Part 22❤

11 15 0
                                    

Assalamualaikum

Langsung baca aja

Happy Readding...

" sejujurnya ada yang ingin saya sampaikan"ucap Akandi

"Apa itu"ucap Andra

"Bisa ke ruangan saya"
Andra mengangguk.

***

"Apa yang mau  dokter bicarakan"tanya Andra

"Sebenarnya sudah lama saya ingin memberi tau,tapi selalu saja naura melarang saya"ucap Akandi menatap andra dengan sendu

"Maksud dokter"andra cukup bingung dengan pembahasan ini

"Naura mengidap penyakit Kangker"ucap Akandi

"Ka..kangker"ucap Andra dengan raut wajah terkejut

Akandi mengangguk "Kangker Leukimia"
Jantung Andra medetak 2 kali lebih cepat nafanya beradu jadi selama ini adikny mengalami penyakit kangker,pantas tubuh naura semakin kecil.

"S..sudah berapa lama dok"ucap Andra terbata bata

"Sudah enam bulan dan sekarang kangker naura tlah memaauki stadium akhir"
Mata Andra terpejam bersamaan dengan cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya,adiknya sedang berjuang melawan sakit dan dirinya tidak tau abang macam apa dirinya ini yang tak becus menjaga Adiknya.
Andra berjalan gontai menuju kamar Rawat naura. Keyra dan Wahyu sudah pulang deluan untuk mengurus jenazah ayahnya, dan bayu ,bayustian fikriasya yang merupakan anak ketiga mereka saat ini tengah merangkan menuju indonesia setelah mendengar kabar bahwa Ayah nya meninggal dan adik kecilnya Koma.

Baru saja ingin membuka pintu ruang rawat Tubuh Andra oleng dan

Hap

"Lo gak  apa apa bang"tanya Endra ,untung saja endra sigap menangkap tubuh Andra

"Lo siapa"tanya Andra dengan suara bergetar

"Gue endra temannya naura"

***

Seorang semaja yang sekiranya berumur 25 tahun itu tersimpuh pada gundukan tanah di hadapannya mengusap batu nisan itu dengan diiringi buliran airmata yang jatuh di pelupuk matanya,ada perasaan tak percaya menyelimuti hati cowok ini.

Ayahnya,pahlawannya meninggal,takdir seakan merenggut semua darinyanya.


Anggara Fikriasya
Bin
Keran Fikriasya
Lahir  : 22 Februari xxx
Wafat : 15 Desember xxx

"Bayu"Andra memegang bahu Adik bungsunya itu  kemudian ikut tersimpuh.

"Bang"panggil Bayu dengan suara bergetar

"Takdir jahat bangat yah,renggut ayah dari kita"sial lagi lagi Andra harus menahan tangis dengan senyuman.

"Takdir gak jahat kok,kan tugas ayah di dunia udah selesai "Andra menahan sesak di dadanya,bohong jika dirinya kuat.

"Tapi bayu belum sempet ketemu ayah bang"isak tangis mulai terddngar dari Bayu. Andra berusaha tegar,dan ia harus tegar demi adik dan bundanya.

"Udah ah,mungkin ini takdir terbaik buat kita. Cowo kok nangis,cemen kamu"kekeh Andra.

Bayu menghapus air matanya kemudian memeluk abangnya dengan pelukan ala laki laki.

***

Suara monitor menggema di seluruh ruang kamar rumah sakit.seorang gadis babar babar yang amat di sayangi oleh keluarganya itu terbaring lemas di atas barnkar dengan infus yang berada di tangan kanannya. Seorang cowok dengan setia menemani sosok gadis itu dan berharap mata cantik itu akan terbuka.

"Raaa...yakin lo gak mau bangun"dia Endra,sosok cowok yang selalu menemani Naura di rumah sakit.

"Kok lo nyaman bangat meremnya"

"Gak cape apa merem terus"

"Ini sudah seminggu loh ra,dan lo belum juga sadar"

Endra terus berceloteh di hadapan naura,walau dirinya tau naura takkan menjawabnya.endra memajukan sedikit wajahnya tepat pada telinga naura kemudian membisikkan seauatu.

Clek

Endra melirik kala mendengar suara pintu terbuka,bayu cowok itulah yang datang.Bayu tak terkejut tentu karna dirinya tlah kenal dengan cowok ini ,walau baru beberapa hari bayu cukup tau bahwa endra sangat care terhadapat naura.

"Eh bang..."ucap endra

"Kamu belum pulang juga ternyata"pasalnya endra di rumah sakit dari jam 13:12 dan sekarang waktu tlah menunjukan pukul 19:00

"Ia bang,pengen aja gitu nemenin naura,lagian tante Keyra belum lama balik jadi endra jagain naura sampai bang Bayu atau yang lain dateng"jelas endra
Bayu tersenyum hangat kemudian menepuk pundak cowok Endra

"Gak usah melow gitu,gue tau lo itu sedih liat naura kek gini. Makasih udah care sama naura"

"Ia bang sama sama.gue pamit pulang dulu" Bayu mengangguk singkat.

Selepas Endra pergi  Bayu melangkahkan kakinya menuju tempat adiknya itu terbaring.

"Dek,ini abang!!kamu gak rindu ya sama abang,abang aja rindu sama kamu"Bayu raih tangan naura yang terdapat infus itu."jangan tinggalin abang,abang gak mau kehilangan kamu...cukup ayah yang pergi ,kamu jangan"tanpa permisi air bening itu jatuh menimpa jemari tangan naura.

Bersambung...

Satu vote kalian adalah semangat bagi autor serius

Wajib Vote⚠️⚠️

Naura Alicia (Tahap Revisi)//On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang