Bab 20 - Pembicaraan Berdua

805 122 52
                                    

Putra:

Assalamualaikum, Ra
Hari ini lo ke kampus?

Rara heran mendapati Putra menghubunginya lewat jalur pribadi, bukan di grup seperti biasa. 

Rara:

Waalaikumussalam. 
Iya, gue mau nyerahin bab 3.
 
Dosbing minta ketemu jam 8. 
Paling serahin doang sama ambil hasil coretannya di bab 2 yang udah gue kasih. 

Dosbing gue mah gitu orangnya. 
Bimbingan lewat coretan doang. 

Kenapa Rara jadi curhat panjang lebar? Harusnya dia menanyakan keperluan Putra!

Putra:

Bentar doang ya? 
Oke kalo gitu
Sampe ketemu di kampus

Hah? 
Rara bengong. 

Ada apa dengan Putra? Sampai ketemu di kampus katanya? Rasa-rasanya hari ini mereka tidak ada janjian kumpul di kos Raja.

Rara masih bertanya-tanya, tapi ada yang lebih penting! Kalau Putra mau bertemu dengannya di kampus pagi ini, dia harus siap-siap dengan cantik!

Rara bergegas menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi. 

***

"Udah selesai?" 

Untuk kedua kalinya pagi ini, Rara dibuat melongo. Putra menunggunya di depan gedung jurusan Bahasa Jepang. Padahal selama ini Rara yang selalu menghampiri Putra. Kalaupun tidak, biasanya mereka janjian di gerbang atau tempat lain.

Ada angin apa?

"Iya, udah. Nih, gue dapet oleh-oleh coretan bab 2." Rara menunjukkan sebundel kertas di tangannya.

"Oke. Abis ini lo ada urusan lain?" tanya Putra.

Rara cepat-cepat menggeleng. "Lo mau ngajak gue kencan, yaaa?" tebak Rara.

"Bego!" Putra langsung menyahut, tapi Rara bisa melihat sudut bibir cowok itu sedikit terangkat. Sukses membuat jantung Rara berdebar lebih cepat. "Gue mau ngomong sama lo. Tapi, nggak di sini."

"Mau ngomongin apa? Di kosan Raja?" tebak Rara lagi.

Putra terlihat berpikir sejenak, tapi dia menggeleng. "Nggak. Tempat lain aja. Mumpung masih pagi, masih sepi. Ayo!" 

"Ke mana?" Rara bertanya lagi. Putra bahkan belum menjawab mau membicarakan apa.

"Ikut aja!"

Tanpa membiarkan Rara kembali bertanya, Putra melangkah dari sana. Rara segera mengikuti dengan terheran-heran.

***

Rara mengenali rumah makan di hadapannya. Hampir dua bulan lalu, Putra mengajaknya kemari setelah menyelamatkannya dari para penggemar Putra. Rumah makan sederhana dengan menu yang terbilang biasa saja.

Saat mereka sampai, pramusaji di sana baru saja selesai menyapu. Sepertinya rumah makan itu baru saja dibuka. Belum ada pengunjung selain mereka berdua.

Putra mengajak Rara duduk di salah satu sudut ruangan.

"Mau pesen apa?" tanya Putra.

"Gue udah sarapan, sih. Pesen jus jambu aja, deh," kata Rara.

"Oke."

Alih-alih memanggil pelayan, Putra malah menghampiri meja kasir. Selain menyampaikan pesanan mereka, Putra juga ingin minta izin, minta pemakluman kalau-kalau nanti mereka berisik. Tepatnya, kemungkinan cewek yang bersamanya akan berisik. 

LGBT story - FLAITHRI - Cinta di Persimpangan JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang