And i meet them

765 90 6
                                    




Setelah selesai sarapan, Sarada mengambil tasnya kemudian beranjak pergi ke luar rumah untuk berangkat ke sekolah.

Sarada mengunci pintu, karena tidak ada orang di rumah, Sakura dan Sasuke katanya mau pulang semalam, namun tiba-tiba saja Sarada mendapat kabar bahwa orangtuanya tidak dapat pulang lagi, tidak apa-apa bagi Sarada, dia sudah biasa sendiri.

Setelah mengunci pintu alangkah terkejutnya ia mendapati Boruto dengan motor hitam miliknya itu telah bertengger di depan gerbang.

"Ohayo cantik," sapa Boruto dengan hangat.

"Senpai? mengapa kau datang kesini?"

"Mengapa? sudah jelas untuk menjemput tuan putri ku," ucap Boruto sambil menekankan kata 'putri ku'.

Pipi Sarada memanas, "a-ah i-iya, mau sarapan?"

Boruto menggeleng sambil tertawa gemas, sedetik kemudian ia mengacak-ngacak pucuk rambut Sarada, sepertinya itu hobi baru Boruto sekarang.

Sarada mendengus, rambut hitam panjang yang sudah ia rapikan malah jadi berantakan.

"Aku sudah sarapan, sekarang ayo kita berangkat," ajak Boruto.

Sarada menurut kemudian langsung naik ke atas motor hitam milik Boruto.

Setiap berangkat dan pulang dari sekolah, Sarada selalu menggunakan angkutan umum, tapi di waktu yang mendadak ia akan memesan ojek online.

Terkadang, ia juga diantar oleh Sakura atau pun Sasuke, ya hanya saat mereka berdua libur atau terdapat waktu luang.

Di perjalanan Sarada dan Boruto tidak berbicara sama sekali, Boruto fokus pada jalanan, sedangkan Sarada sibuk memikirkan bagaimana nasibnya nanti saat di sekolah.

Boruto anak yang populer, ia memiliki banyak penggemar dan secret admirer, entah bagaimana jadinya kalau orang-orang melihatnya berangkat ke sekolah bersama Boruto, apa ia akan mendapat hujatan?

Terlalu lama berkutat dalam pikirannya, Sarada sampai-sampai tak menyadari kalau ia dan Boruto sudah tiba di area sekolah.

Boruto memarkirkan motornya di tempat parkir yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.

"Sarada? ada apa?" tanya Boruto ketika melihat raut wajah penuh khawatir dari Sarada.

"A-anu ... lebih baik senpai jalan duluan," ucap Sarada sambil menundukan pandangannya, sekarang sudah ada beberapa siswa yang sedang memperhatikannya, itu membuat Sarada risih.

Boruto sangat peka, ia mengerti situasi sekarang.

Tak perlu berlama-lama, ia segera menggandeng tangan Sarada, kemudian berjalan bersama gadis tersebut.

Sarada tersentak, malu dan takut bercampur aduk sekarang. ia malu, bergandengan tangan dengan Boruto, dan ia takut akan pendapat orang tentangnya saat ini.

Bagaimana jika orang-orang tahu. Boruto, seorang cowok populer dan multitalenta berpacaran dengan Sarada si gadis kutu buku lagi pendiam, ah entahlah, Sarada sudah pasrah.

Boruto mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu yang sudah memerah sedari tadi, "tidak perlu seperti itu, biarkan saja orang-orang tahu, kalau kau adalah milikku."

***

"Sejak saat itu, aku tahu, kalau aku sudah menjadi miliknya, aku telah menjadi kekasih dari seorang pembunuh."

***

Di lain tempat, terlihat seorang pria berambut hitam tengah sibuk membolak-balikan sebuah dokumen, tak lupa teman dengan ikatan rambut menyerupai nanas itu juga sedang sibuk dengan benda pipih berbentuk kotak di hadapannya.

Note For My Senpai  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang