Kini dua sepasang kekasih itu tengah asik berbaring di lantai rooftop, keduanya saling memandang langit biru yang hari ini nampak begitu cerah, ditemani angin sepoi-sepoi yang semakin membuat nyaman.
Boruto menoleh ke arah Sarada, dilihatnya gadis itu yang masih serius memandangi langit serta awan, sehingga suasana menjadi hening.
"Sarada,"
Onyx hitam milik Sarada teralihkan, seperkian detik pandangannya bertemu dengan manik biru laut milik Boruto, melihatnya begitu damai, sampai-sampai Sarada tersadar dan segera membuang wajahnya kembali menatap langit.
Tanpa disadari pipinya bersemu merah, jantungnya berpacu lebih cepat, kupu-kupu kian beterbangan di dalam perutnya, sesuatu itu sangat menggelitik.
"Aa-a ngomong-ngomong, apa kau suka langit?" tanya Sarada basa-basi berniat untuk menetralkan rasa gugupnya.
"Tidak,"
"Ah begitu, apa kau suka awan?"
"Tidak,"
"Berarti kau suka langit malam?"
"Tidak juga,"
Sarada mendengus, memandang lelaki di sebelahnya dengan datar kemudian kembali menatap langit.
"Lalu yang kau suka apa?" tanya gadis itu heran, Boruto sepertinya tidak menyukai pemandangan alam atau semacamnya.
"Aku suka kau,"
Good Boruto! good! sekarang kau membuat gadis raven itu tersipu malu, warna merah yang tadi hanya ada di pipi kini menjalar hingga ke seluruh wajah.
Boruto tertawa renyah melihat wajah Sarada, itu sangat menggemaskan menurutnya. Sementara si gadis hanya bisa diam menahan malunya.
"Yasudah, sebentar lagi pasti bel masuk berbunyi, lebih baik kau kembali ke kelas," ucap Boruto sembari bangun.
Mereka berdua baru saja melaksanakan makan siang di atas rooftop, setelahnya mereka asik berbaring sembari menatap langit biru disertai awan putihnya.
Sarada pun ikut bangun kemudian berdiri.
"Ayo aku antar,"
"Emm ... ano, senpai ..."
Boruto menoleh sembari menaikkan alisnya, seolah-olah bertanya 'apa?'
"Aku ingin bertanya tentang hal ini sejak lama, bolehkah sekarang aku mengatakannya?"
"Tentu, tanya saja,"
Sarada menghela nafas, ia ingin menanyakan perihal ini sejak pertama berpacaran dengan Boruto, namun niatnya selalu ia urungkan, tapi sekarang keberaniannya muncul secara tiba-tiba.
"Apa yang membuatmu menjadi seorang psycho, Boruto?"
Baka! Sarada Baka! setelah mengucapkan kalimat pertanyaan itu ia merutuki dirinya sendiri, ia kini melihat mata Boruto yang tadi biasa saja sekarang berubah menatapnya intens, seolah-olah tatapan itu akan membunuhnya.
Boruto membalikkan badannya, menghadap berlawanan arah dengan Sarada. "Sebentar lagi bel berbunyi Sarada, ayo aku antar kau ke kelas,"
"Tunggu! kau belum menjawab pertanyaan ku senpai,"
Lelaki bersurai kuning itu sedikit melirik ke belakang, tepatnya ke arah Sarada, "tidak ada yang perlu dijawab, ayo."
"Kenapa? kenapa kau tidak menjawab?"
"Tidak ada yang perlu dijawab, ayo cepat."
"Tidak! jawab dulu pertanyaanku!"
Boruto mendecih kemudian segera mebalikkan badannya menghadap Sarada, lelaki itu kini menatap dengan mata tajam ke arah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Note For My Senpai (END)
Bí ẩn / Giật gânkakak kelas yang sering ia tulis di note kecil miliknya merupakan seorang pshycopath yang kejam! Warning!!⛔ terdapat kata-kata dan adegan yang tidak patut ditiru⛔ !!Harap bijak dalam membaca!! 15+ pairing - Borusara Story by - @Joliepattice Desclai...