R17

1.1K 250 14
                                    

Ratasya menatap suaminya yang tengah terlelap di atas sofa karena kelelahan, bekerja sambil menjaganya. Chris memang suami yang sempurna, tampan dan pekerja keras. Meski Chris terkadang suka memendam masalahnya sendiri dan mengambil keputusan tanpa melibatkan istrinya.

Ratasya mengusap perutnya, sekitar seminggu lagi kandungannya akan menginjak tujuh bulan, Ratasya sudah tidak sabar untuk melihat bayinya, apa mirip dirinya atau Chris? Ratasya tersenyum membayangkan anaknya jelmaan Chris junior. Berambut pirang tampan dan sepintar ayahnya, sungguh Ratasya sangat bahagia jika kelak dia hamil lagi dan anak keduanya mirip dirinya dan berjenis kelamin perempuan.

"Kenapa kau tersenyum sendiri sayang?" Tanya Chris membuyarkan lamunan Ratasya. Perempuan itu tersenyum malu sambil mengusap perutnya.

"Kamu sedang memikirkan saya?"

Ratasya menggeleng sebal, percaya diri sekali suaminya ini.

"Lalu?"

"Aku membayangkan, bagaimana jika anak kedua kita perempuan yang mirip aku. Karena aku yakin bayi kita ini laki-laki yang mirip denganmu."

Chris tersenyum geli dengan pemikiran istrinya yang terkadang seperti anak-anak.

"Iya sayang, bagi saya nanti kamu hamil lagi, perempuan atau lelaki sama saja. Saya akan menyayanginya dengan sepenuh hati."

Ratasya tertawa bahagia lalu mengusap lembut wajah suaminya.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

"Saya juga sangat mencintai Ratasya, istriku yang paling cantik."

Ratasya hanya tersipu malu dan menyembunyikan wajahnya di dada Chris.

******

Chris memejamkan matanya sejenak, rasa lelah terus menghampirinya. Tadi dia menemui Anggi, dokter yang merawat istrinya. Meski Kondisi Ratasya kian membaik, namun Anggi memperingatkan Chris untuk ekstra menjaga Ratasya karena perempuan itu memiliki kandungan yang lemah disertai hipertensi dan ada kemungkinan jika Ratasya tidak boleh hamil lagi karena itu akan membahayakan nyawa sang istri.

Chris tersenyum hambar, mengingat mimpi Ratasya yang menginginkan anak kedua yang mirip dengan dirinya. Apa Ratasya takkan kecewa dan bersedih jika dia tahu yang sebenarnya?

"Chris" sapa Daniel membuyarkan lamunan anak tirinya.

" Pa."

"Besok klien kita ingin kamu yang langsung menemuinya."

"Klien yang mana?"

"Pak Jamali, dia dan boss nya ingin menemuimu."

"Baiklah, saya akan menemui mereka. Sudah ada kabar tentang Arya?"

Daniel menghela nafas lalu duduk lemah di atas sofa.

"Apa Papa salah jika masih mentransferkan sejumlah uang pada anak itu?"

Chris menghela nafas, dia merasa tidak enak untuk menjawab pertanyaan sang ayah. Bagaimana pun dia hanya anak tiri dan dia tidak berkewenangan untuk memberi saran pada Daniel.

"Aku sangat menyayangi Arya dan itulah kesalahan Papa sehingga Papa tidak bisa mendidik Arya dengan benar."

"Papa, semua sudah takdir, Papa jangan menyalahkan diri terus."

"Tapi Papa terlalu memaksakan dia untuk bisa menjadi sepertimu, padahal setiap anak memiliki keinginan dan hasrat yang berbeda, Arya menyukai kebebasan."

Chris hanya bisa diam, dia bingung harus bagaimana menanggapi perkataan ayahnya.

******

Chris menghela nafas, dia sungguh gugup karena banyak gosip berhembus jika atasan pak Jamali sangat sombong dan galak. Dia tidak suka sesuatu yang tidak sempurna, bagaimana jika Chris gagal mendapatkan proyek ini? Proyek yang cukup besar dan mampu melejitkan perusahaannya dengan sangat pesat.

Chris duduk di sofa kantor perusahaan Arto, dia sedang menunggu pak Jamali yang sedang mempersiapkan pertemuannya dengan sang boss.

Tak lama Chris pun di minta seorang sekretaris untuk berjalan menuju ruang rapat.

Chris terkejut karena isi ruangan itu hanya ada Jamali, dirinya dan seorang lelaki tua yang duduk di atas kursi roda. Auranya sungguh terpancar kuat membuat Chris merasa gugup.

"Oh jadi ini, Christopher Agradi Mahesa?"

"Saya, pak."

"Panggil saja saya Arto."

"Baik pak Arto."

Kakek tua itu pun terus menatap Chris membuat lelaki itu salah tingkah.

Mereka diam dalam keheningan karena lelaki tua itu seperti sedang asik memandangi dirinya. Sekilas Chris menatap pria tua itu seperti familer, wajahnya sangat tidak asing. Namun dimana dia pernah bertemu lelaki tua itu?

"Baca proposal pemuda itu dengan teliti." Titah Arto kepada Jamali dan lelaki itu dengan sigap mengambil proposal yang disodorkan Chris dan langsung membacanya dengan seksama.

"Kamu sudah menikah?"

"Iya pak dan istri saya sekarang tengah mengandung."

Lelaki itu tampak tersenyum tipis lalu menenggak botol mineral yang sedari tadi dia genggam.

"Daniel sepertinya menjagamu dengan baik."

Chris menatap bingung ke arah lelaki tua itu.

"Kamu sangat cerdas dan kuat."

"Anda mengenal Papa saya?"

"Tentu, tidak ada yang tidak mengenal Papamu."

Chris tersenyum bangga, ya ayahnya memang ayah yang terbaik. Tidak seperti papa kandungnya yang hilang entah kemana.

"Sayangnya, dia berhasil mendidikmu tapi gagal mendidik anak kandungnya sendiri."

Chris terkejut, Arto ternyata mengetahui banyak hal tentang keluarganya.

"Anda tahu?"

"Tentu saja, saya juga tahu tentang Infinity, Mama kandungmu."

Seketika tubuh Chris menegang, dia sangat ingin mengetahui soal orang tuanya, cerita yang sesungguhnya.

"Bagaimana sosok ibu saya?"

Arto tersenyum tulus lalu mengusap botol air mineralnya.

"Dia adalah primadona  di sekolah, gadis cantik yang pintar bergaul."

"Apa benar kekasihnya memperkosa ibu saya?"

Lelaki tua itu menunduk, seperti ada rasa sakit dan penyesalan.

"Iya tapi... Seandainya dia tidak memperkosa ibumu, mungkin kamu tidak akan pernah ada di dunia ini. Bukan begitu? Dia pasti bangga memiliki anak sehebat kamu."

"Dan ibu saya tidak akan meninggal saat melahirkan saya "

"jangan pernah menyesali hal itu, ibumu berjuang agar kamu tetap hidup sehingga dia rela menukar nyawanya dengan dirimu."

Chris tampak terkejut dengan pernyataan lelaki itu.

"Dia begitu ingin kamu hidup, dia sangat menyayangimu tanpa memperdulikan jika ada seseorang yang takut kehilangannya dan berakhir  dengan penderitaan dan rasa sakit yang sampai sekarang masih di rasa atas kehilangan dirinya."

Chris hanya bisa terdiam, memaknai kata-kata aneh lelaki tua itu.

TBC

Sorry baru bisa update, wattpad ku susah d buka dan ternyata karena memori ponselnya penuh. Aku pikir karena sinyal tp ternyata setelah di stel ke pabrikan, aku bisa buka wattpad lagi.

Thanks for reading.....

Ratasya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang