Bab 9# Nana

23 11 1
                                    

Aku cuma mau ngingetin jangan lupa follow, vote dan komen sebelum melanjutkan membaca cerita ini.😊😊💚

🦋🦋🦋

2007

Lelaki kecil itu terlihat sangat bahagia. Senyum indah yang ia pancarkan dengan mata yang cantik dan bersinar. Lelaki kecil itu berlari-lari kesana-kemari, mengitari bunga-buanga yang ada di taman itu. Dengan tangan kanannya memegang jaring kecil untuk menangkap kupu-kupu yang terbang dan hinggap pada bunga-bunga yang bermekaran disana.

Bunga-bunga di kala itu bermekaran dengan sangat indah. Sama halnya dengan lelaki kecil itu, senyum itu sama cantiknya dengan bunga-bunga yang bermekaran disana, dan sinar matahari yang bersinar cerah, secerah mata indah yang dimilikinya.

"Hati-hati! Jangan lari-lari!" ucap seorang perempuan paruh baya, berpakaian dress sepanjang lututnya berwarna white ivory. Mengarahkan lensa yang ia pegang, memotret buah hatinya itu beberapa kali. Lalu ia tersenyum melihat wajah buah hatinya itu bermain dengan wajah yang sangat bahagia.

Ia duduk di kursi putih panjang yang terletak di bawah pohon taman itu. Lelaki kecil itu berlari menghampirinya, rambut hitamnya berayun-ayun, dan tangannya diangkat menunjukkan kepada Bunda nya apa yang ia dapat. "Bunda-bunda" ia tersenyum.

"Bunda aku sudah dapat kupu-kupunya. Cantik iya Bunda kupu-kupunya" ia tersenyum ke arah bundanya, sembari menunjukkan kupu-kupu yang sudah ia tangkap dan ditaruh di dalan kotak yang sudah ada di tangan kirinya.

"Iya cantik banget kupu-kupunya. Hebat kamu" Bundanya tersenyum ke arahnya, mengelus pucuk rambutnya dan mencubit gemas hidung sang buah hatinya.

"Pasti lah, Nana gituloh." senyum laki-laki itu terpancar lagi. "kupu-kupunya cantik kayak Bunda" ia menatap Bundanya dengan tatapan yang berbinar-binar.

Tatapan anak kecil berusia enam tahun itu terlihat sangat tulus. Dan Bunda mengangguk dan tersenyum terharu mendengar apa telah di katakan oleh buah hatinya itu.

"Tapi setelah ini kupu-kupunya di lepasin lagi ya?" tanyanya sembari tersenyum dan menatapnya dengan teduh.

"Kenapa di lepasin Bunda ? Kan nangkapnya susah Bunda" ia membalas menatap Bunda dengan mengerutkan kedua alisnya, dan sepertinya ia kecewe mendengar perkataan Bundanya.

"Kasian cantiknya, nanti dia nggak bisa terbang bebas. Nggak bisa ketemu sama keluarganya, teman-temanya kalau kamu taruh di kotak itu terus" Bunda menunjuk kotak yang di pegang buah hatinya itu.

"Nanti biar Nana cariin teman biar nggak kesepian lagi cantiknya" ia menatap Bunda dengan penuh harap. Menarik turunkan alisnya dan tersenyum ke arah Bundanya. Namun Bunda menggeleng kan kepalanya dan tersenyum.

"Kalau kamu sayang sama si cantik dan biar si cantiknya nggak sendirian lagi kamu harus lepasin si cantik. Biar dia bisa terbang bebas mencari dan menemukan teman-temannya dan keluarganya. Dan kalau si cantik nggak kamu lepasin bunga-bunga yang ada disini juga bisa mati, kasian kan nanti?" Bunda masih menatap si buah hatinya itu dengan tatapan yang sangat lembut dan teduh.

Lelaki kecil itu mengangguk lalu membuka kotak yang di pegangnya. Membiarkan kupu-kupu itu terbang sesuka hatinya. Mencari tempat yang paling nyaman dan rumahnya.

Lalu lelaki kecil itu memeluk Bundanya sangat erat. Tangan kecilnya melingkar di leher Bunda. Begitupun Bunda, ia membalas pelukan kecil itu, tangannya mengusap punggung kecil itu. Dan di balik pelukan hangat Bunda ia berkata "anak Bunda memang baik dan hebat"

Garis Temu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang