Maaf ya telat update, baru masuk kerja lagi kemarin Senin. Tapi aku tetap bakal menyelesaikan ceritaku ini kok, walau mungkin gk bs update tiap hari lg. Tapi aku usahain secepatnya.
Happy reading ....
Kesehatan Ratasya berangsur pulih, setelah perempuan itu berusaha menerima dan tidak terlalu memikirkan masa lalu suaminya. Sebenarnya tidak masalah bagi Ratasya jika memang Chris bukan anak kandung Daniel dan Trinity, toh mereka tetap menjadi orang tua sempurna bagi Chris, mereka tidak pernah membeda-bedakan antara Chris dan Arya malah Trinity tampak lebih menyayangi Chris karena suaminya itu sungguh berbakti kepada mereka. Namun yang Ratasya khawatirkan adalah reaksi suaminya, Ratasya tidak mau Chris bersedih.
Akhirnya Ratasya pun bisa dirawat di rumah, mendengar kabar itu, Chris merasa sedikit lega. Setidaknya sekarang kondisi Ratasya sudah membaik. Chris mulai melakukan pendekatan pada pemegang saham agar kembali percaya untuk menginvestasikan uang mereka di perusahaan yang kembali di pimpin oleh Chris.
Dua Minggu meninggalkan sang istri akhirnya Chris bisa pulang dengan hasil memuaskan, berbeda dengan perusahan yang dikelolah oleh Arya di Palembang yang mengalami kemandegan karena kinerja Arya yang lambat dan banyak membatalkan janji hingga para investor meragukan kredibilitas perusahaan yang di pegang Arya.
Padahal kalau Chris jadi Arya, justru mengurus perusahaan di Palembang akan menjadi mudah karena mereka sudah melihat bagaimana pesatnya kinerja perusahaan di cabang yang lain. Arya tinggal memanfaatkan momen itu untuk memajukan perusahaannya, bukan malah menunda-nunda rapat dan janji dengan para investor. Entah apa yang ada di kepala lelaki itu.
Daniel yang juga memperhatikan kompetisi mereka hanya bisa mengelus dada, Arya memang belum dewasa. Dia masih suka bersenang-senang hingga mabuk membuat dia selalu terlambat dalam mengikuti rapat atau bahkan membatalkan rapat karena dia sakit setelah mabuk-mabukan.
Daniel tidak bisa mendiamkan ini, bagaimana nanti Arya bisa meneruskan perusahaannya? Bukan karena masalah Chris anak angkat tapi setidaknya, seharusnya anak kandungnya lah yang menguasai perusahaan. Daniel beruntung mengangkat Chris menjadi anaknya, meski dia bukan darah dagingnya tapi Chris benar-benar berbakti kepada orang tua.
Daniel pun berinisiatif untuk menemui anaknya di Palembang, dia harus berbicara empat mata dengan anaknya. Namun kekecewaan kembali di dapat, Arya kini tengah berada di diskotik. Daniel begitu geram terhadap anaknya yang tak tahu diri.
Daniel pun menyeret pulang Arya dan berencana akan menghukum lelaki itu. Sungguh Arya bukan anak kecil lagi tapi kelakuan Arya tidak dapat di toleri lagi.
Arya tampak tidak senang melihat ayahnya mengacaukan kesenangannya.
"Ada apa?"
"Kamu bukannya mengurusi perusahaan malah bersenang-senang tidak jelas. Ya Tuhan Arya mana tanggung jawab kamu?"
"Kan ada Chris, ngapain aku capek-capek kerja."
"Dia kakakmu!"
"Oh ya?"
"Chris sudah bekerja begitu keras, sedangkan kamu?"
"Dia memang harus bekerja keras sebagai balas Budi karena kita sudah membesarkannya!"
"Maksud kamu?"
"Ayolah Pa, mau sampai kapan hal ini di simpan terus? Biarkan si anak pungut itu tahu diri!"
Plak!!!
Daniel menampar Arya, dia terkejut sekaligus geram, bagaimana bisa Arya mengetahui rahasianya selama ini?
"Kenapa papa menampar aku? Ucapanku benar kan?"
"Justru kita yang berhutang Budi padanya, kita bukan siapa-siapa jika bukan dia yang menjalankan perusahaan tapi dia justru rela memajukan perusahaan yang seharusnya itu adalah tugas kamu, bukan dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratasya (Tamat)
RomanceRatasya hanya bisa pasrah dengan pernikahannya, apa lagi dirinya tidak bisa membuktikan pada keluarganya kalau dia bisa membawa sesosok lelaki idaman yang kelak akan menjadi suaminya. jangankan sosok suami idaman, teman dekat lelaki saja dia tak pun...