Sebelum meneruskan membaca cerita ini boleh follow akun wattpad ini dan bisa juga follow akun ig aku: @sfs_fulsun.
Terimakasih😊😊🦋🦋🦋
Di sepersekian menit aku hanya memandang pada lembaran-lembaran poster yang tertempel di mading itu, tiba-tiba aku tersadar karena seseorang menepuk pundak ku. Aku langsung menoleh kepada seseorang yang ada di pebelakangku.
Aku terperanjat setelah melihat kearah belakangku. Sama halnya dengan orang itu, ia juga sama-sama kagetnya.
Seseorang itu tidak hanya sendiri, melainkan bersama dua teman laki-lakinya yang berada di sampingnya.
"Maaf, lo jadi kaget" ia berbicara ke arah ku sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
Aku menjawab dengan nada yag terbata-bata "ha...oh iy gapapa kok".
Namun berbeda dengan kedua laki-laki yag ada di sampingnya, mereka berdua masih sibuk dengan memainkan handphone yang ada di genggamannya itu. Sampai pada akhirnya, ketika aku tidak sengaja melihat laki-laki yang mengajakku berbicara tadi menyenggol keduanya dengan sikunya. Dan keduanya pun akhirnya menghentikan aktifitas mereka dari handphone masing-masing. Dan di akhir mereka berdua hanya nyengir di hadapan Nara.
"Hmm..sebenarnya gue mau nanya, ruang guru ada di sebelah mana ya?"
"oh.. Itu kamu lurus aja terus sampai nanti ketemu belokan itu. Nah nanti kamu belok aja ke kiri. Nanti ruangannya ada di depan aquarium yang ada di dekat sana" Nara berbicara sembari mengarahkan jari-jarinya memberitahu mereka. Mereka menyimak apa yang aku katakan, sembari mengangguk-anggukkan kepala.
"Oh..baik kalau gitu, gue pergi dulu, dan terimakasih ya" laki-laki yang ada di hadapanku itu tersenyum ke arah ku.
Lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke ruang guru yang mereka tanyakan.Tak menunggu lama, aku juga melangkahkan kaki ku untuk pergi meninggalkan tempat itu. Melangkahkan kaki ku menuju ke ruang kelas ku. Dan mungkin juga sebentar lagi bel akan berbunyi.
Namun sesampainya di depan pintu kelasnya langkah kaki ku terhenti karena seseorang menarik lenganku secara paksa.
Siapa lagi kalau bukan Sea dan teman-temannya.
Beberapa bulan semenjak kedatangan Sea di sekolah ini Nara selalu malas jika ingin pergi ke sekolah. Sea selalu melakukan segala hal apa yang selalu ia inginkan, tanpa memperdulikan bagaimana akibatnya.
Seminggu setelah Sea pindah ke sekolah ini, ia sudah melakukan kesalahan yang akhirnya membuat dirinya harus di panggil ke ruang BK. Namun ia tak pernah merasa jera ataupun kapok terhadap semua kelakuannya. Ia selalu mengancam semua guru dengan nama Papanya. Sampai pada akhirnya ia selalu melakukan kesalahan yang sama.
Di depan pintu aku masih terhenti karena cengkraman itu masih terasa sangat kuat. Aku tidak mencoba melawannya. Aku pikir jika nanti aku melawan cengkramannya di tangannya itu akan semakin kuat dan membuat lenganku sakit.
Dan aku nggak mau menambah rasa sakit kepada diriku lebih dari itu.
Lalu aku berucap dan melihat kearahnya "kenapa..?"
Sebenarnya aku ingin marah kepadanya, namun lagi dan lagi aku nggak bisa marah. Aku hanya berani menatapnya sebentar.
Berebeda denganku, Sea menatapku lekat-lekat dan berucap "lo jangan pernah deket-deket sama Nana, atau lo akan tau akibatnya!" Ancamnya.
Setelah ucapan perempuan itu selesai aku kembali menatapnya dengan bingung.
"Apasih maksudnya?" Batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Temu (On Going)
Teen FictionKamu tau kan kenapa kita di hadirkan di bumi ini? kita semua yang di hadirkan di bumi ini semuanya ada alasannya, ada manfaatnya. Jangan pernah kamu merasa kamu yang paling nggak berguna. Buang fikiran itu Na. Kamu berguna, kamu berharga Na.