Dari Tetangga Jadi Rumah Tangga (HIATUS)

Part 33 || Dari Tetangga Jadi Rumah Tangga

•~~~•

.

.

.

Assalaamu'alaikum!

Alhamdulillaah ... Atas izin Allah, Pasha bisa lanjut buat cerita ini.

•Dari Tetangga Jadi Rumah Tangga•

Semoga kalian suka sama ceritanya, semoga ada hikmah yang bisa kita ambil juga dalam cerita ini. Jangan lupa votment-nya yaa, biar Pasha makin semangat buat nulisnya. Terima kasih untuk kalian semua.

Don't forget, tetap jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama dan favorite kita yaa💖

- HAPPY READING -

ACHA & DEVAN

.

.

.

•~~~•

   Pagi mulai datang kembali setelah tergantikan oleh malam. Udara dingin pun mulai tergantikan dengan hangatnya cahaya pagi.

   Sinar mentari pun mulai menampakkan diri. Sinarnya menjelajahi setiap muka bumi. Semburat sinarnya mulai memasuki kamar wanita cantik yang tertidur dengan pulas, wanita itu adalah Acha. Cahaya pagi menembus kaca yang tertutup gorden.

   Perlahan-lahan, mentari mulai naik, membuat Acha terganggu dengan sinarnya mentari. Acha pun terbangun, dan membuka mata indahnya.

Drrrttt-drrtttt-drrtttt!

   Ponsel Acha bergetar, karena ada panggilan masuk. Ia segera melihat siapa yang menelponnya itu. Ternyata, Shella.

   "Iya, Shella, kenapa?"

   "Cha? Lo gak sekolah? Apa telat bangun?"

   "Acha gak sekolah dulu, Shella."

   "Kenapa? Jangan bilang lo sakit?!"

   "Cuma gak enak badan aja."

   "Pulang sekolah gue ke rumah lo, gapapa?"

   Acha merasa malu dengan keadaannya saat ini. Dan Acha sedang tidak ingin bertemu dengan siapa pun, termasuk sahabatnya itu.

   "Acha cuma butuh istirahat aja, kok. Shella gak usah repot-repot ke sini," tolaknya secara halus.

   "Tapi, Cha---"

   "Acha gak kenapa-napa, Shella. Percaya sama Acha."

   "Beneran?"

   "Iya."

   Terdengar hembusan pasrah Shella dari seberang sana, "Ya udah, cepet sembuh ya, Cha! Gue rindu minta contekan ke lo. Apalagi kan sekarang ada ulangan harian matematika, duh, repot jadinya Cha kalau gak ada lo," lirih Shella. Mendengar itu, sudut bibir Acha terangkat membentuk senyuman tipis.

   Acha pengen banget cerita semuanya ke Shella. Tapi, Acha takut kalau Shella akan jauhin Acha. Gak ada yang sayang lagi sama Acha, kecuali Shella. Acha gak mau Shella benci Acha dan tinggalin Acha seperti yang lainnya, batin Acha diiringi buliran kristal yang kini mulai berjatuhan.