R9

1.5K 289 11
                                    


Happy reading.....

Chris menatap tak suka ke arah Fiona, gadis itu berani sekali menerobos masuk ke dalam ruangannya.

"Tuan Mahesa, saya mohon lanjutkan kerjasama kita."

"Saya sudah membayar denda sesuai dengan perjanjian."

"Tapi perusahaan saya mengalami kemunduran, banyak proyek yang gagal karena tidak ada pemasok sehandal perusahaan anda Tuan Mahesa!"

Chris tersenyum miring.

"Atas kejadian tempo hari saya minta maaf, saya yang salah. Tuan tidak usah melihat saya tapi tolong lihat orang-orang yang bekerja di bawah perusahaan saya. Saya tidak bisa membuat mereka kehilangan pekerjaannya. Saya mohon!" 

Tak lama Ratasya memasuki ruangan suaminya dan melihat Fiona sedang memohon kepada suaminya.

"Nyonya Mahesa." Sapa Fiona sopan dan perempuan itu hanya tersenyum tipis lalu duduk di sofa dengan tenang.

"Tuan..."

"Biar istri saya yang memutuskan."

Ratasya hanya menatap malas ke arah suaminya.

"Sayang?"

"Aku tak mau terlibat."

"Nyonya saya mohon, jangan melihat masa lalu. Sungguh saya menyesal dan saya salah. Saya minta mohon, tolong selamatkan perusahaan saya karena ratusan karyawan menggantungkan hidupnya di perusahaan saya."

Fiona memelas, Ratasya yang tidak tega lantas mendekati perempuan itu. Apa lagi tanggung jawab perempuan itu pada karyawannya patut di acungi jempol.

"Oke."

"Oke?"

"Sayangku, tolonglah perusahaan Nona ini, demi kemanusiaan."

Fiona pun bernafas lega, matanya berkaca-kaca membuat Ratasya iba. Di peluknya gadis itu dengan lembut membuat Fiona menangis.

"Terima kasih, kau ternyata berhati mulia, maafkan aku..."

"Aku memaafkanmu, semangat, aku tahu kaku wanita kuat!"

Fiona pun mengangguk pelan. Ratasya menguraikan pelukannya lalu mengajaknya makan siang.

Chris bernafas lega, dia beruntung memiliki istri yang baik. Dia kira Ratasya bakalan kukuh menolak kerjasama dan membiarkan perusahaan Fiona hancur, ternyata istrinya tidak sekejam itu.

Mereka makan siang dengan canda tawa, baru kali ini Chris melihat Ratasya bisa akrab dengan wanita. Biasanya istrinya itu terlihat kaku dan jarang memiliki teman. Hanya Hana teman Ratasya yang dia tahu itu pun karena Hana merupakan mata-mata yang di bayar Chris agar selalu melaporkan kegiatan Ratasya dan melindungi istrinya.

Selesai makan siang mereka pun berpisah.

"Kau tampak bahagia."

"Tentu, aku rasa Fiona gadis yang baik, dia tak seperti apa yang aku kira sebelumnya."

"Iya, saya tidak terlalu memperhatikannya hanya saja kinerjanya memang bagus, dia perempuan yang cekatan dalam bekerja."

Ratasya tersenyum, semua yang ada di kepala suaminya hanya soal kinerja dan pekerjaan.

Dasar workaholic!

"Oh iya."

Chris pun memberikan sebuah kotak beludru.

"Apa ini?"

Ratasya pun membukanya dan sebuah gelang cantik melingkar indah di dalam kotak.

"Kamu suka?"

Ratasya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang