Prolog

3.7K 439 18
                                    

Ratasya menatap kesal ke arah pria cacat yang kini bersandang status suami untuknya. Pernikahan yang di paksakan yang berakhir dengan tragedi mempelai pria kabur dan di gantikan dengan sang kakak yang cacat, Ratasya semakin geram mengingat sosok Arya Argadi Mahesa, si mempelai pria yang pengecut.

Bisa-bisanya lelaki itu mencampakkan dirinya yang nyaris bisa dikatakan sempurna? Ratasya Amelia Putri adalah gadis berusia 24 tahun berparas cantik, dia adalah salah satu bunga desa dan kembang kampus bahkan di tempat kerjanya pun dirinyalah yang paling cantik. Meski begitu, Ratasya memang gadis tertutup dan senang diam di balik layar daripada menonjolkan diri.

"Saya akan menggunakan kamar mandi duluan."

Suara lelaki itu memecahkan keheningan diantara mereka. Gadis itu hanya menghela nafas dan mulai fokus untuk menghapus rias make up pengantin di wajahnya. Wajah cantik namun tak secantik nasibnya, gadis itu menghela nafas lagi lalu segera membersihkan wajahnya. Dia ingin segera melupakan momen hari ini, dimana seharusnya bagi orang normal. Momen pernikahan adalah momen yang takkan pernah dilupakan seumur hidup dan selalu dikenang dengan indah. Tapi tidak untuk Ratasya!

Setelah membersihkan tubuhnya dia pun mulai membuka  baju pengantinnya yang memang dirancang sederhana agar tidak begitu merepotkan dirinya dalam melepaskan  pakaian indah yang cuma dia pakai sekali dalam seumur hidupnya. Selesai membalut tubuhnya dengan piyama terusan gadis itu pun menunggu suami cacatnya untuk keluar dari kamar mandi.

Menyedihkan sekali, untuk membersihkan tubuhnya saja lelaki itu harus menghabiskan waktu yang lama, apa lagi untuk melakukan hal yang berguna? Apa lelaki itu sanggup menafkahinya lahir dan batin? Jangankan lahir, Ratasya yakin untuk masalah finansial lelaki itu pasti di pasok oleh orang tuanya karena sang anak cacat. Sungguh memalukan!

"Sial Arya, kenapa kau mencampakanku hingga aku harus berurusan dengan pria cacat ini!" Gerutu Ratasya yang tanpa sadar jika Chris mendengar gerutuan gadis itu. Lelaki itu hanya bisa menatap lirih kepada kedua kakinya yang cacat. Lelaki itu pun  menarik nafas dan pura-pura baru keluar dari kamar mandi dengan tongkat penyangganya, dan dengan ketus Ratasya pun segera memasuki kamar mandi dan menguncinya dari dalam.

*****

Chris menatap pantulan tubuhnya di cermin, dia sebenarnya bukan lelaki yang tidak berguna. Dia hanya senang dengan keadaannya yang seperti sekarang, dengan kelumpuhannya dia bisa melihat mana orang yang tulus kepadanya dan yang hanya pura-pura baik kepadanya.

Setelah kecelakaan lima tahun silam, Chris jadi tahu jika selama ini adiknya Arya merasa tersisihkan dan menderita karena sang kakak selalu di bangga-banggakan oleh kedua orang tuanya. Chris memang lelaki yang baik, tampan, sopan dan bertangan dingin dalam mengelola perusahaannya. Terbukti, meski dirinya cacat, perusahaannya malah terus berkembang semakin pesat. Berbeda jauh dengan perusahaan yang dikelola adiknya di Bali yang selalu bermasalah dan membuat sang kakak sibuk memperbaiki kondisi perusahaan.

Meski sekarang Chris sudah mengalah dengan bersembunyi di balik kecacatannya namun sang adik malah makin menjadi, setelah memfoya-foyakan uang perusahaan hingga nyaris bangkrut, kini dia malah meninggalkan calon istrinya yang merupakan anak gadis dari pengusaha terkenal yang baru saja menjadi rekan kerja perusahaannya.

Chris merasa lelah dengan tingkah Arya yang semena-mena, kalau memang dari awal dia menolak perjodohan. Kenapa dia mengiyakan pernikahan ini dan malah membuat kekacauan? Chris bersyukur keluarga Ratasya tidak menolak usulan orang tuanya untuk menjadikan dirinya sebagai pengganti Arya karena reputasi baik yang dimiliki oleh dirinya, ya meski dirinya lumpuh.

Gadis itu akhirnya keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar, aroma sabun dan shampo menyeruak di penciuman lelaki itu. Ratasya memang gadis yang cantik meski jutek dan terlihat galak.

"Saya mau tidur duluan, besok saya masuk kerja."

"Tapi kita baru saja menikah."

"Maksudmu? Kau ingin kita seperti berbulan madu menghabiskan waktu berdua?" Ejek Ratasya sambil melihat jijik ke arah Chris.

"Setidaknya hargai orang tua kita."

Ratasya tersenyum sinis.

"Sudahlah, saya capek,  saya mau tidur. Dan kau tidur ditempat lain. Terserah!"

Gadis itu pun menaiki tempat tidur dan melempar satu bantal ke arah suaminya dan langsung memejamkan matanya.

Chris hanya bisa menangkap bantal itu dan menatap istrinya dengan perasaan terluka.

TBC

Hai balik lagi dengan proyek terbaruku, maaf ya buat cerita yang belum selesai. Asli udah gak mood lagi untuk di lanjutkan selain aku sudah lupa lagi bagaimana alur cerita dan karakter tokoh² nya. Daripada jd gk nyambung aku pending dulu ya cerita yang lama, sambil aku melatih lagi cara menulis n berceritaku yang kembali terasa kaku.

Happy reading ya, semoga suka....

Cianjur, 30 Desember 2021

Ratasya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang