R5

2K 337 10
                                    

Happy reading.....




Kehidupan Ratasya berubah drastis, kegiatan bercinta baginya seperti sebuah keharusan, setiap malam mereka pasti bercinta dan Chris selalu bisa memberi kepuasan yang Ratasya inginkan. Entahlah, apa hubungan ini karena nafsu belaka atau cinta. Yang pasti Ratasya takkan sudi berbagi tubuh suaminya dengan wanita mana pun, di hati suaminya harus selalu ada dirinya. Hanya Ratasya yang bisa menyentuh dah memuaskan lelaki itu.

Seperti sekarang, Ratasya berhasil membuat ruang kerja suaminya berubah menjadi tempat pergulatan yang panas, dimana Ratasya yang menjadi penguasa. Perempuan itu menggoyangkan tubuhnya di atas suaminya yang aktif menjamah tubuhnya dari bawah. Ratasya senang bisa membujuk Chris untuk menyentuhnya padahal lelaki itu sedang sibuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. Dengan hanya menyentuh wajah lelaki itu sambil memamerkan belahan dadanya, lelaki itu langsung bertekuk lutut dihadapannya.

Ratasya menghela nafas, Ratasya suka dengan kegiatan ini. Meski lelah tapi setelah tertidur tubuhnya akan terasa kembali prima dan bersemangat.

"Kita pindah ke kamar."

Namun Ratasya menggelengkan kepala, dia mengeratkan tubuhnya dan memeluk suaminya dengan manja.

"sayang...."

Chris pun mengalah, dia menatap ke arah meja kerjanya yang berantakan karena ulah istrinya.

Chris merasa bahagia, ingin rasanya dia menunjukan bahwa dirinya bisa berjalan dan memberikan Ratasya kepuasan lebih. Tapi apakah istrinya akan bersikap biasa saja? Atau malah sebaliknya? Bukan maksud Chris ingin menipu istrinya namun jujur saja awalnya dia nyaman seperti ini tapi setelah berhasil mendapatkan hati sang istri, Chris merasa ada yang mengganjal. Chris merasa bersalah.

"Kamu memikirkan apa?"

Ratasya mengusap rahang suaminya dengan lembut.

"Tidak ada "

"Bohong."

Chris tersenyum.

"Saya bahagia memiliki istri seperti kamu, cantik dan panas."

Ratasya tersipu malu. Dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya. Ratasya merasa menjadi bucin sejati, hanya dengan sedikit pujian hati dan tubuhnya langsung luluh dan lemah.

"Aku mau mandi."

Ratasya bangkit lalu memakai bajunya kembali.

"Saya selesaikan dulu pekerjaan saya, tidak apa-apa?"

Ratasya hanya tersenyum lalu keluar dari ruang perpustakaan.  Perempuan itu berjalan dengan hati gembira.

"Ratasya." Panggil seseorang membuat tubuh perempuan itu menegang, dia membalikan tubuhnya dan melihat sosok Arya Agradi Mahesa.

"Hallo kakak ipar, mantan calon istri."

"Mau apa kamu kesini?"

"Apakah aku tidak boleh menengok kakak ipar ku sendiri?"

"Untuk apa?"

"Aku tahu pernikahanmu dengan kakakku tidak bahagia "

Ratasya tersenyum sinis.

"Jangan sok tahu!"

"Sudah 3 tahun kau belum juga memiliki anak, apa suamimu itu impoten? Keperkasaannya ikut lumpuh? Jangan-jangan kamu masih perawan!"

Ratasya mengibaskan rambutnya memperlihatkan leher jenjangnya yang penuh dengan tanda kepemilikan Chris.

"Siap-siaplah mendapatkan keponakan yang tampan!" Ejek Ratasya lalu pergi meninggalkan Arya yang tampak geram melihat kebahagiaan Ratasya.

Arya merasa kesal, rasa iri kepada sang kakak semakin menjadi. Bagaimana tidak? Setelah dirinya berusaha menghancurkan perusahaan di Bali dan Lombok, Chris mampu membuat perusahaan itu melewati masa krisisnya, Arya pun mengacaukan pernikahan yang tidak dia inginkan dan Chris kembali menjadi pahlawan, sementara dirinya menjadi buronan. Hidup terlunta-lunta karena ya memang ulahnya sendiri. Kartu kredit dan ATM nya di bekukan oleh orang tuanya sehingga Arya terpaksa hidup miskin dan terpaksa dirinya muncul kembali karena sudah lelah hidup dengan serba kekurangan. Banting tulang dengan hasil yang tidak sepadan.

Apa lagi sekarang dia malah melihat kehidupan kakaknya yang kembali sempurna, Arya memasuki ruang perpustakaan dan melihat kakaknya yang lumpuh sedang fokus menatap laptopnya.

"Hai kakak."

Chris pun tampak terkejut melihat adiknya kembali.

"Ada apa kamu kesini?"

"Wow galak sekali, sama seperti istrimu, mantan calon istriku."

"Tutup mulutmu!"

"Kalau kakak bosan, kakak bisa berikan Ratasya kepadaku."

"Ratasya bukan barang."

"Tapi pelacur kan, kakak?"

"Dia istriku dan kamu harus menghormati dia sebagai kakak iparmu!"

"Hah."

Arya tertawa kesal.

"Pelacur itu!"

"Kakak iparmu!"

"Ceraikan dia kak!"

"Apa maksudmu?"

"Kakak akan menyesal jika kakak tidak menceraikan pelacur itu!" Ucap Arya sambil pergi meninggalkan kakaknya yang menahan kesal.

Berani-beraninya adiknya datang dan berucap seperti itu, bagaimana pun Chris mencintai Ratasya, sangat mencintai perempuan itu. Baginya Ratasya itu berharga, bukan pelacur.

*****

Ratasya menatap suaminya yang terlihat pendiam sejak percintaan panas mereka di ruang perpustakaan.

Apa Arya menemui Chris? Apa yang Arya katakan? Karena Ratasya yakin sikap diam suaminya pasti ada hubungannya dengan kehadiran Arya tadi siang.

"Chris, kau kenapa?"

"Kamu tadi bertemu Arya?"

"Iya, lelaki itu masih berani muncul."

"Jangan dengarkan ucapan dia. "

"Tentu saja, untuk apa?."

"Kamu mencintaiku?" Tanya Chris membuat Ratasya gelagapan,

kenapa juga Chris menanyakan soal perasaanya?

"Chris..."

"Apa kamu mencintaiku?"

"Tentu saja, kamu sendiri?" Tanya Ratasya sebal, Chris tersenyum lalu mengusap wajah istrinya.

"Lebih dari kamu."

Lalu lelaki itu menarik tubuh Ratasya ke pelukannya. Ratasya hanya bisa pasrah saat dirinya harus memuaskan lelaki itu di atas kursi roda.

Bercinta dan bercinta...

Entahlah Ratasya tidak pernah merasa bosan dan puas dengan sentuhan suaminya. Lelaki cacat itu benar-benar membuat Ratasya merasa ketagihan akan sentuhannya.

"Kamu lelah?"

Ratasya hanya mengangguk pelan lalu mencium suaminya dengan lembut.

"Jangan pernah tinggalkan aku Chris." Bisik Ratasya lalu membiarkan kesadarannya tenggelam bersama rasa kantuk yang menerpa.

Chris tersenyum bahagia, mana bisa dia meninggalkan istri tercintanya. Bahkan sekarang saja dia enggan untuk membersihkan tubuhnya barang sebentar, dia tidak mau berpisah dari istrinya, dia  tidak pernah puas untuk menyentuh dan mandang istrinya yang cantik.

Sudah hampir dua Minggu dia menyentuh istrinya, adakah si jabang bayi sudah bersemayam di perut istrinya? Lelaki itu mengelus lembut perut istrinya.

"Papa ingin kamu tumbuh sehat di dalam sana." Bisik Chris lalu memeluk istrinya.

"Saya mencintaimu Ratasya." Guman Chris lalu memejamkan matanya. Berharap pernikahannya akan selalu di kelilingi oleh kebahagiaan

TBC

Thanks for reading, semoga kalian suka.....

Ratasya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang