Bab 6# Kang Ojek

27 13 3
                                    

Sebelum meneruskan membaca cerita ini jangan lupa vote, komen dan follow akun ini ya terimakasih😊😊❤❤

🦋🦋🦋

"Eh lo yang tadi di lorong kan?" tiba-tiba saja Haidar yang posisinya berada di belakang Nara itu membuat ia berbalik kebelakang.

Nara diam beberapa detik, sambil memelototkan matanya kaget di hadapan laki-laki itu.

Melongo iya aku masih tetap melongo.

"Lo di tanya kenapa diam aja sih. Lo dengerkan?" ulang Haidar

"Eh...iya gue denger kok" ucap Nara, sambil membenahi rambutnya.

Iya aku gugup.

"Jadi nama lo siapa?" lanjut Haidar masih bertanya kepada ku

"Nama ku Kinara Putri Dinayu" lalu aku tersenyum kikuk di hadapannya. Dan tak menunggu waktu lama aku kembali memposisikan diriku seperti semula.

Namun setelah beberapa detik Nara kembali ke posisi awal, Nana membalikkan badannya ke belakang, lalu berucap "lo jangan bikin malu gue. Apalagi lo Janu, jangan mainin cewek mulu kasian nanti yang jadi korban lo. Yang dulu aja lo belum tanggung jawab" lalu ia kembali ke posisi awalnya.

Aku hanya melirik kearah Nana. Namun lagi-lagi tatapan kita tak sengaja bertemu lagi.

Dan tiba-tiba saja hati dan pikiran ku terlalu kalut karena tatapannya. Dari bagaimana caranya bicara dengan suaranya yang berat namun tak bising untuk didengar. Cara bagaimana matanya menatap seseorang yang baru ia kenal, tatapan yang dingin namun juga hangat membuat jantungku berdetak tak karuan, dengan bulu matanya yang sangat cantik. Sementara bentuk wajahnya yang mengoval dengan rahang yang tidak terlalu tegas membuat saya berpikir bahwa ia seperti cowok gaul biasanya ketika ia mengajak ku berbicara waktu pertama kali ia masuk di kelas ini. Dan rambut hitamnya yang memberi kesan bahwa ia mempunyai karismatik yang sangat tinggi.

Tiba-tiba saja semua apa yang ia lakukan dan apa yang ia punya dari tubuhnya menyarang di otak Nara.

Apakah mungkin ini yang namanya jatuh cinta?

Nggak mungkin aku jatuh cinta. Apa-apaan jatuh cinta-jatuh cinta.

Perasaan seperti apa ini?

Ya ini adalah perasaan kagum ku terhadap dia. Gak lebih.

Berkali-kali aku menyadarkan diri dengan menggeleng-gelengkan kepalaku.

Dan benar saja tingkah Nara malah membuat laki-laki itu semakin penasaran terhadap Nara.

Ia menatap Nara dengan wajah bingung nya, dan karena Nara tetap saja cengoh dengan masih menepuk-nepuk pipinya dan mengedip-ngedipkan matanya Nana kembali ke posisi sebenarnya. Nana tak mau memperdulikan tingkah aneh Nara itu.

Logika dan hati,

Jika perempuan melihat sesuatu dengan hati, namun berbeda lagi dengan laki-laki ia akan menggunakan logikannya untuk melihat sesuatu.


Tidak munafik jika seseorang akan tergila-gila kepada sosok yang memiliki fisik yang tampan ataupun cantik. Setiap orang pasti akan melihat luarnya terlebih dahulu. Seperti halnya saat kita membeli sesuatu yang berwadah, pasti akan memilih barang yang tempatnya bagus dan rapi, lalu baru mereka akan melihat dalamnya.

Garis Temu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang