Unique Version

690 75 2
                                    

"Boruto!!"

Sudah berulang kali aku memanggilnya, namun Boruto tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilanku, ia semakin berjalan lurus ke depan, menembus kabut-kabut tebal yang menghalangi pandangan.

Aku mengikutinya sampai masuk menembus kabut abu-abu tersebut, saat sampai di sana aku dibuat terkejut.

Iris mataku terbuka lebar, badanku gemetar, gigi atas dan gigi bawahku bertemu hingga terdengar suara gemeretak, nafasku memburu, aku menarik surai rambutku frustasi.

Aku melihat Boruto yang sudah terbaring lemah dengan darah bercucuran di seluruh tubuhnya, sebenarnya ada apa ini?!!

"BORUTOO!!!"

"Shikadai! hei Shikadai!"

Pria berambut nanas itu membuka kelopak matanya, ia pun terduduk, nafasnya masih memburu, keringat bercucuran dari dahinya, mimpi apa yang baru saja terjadi? tak seperti biasanya.

"Ada apa Shikadai? kau kelihatan tidur dengan tidak tenang?" tanya Inojin.

Shikadai masih menunduk, ia mengusap gusar wajahnya, seperkian detik pandangannya beralih pada seisi ruangan dan orang-orang yang kini bersamanya.

Kini ia sedang di dalam ruangan yang hanya ada tembok polos tanpa cat, ruangan ini amat kecil, satu hal lagi, ia baru menyadari kalau ini adalah ruangan yang mirip dengan sel penjara.

"Kita sedang berada di markas musuh, Shikadai."

Shikadai beralih, ia melihat Mitsuki dan Inojin di hadapannya, mereka terlihat tidak baik-baik saja dengan beberapa perban di sebagian tubuh mereka.

"Tak usah bingung, tadi kau pingsan karena menghirup gas beracun milik musuh saat di pondok kecil," ucap Mitsuki.

Seketika pemuda berambut nanas itu teringat dengan jubah-jubah hitam, terakhir kali sekilas ia melihat mereka datang tiba-tiba ke pondok kecil lalu menyemprotkan sesuatu, setelahnya Shikadai tak mengetahui apapun.

"Ya, lalu ada apa dengan kalian? apa hanya aku yang tidak bertarung?" tanya Shikadai sambil melihat penampilan teman-temannya yang sangat kacau.

"Tadi, niatnya aku ingin pergi menemui Boruto untuk menolong kalian, tapi saat diperjalanan aku malah dikepung, dan berakhir kaki ku tertembak," jelas Mitsuki.

Mitsuki pun beralih menatap bagian kakinya yang sekarang terbalut kain putih, "tapi saat sampai di sini ada seorang perempuan yang tiba-tiba datang dan memberikan pertolongan pertama padaku dan Inojin,"

Memang benar, saat sudah dimasukkan ke dalam sel, Mitsuki dan Inojin yang saat itu sudah terkulai lemas perlahan mulai kembali seperti biasa karena diberi pertolongan pertama oleh gadis itu.

"Tapi bukannya orang berjubah hitam itu mendadak menyemprotkan sesuatu kepada kita Mitsuki? kenapa kau tidak pingsan?" tanya Shikadai heran.

Mitsuki tersenyum, senyum ciri khasnya, "entahlah, mungkin aku sedang tidak bernafas saat itu,"

Shikadai dan Inojin memberikan tatapan aneh kepada Mitsuki, terkadang anak yang satu itu kalau diberi pertanyaan, jawabannya tak terduga.

"Sarada?!!" Shikadai memegang kedua bahu Inojin dengan raut wajah kaget. "Di mana ia?!"

Sepertinya Shikadai baru ingat tentang gadis itu, kalau gadis itu terluka Boruto bisa menjadi orang paling menyeramkan di dunia ini, hiih ... tak terbayangkan bagaimana raut wajahnya apabila sesuatu terjadi pada gadis raven tersebut.

"Katakan kalau dia baik-baik saja?! mana dia Inojin?!" tanya Shikadai dengan panik.

Inojin menatap Shikadai dengan raut wajah yang sulit dimengerti, "itu ... Sarada ..."

Note For My Senpai  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang