Sebelum meneruskan membaca cerita ini boleh follow akun wattpad ini dan bisa juga follow akun ig aku: @sfs_fulsun.
Terimakasih😊😊🦋🦋🦋
Sinar matahari sudah menyeruak masuk ke dalam ruangan. Selambu kamar yang awalnya masih tertutup kini sudah terbuka. Kak Marko yang masih setia memeluk guling dan masih berselimut yang menutupi sampai ke wajahnya.
"Huaaaaa... masih pagi kenapa jendelanya udah di buka aja sih, kan silau" ucapnya sembari meregangkan otot-otot tulangnya.Di depan meja belajar, Nara yang masih sibuk memasuk-masukkan buku ke dalam tasnya menjawab "emang gak malu sama ayam ya kamu kak. Mereka aja udah bangun dari pagi terus nyari makan. Lah kakak masih merem aja"
"Ya maap, alarm kakak juga gak bunyi. Padahal udah kakak setel lo" kak Marko berdiri sambil membenarkan rambutnya yang masih begitu berantakan dengan ekspresi kebingungan.
"Astaga kakak." Nara berbalik dan menatap wajah kakaknya dengan sangat keheranan, dan melanjutkan ucapannya "kak, kamu tuh tidur apa simulasi mati sih. Orang alarm kakak tuh udah bunyi berkali-kali, sampai ngegganggu tau. Sumpah ya kak, mungkin kalau ada gempa, kakak pasti gak akan bangun. Orang kalau tidur aja udah kayak orang mati" cerocosnya
Kak Marko berjalan ke arahnya dan menutup mulut Nara. Nara pun memberontak tak terima jika dirinya diperlakukan seperti itu oleh kakaknya.
"Apa sih kak. Itu namanya kekerasan dalam keluarga, tahu gak!"
"makanya masih pagi gak usah ngajak ribut ya kamu."Nara melirik dengan heran ke arah kakaknya, menyubit lengan kakaknya.
"Nara, aduh. Sakit tau." Kak Marko meringis dan memegangi lengannya. Nara melepaskan cubitannya.
"Biarin salah sendiri usil banget sama adik sendiri. Udah sana cepetan mandi!"
Sekonyong-konyong Nara mendorong kakaknya itu agar segera keluar dari kamarnya dan pergi mandi.Sebelum ia benar-benar keluar dari kamar adiknya ia mengacungkan jempol, dan di balik pintu kak Marko tersenyum dengan sangat di buat-buat. Nara yang melihat kelakuan kakaknya yang absurd itu hanya menggelengkan kepala. Sebelum ia berniat melemparkan buku yang baru saja ia ambil dari meja belajarnya, kak Marko langsung buru-buru menutup pintu kamar dan berteriak "DON'T BE ANGRY YA BAYI BESAR!!"
Di dalam kamarnya Nara yang sedang berdiri di depan cermin sedang merapikan seragam yang ia kenakan, ia melakukan beberapa gerakan berputar ke kanan, berputar ke kiri melihat dirinya dari sisi depan dan melihat dari setiap sisi. Lalu di dalam batinnya ia bertanya "kenapa aku harus lahir menjadi diriku yang seperti ini?".
Dari kalimat seperti ini yang aku maksud itu bisa jadi ada beberapa makna; seperti ini karena aku bersyukur bisa hidup bersama keluarga yang selalu menyayanginya
seperti ini karena aku masih bingung karena belum bisa menemukan jawaban dari semua kegelisahannya
atau seperti ini karena aku terlalu tertekan karena sifatku yang terlalu perfeksionis.
Apa yang aku cari?
Bukan salah jika memiliki sifat yang perfeksionis. Namun dari sifat itu, apakah ia bisa menerima dirinya apa adanya?
Belum. Itulah jawaban dari dirinya.
Setelah selesai menyiapkan semuanya, Nara langsung pergi ke meja makan. Seperti biasa, diatas meja makan sudah ada beberapa makanan untuk sarapan. Dan salah satu menu andalan mama saat pagi hari yaitu nasi goreng. Makanan mengandung banyak lemak namun sedap untuk di makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Temu (On Going)
Teen FictionKamu tau kan kenapa kita di hadirkan di bumi ini? kita semua yang di hadirkan di bumi ini semuanya ada alasannya, ada manfaatnya. Jangan pernah kamu merasa kamu yang paling nggak berguna. Buang fikiran itu Na. Kamu berguna, kamu berharga Na.