Setelah tamat Ratasya, insya Allah aku akan kembali memposting cerita-cerita ku yang sudah tamat. Sekalian bernostalgia dan mengingat karakter-karakter tokoh ceritaku yang sudah aku lupakan 😅
happy reading......
Ratasya memasuki rumah orang tuanya, hanya asisten rumah tangganya yang menyambut dengan wajah tegang, Ratasya pun curiga dan melarang Tia untuk memberitahu kedatangannya. samar-samar perempuan itu mendengar suara dari ruang makan. Ratasya penasaran dan mendekati ruangan itu, mata Ratasya terbelalak saat mendengar Yoga mengakui telah berselingkuh dari ibunya.
Ratasya mengintip dan terlihat jelas wajah terluka dan sedih Shena. Ratasya tersenyum kecut, dua kali ibunya di khianati oleh laki-laki. Apa ini karma atau sebuah kutukan? Pernikahan Ratasya pun kini berada di ujung tanduk karena wanita lain.
Ratasya pun segera pergi dari rumah itu, dia bingung, dia tak tahu harus pergi kemana lagi. Pergi ke Andri sang papa kandung? Ratasya tidak dekat dengan lelaki durjana itu semenjak dia tahu kalau Andri menghianati ibunya.
Ratasya pun berjalan menyusuri jalan yang lumayan gelap, dia butuh tempat tinggal untuk bermalam saja. Tiba-tiba dia ingat kepada Hana, sebaiknya dia menginap barang sehari saja di rumah temannya itu. Apa lagi jarak rumah orangtuanya dan Hana tidak terlalu jauh. Perempuan itu pun segera melangkahkan kakinya, dia memesan taksi online untuk mengantar perempuan itu ke rumah temannya.
Ratasya menghubungi Hana dengan ponselnya dan tak lama sambungannya terhubung.
"Hana, apa aku mengganggumu?"
"Ada apa Tasya?"
"Maaf aku menghubungimu malam-malam. Bisa aku menginap di rumahmu?"
"Kamu sendirian? Chris mana?"
"Nanti aku cerita."
"Kamu dimana? Biar suamiku yang jemput."
"Aku sudah memesan taksi online."
"Oke Tasya aku menunggumu."
"Hana...."
"Ya?"
"Makasih."
"Sama-sama sayang."
Ratasya pun menutup ponselnya, dia bernafas lega, akhirnya dia akan berada di tempat yang cukup aman untuk sementara waktu.
Hana sudah bisa menebak, sepertinya isu tentang Chris di berita media pasti benar adanya. Buktinya Ratasya kini tengah menangis di hadapannya dengan penuh kehancuran. Perempuan itu tampak sangat terpuruk. Hana pun meminta Ratasya untuk beristirahat demi anak yang sedang dia kandung, Hana tak mau terjadi apa-apa dengan kandungan sahabatnya. Hana akan memberikan Ratasya waktu dan setelah perempuan itu siap dia akan menghubungi Chris.
Sementara itu Chris mencoba menghubungi Shena namun tidak ada jawaban, awalnya Chris merasa tenang, mungkin saja Shena sedang menenangkan istrinya, namun dia terkejut saat melihat hanya ada Shena yang tengah menangis di ruang makan.
"Mama, ada apa dengan Ratasya?"
Shena kebingungan dengan pertanyaan sang menantu.
"Ratasya?"
"Dia kemari, kan?"
"Ratasya tidak ada di sini."
Wajah Chris memucat,
"Tadi Nyonya kemari, namun dia mendengar pertengkaran Nyonya dan Tuan jadi Nyonya Ratasya balik lagi."
"Kenapa kamu tidak bilang?"
Shena tampak tidak suka.
"Nyonya Ratasya yang melarang."
Shena pun kembali menangis, kenapa kehidupannya sekacau ini. Chris pun segera menghubungi orang tuanya, mungkin saja Ratasya mengunjungi papa mamanya namun Daniel pun tidak mengetahui keberadaan istrinya.
Chris tampak gusar, dia kalut dan dia tak menyangka istrinya akan senekat ini, Ratasya pergi sendirian dalam keadaan hamil dan jam sudah menunjukkan pukul dua malam, kemana perempuan itu pergi? Ponselnya pun sengaja di matikan. Chris benar-benar takut kehilangan istrinya. Chris pun segera pergi untuk menyusuri setiap sudut kota. Dia berharap dia bisa menemukan istrinya.
*****
Ratasya mengerjapkan matanya, tubuhnya terasa sakit semua, pandangan mengabur dan seluruh tubuhnya terasa panas.
"Ya Tuhan...."
Ratasya mendesah menahan sakit, dia mencoba menatap ke sekeliling dan dia ingat, semalam dirinya menginap di rumah Hana. Ratasya memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakit kepalanya.
Ratasya harus kuat, dia tak boleh lemah apa lagi sakit, Ratasya ingin menenangkan diri agar bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya. Air matanya mengalir, dia jadi teringat berita Chris dan Fiona, juga wajah terluka sang ibu yang di hianati Andri dan sekarang papa tirinya, Yoga.
Apa tabiat lelaki di dunia ini suka berselingkuh? Tidak pernah puas dengan satu perempuan, apa lagi kini Ratasya tengah mengandung, mungkin faktor kehamilannya kah yang membuat Chris tidak ingin menyentuhnya dan berpura-pura mencari masalah dengannya agar Chris bisa melakukan kehendak hatinya. Rasanya kepala Ratasya mau pecah, terlalu banyak hal rumit yang terus merongrong ingatannya.
"Aku ingin melupakanmu, aku mohon!" Rintih Ratasya dalam kesakitan.
Hana yang mendengar suara rintihan dari kamar tamu, segera mendekat dan menemukan Ratasya dalam kondisi tidak baik. Tubuh wanita itu sangat panas, Hana pun terpaksa mengambil inisiatif untuk membawa Ratasya ke rumah sakit. Hana sungguh menghawatirkan Ratasya dan anaknya.
"Kamu baik-baik saja?"
Ratasya hanya menggelengkan kepala.
"Kita ke rumah sakit."
Ratasya menolak namun Hana terus mendesak.
"Aku khawatir dengan bayimu!"
Ratasya pun akhirnya berpikir dan setuju untuk di bawa ke rumah sakit.
Hana segera mengantar Ratasya ke rumah sakit lalu menghubungi Chris melalui chat.Hana merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan Ratasya, perempuan itu tampak kurang sehat dengan demam yang tidak wajar. Mereka pun tiba di rumah sakit dan Ratasya pun langsung di rawat insentif. Anggi sebagai dokter penanggung jawab merasa cemas, Ratasya mengalami demam tinggi dan hipertensi yang melonjak drastis. Anggi khawatir ada pembuluh darah yang pecah dan dapat berakibat fatal terutama pada sang ibu.
"Suaminya sebentar lagi tiba."
Hana memberitahu Anggi yang terlihat sedang mencari seseorang.
"Beritahu saya jika suaminya sudah datang, suruh dia menemui saya."
Hana pun mengangguk, tanda mengerti.
Ya Tuhan, Anggi sungguh mencemaskan keadaan Ratasya. Jika kondisi Ratasya semakin memburuk, makan operasi Caesar adalah jalan terakhir untuk menyelamatkan salah satu dari mereka.Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/296416823-288-k331735.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratasya (Tamat)
RomanceRatasya hanya bisa pasrah dengan pernikahannya, apa lagi dirinya tidak bisa membuktikan pada keluarganya kalau dia bisa membawa sesosok lelaki idaman yang kelak akan menjadi suaminya. jangankan sosok suami idaman, teman dekat lelaki saja dia tak pun...