R7

1.7K 324 25
                                    

Seperti janjiku, yang ringan² saja...

Tapi gak janji ya di akhir cerita bakal kaya gimana 🤭

Happy reading....


Ratasya memasuki kamarnya, jantungnya berdegup kencang. Bagaimana dia bisa menghadapi suaminya? Apa lagi sekarang Chris tidak cacat, dia bisa berdiri, bisa menjamahnya dengan leluasa. Waktu cacat saja Ratasya sudah kewalahan apa lagi Chris sekarang normal. Ratasya yakin segala posisi pasti lelaki itu praktekan dan sekarang lelaki itulah yang akan mendominasi.

Ya Tuhan kenapa jadi itu yang ada di pikiran Ratasya.

Hallo cantik, lelaki itu sudah membohongimu selama dua tahun dengan berpura-pura cacat!

Ratasya mengehela nafas lelah, ada rasa sakit di hatinya, apa maksud tujuan Chris dengan membohonginya? Apa benar kata Arya jika lelaki itu hanya memanfaatkannya? Chris ingin meluluhkan hatinya dengan kecacatannya. Tak lama pintu terbuka dan sosok tampan itu muncul, Ratasya berusaha tidak menatap ke arah lelaki itu namun Chris mendekatinya dan mengusap pipinya dengan lembut.

"Maafkan saya."

Ratasya menepis tangan lelaki itu dari wajahnya.

"Aku paling tidak suka dibohongi."

"Sayangku, bukan maksudku begitu."

"Dua tahun bukan waktu sebentar!"

"Dan kita dekat baru satu bulan kurang, kamu berhenti mabuk baru pun baru sebulan."

"Apa kamu mau menyalahkan aku?"

"Bagaimana bisa saya jujur sama orang yang membenci saya? Kamu tampak begitu jijik melihat saya yang lumpuh hingga harus mabuk-mabukan."

L Ratasya meneteskan air matanya.

"Aku tidak jijik!"

Chris mengambil buku diary perempuan itu dan memberikannya. Sial buku itu, Ratasya melupakan buku itu.

"Saya tahu isi hatimu, makanya saya tidak pernah memaksamu, saya selalu membebaskanmu asal kamu menjaga diri dengan baik."

Ratasya menatap malu pada Chris, dia sadar isi diary nya memang penuh rasa benci terhadap suaminya yang cacat.

"Chris...."

"Saya bersyukur, akhirnya kamu mau menerima saya yang cacat ini. Kamu tidak lagi mempermasalahkan kecacatanku dan mau memberikan sesuatu yang berharga dari dirimu!"

"Tapi aku menyesal!"

"Menyesal?"

"Aku sudah memberikan kepercayaan pada pembohong sepertimu!"

"Saya tidak bermaksud membohongimu, saya mau jujur hanya saja saya bingung mencari waktu yang tepat karena saya tak mau kehilangan kamu!"

Ratasya memukul lembut dada Chris.

"justru kamu sudah kehilangan aku dengan berbohong. Alangkah bodohnya aku yang menganggap kamu cacat padahal kamu baik baik saja!" Isak Ratasya.

Chris memeluk erat tubuh Ratasya.

"Maafkan saya, waktu itu saya fokus pada perusahaan. Semenjak saya mengalami lumpuh, tabiat orang-orang diperusahaan berubah. Ada yang masih menghargai saya dan banyak pula yang merendahkan saya. Menganggap saya tidak bakal kompeten dengan keadaan seperti ini. Dan yang lebih pentingnya lagi."

Chris menatap lembut istrinya.

"Saya menjadi tahu sifat asli adikku. Saya berusaha mendukung dia, saya berusaha memberi dia kesempatan untuk bisa memimpin perusahaan di saat kondisi saya terpuruk. Tapi sayang, perusahaan malah ikut terpuruk karena Arya masih senang berfoya-foya daripada bekerja, mengawasi perusahaan."

Ratasya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang