hanya malapor kepadaku, ia sudah menyerah menasehati anak itu,"

"Aku merasa jadi Ayah yang gagal, aku selalu sibuk sampai-sampai tidak memperhatikan keluargaku, terlebih dengan anakku sendiri,"

"Apa ... kau juga merasa seperti itu Sasuke? kau juga sangat sibuk 'kan? bahkan kelihatannya lebih sibuk daripada diriku," tanya Shikamaru dengan wajah sendunya.

Ia sering tidak pulang ke rumah karena urusan pekerjaan yang sangat banyak, Shikamaru hanya pulang setiap 2 minggu atau 3 minggu sekali.

Ia sudah tahu sejak lama Shikadai sering keluar malam, ia ingin bertindak tegas, namun istrinya, Temari. meyakinkan kalau urusan Shikadai biarlah ia yang urus, Shikamaru hanya perlu fokus dengan pekerjaannya.

Temari tidak mau menambah beban Shikamaru, terlebih lagi ia tahu, kalau suaminya bekerja untuk negara.

Tapi pada akhirnya Temari juga menyerah, ia sudah tidak sanggup menasehati Shikadai yang semakin hari kian membangkang.

Sasuke mendecih, si rambut nanas sialan ini malah bercerita, padahal ia sangat ingin pulang dan beristirahat.

Sasuke pun kembali duduk.

"Ya, aku juga merasa begitu." Ia menghela nafas. "Aku terlalu sibuk hingga lupa dengan kaluargaku."

Shikamaru tertawa pahit, di sini tidak ada yang bisa menghandle pekerjaannya sama sekali, jujur ia juga tidak mau seperti ini.

"Bagaimana dengan Sarada? gadis itu baik-baik saja?"

"Ya, Sakura sangat berusaha meluangkan waktunya untuk pulang,"

"Ah syukurlah, tadi aku juga melihatnya menghadiri pemakaman Naruto,"

Sasuke mengernyit, "dimana kau melihatnya?"

"Kau ini ya, Sasuke. terlalu larut dalam kesedihan sampai-sampai tidak memperhatikan sekitar,"

"Aku melihat ia di pemakaman, setelah itu ia pergi bersama Boruto," lanjutnya.

***

Suara mesin motor berhenti tepat di depan gerbang coklat rumah putih itu.

Note For My Senpai  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang