R1

1.9K 323 9
                                    

Terima kasih atas support nya, gk nyangka kalian masih menunggu ceritaku meski yg keluar malah cerita baru 😅🙏🏻

Happy reading...

Sudah sebulan lebih dirinya menjadi istri dari seorang Christopher Argadi Mahesa, lelaki yang kerjaannya mengurung diri sampai berjam-jam di perpustakaan sekaligus kantor bagi pria cacat itu.

Cacat?

Sungguh sadis jika Ratsya menyebut suaminya cacat, seperti tidak ada istilah yang lebih baik untuk menyebutnya. Seperti kaum difabel? Penyandang disabilitas?  Ah intinya sama saja kan cacat, tidak bisa berjalan alias lumpuh.

Ratasya menaikan kakinya di atas meja sambil menonton film Korea tanpa hasrat ingin menghayati film itu. Baginya film romantis macam drama Korea ini hanya imajinasi dan halusinasi, mana ada lelaki setia? Mana ada lelaki yang baik dan sempurna yang begitu mencintai perempuannya sepenuh hati. Di dunia nyata baginya lelaki itu sama halnya dengan binatang, tidak pernah ada puasnya apa lagi hanya dengan satu wanita, lelaki pasti akan meninggalkan wanitanya jika dia sudah bisa. Dan tidak tertarik lagi.

Gadis itu menghela nafas kesal, sekarang dirinya pengangguran, berpangku tangan pada uang suami, mengingat hal itu dia menjadi kesal. Andai dia menuruti kata-kata suaminya waktu itu, mungkin kini dia tidak akan kehilangan pekerjaannya. Ya gara-gara Ratasya ngotot untuk masuk kerja di keesokan hari setelah dirinya  menikah.

Ada yang salah jika dia ingin bekerja? Dia hanya tidak suka dengan status barunya sebagai istri dan dari pada stres karena pernikahan yang tidak bahagia ini lebih baik dia bekerja, menyalurkan energinya pada hal yang lebih positif.

Namun orang tuanya malah murka dan membuat dirinya di pecat dari perusahaan yang dia geluti selama lebih dari 5 tahun lamanya. Setelah menikah, dia harus fokus pada rumah tangga dan suaminya yang cacat.

Sebenarnya, Chris lelaki yang mandiri dan bertanggung jawab, meski dia dengan keterbatasannya dia mampu melayani dan menafkahi secara materi dengan baik. Disini Ratasya tidak pernah kekurangan suatu apapun kecuali.... Kebebasannya.

Ratasya tidak bisa pergi seenaknya tanpa ijin suaminya dan yang membuat gadis itu malas, jika Ratasya pergi maka sang suami harus ikut. Jadi daripada mempermalukan diri membawa si cacat keluar, Ratasya lebih memilih untuk diam di rumah saja.

Ratasya selalu menumpahkan kekesalannya pada buku diary, dia selalu menuangkan semua unek-unek dan keluh kesahnya pada sang buku. Mulai dari kehidupannya yang tidak memuaskan hingga kebenciannya pada si cacat berstatus suami.

"Ayo kita makan siang." Ajak Chris dengan lembut kepada istrinya, gadis itu hanya mengangguk lalu mengikuti gerak suaminya.

Dia seperti biasa duduk, makan, selesai lalu kembali ke kamar atau ruangan televisi dan Chris tidak pernah mempermasalahkan hal itu, asalkan Ratasya makan. Sungguh pengertian dan baik sekali Chris namun Ratasya tidak terenyuh sedikit pun, lelaki itu tetaplah musuh baginya bukan suami.

"Saya tahu ini kesalahan adik saya yang sudah membuatmu kecewa."

Ratasya menghentikan kunyahannya dan menatap ke arah Chris, baru kali ini lelaki itu mengajaknya bicara panjang lebar.

"Atas nama adik saya dan keluarga, saya meminta maaf." Ucapnya tulus membuat Ratasya malas mengunyah makanannya. 

"Saya hanya mencoba menyelamatkan keluarga kita."

"Sudah cukup, dia pergi atau tidak pun semua akan sama saja. Kita menikah tidak di landasi cinta, kita menikah karena perjodohan yang artinya di paksa. Jadi kau tak perlu basa basi lagi, Chris."

Lelaki itu terdiam mendengar perkataan ketus gadis itu.

"Kamu tak perlu berharap lebih pada pernikahan ini.  Kalau kau mau mempertahankannya silahkan saja. Hanya saja kamu tidak usah berekspektasi terlalu tinggi. Bagiku pernikahan ini hanya status di atas kertas dan tak masalah juga buatku jika aku tidak memiliki keturunan atau bahkan akhirnya bercerai. Karena... Aku tidak percaya yang namanya komitmen apa lagi cinta. Jadi, jangan mencoba untuk melakukan hal yang tidak perlu di lakukan. Paham?"

Chris hanya mengangguk lalu menarik kursi rodanya.

"Dan satu hal lagi,  tidak usah berlagak kalau rumah tangga kita baik-baik saja di depan siapapun, karena percuma. Mereka sudah tahu juga kan, apa landasan dari pernikahan kita ini. Hanya paksaan."

"Saya selesai."

Lelaki itu pun kembali melanjutkan pergerakannya dan memasuki ruang kerja.

Katakanlah dirinya kejam, namun itu yang harus Ratasya lakukan. Ratasya butuh batasan, butuh pengakuan jika memang dirinya tidak membutuhkan pernikahan ini dan tidak pernah berharap pada sesuatu hal berbau cinta seperti ini.

Cinta....

Ratasya tidak mau tertipu seperti ibunya Shena yang mengagungkan cinta kepada sang ayah, yang ternyata berselingkuh dan lebih memilih pelakor itu daripada ibu dan dirinya karena sang pelakor bisa memberikan keturunan laki-laki kepada sang ayah yang bernama Andri Wiratama Jayadiningrat.  Ya harusnya nama Ratasya di sematkan nama Jayadiningrat namun dirinya enggan, cukup Ratasya Amelia Putri saja tanpa Jayadiningrat di belakang namanya. Meski pun hubungan ayah dan ibunya baik-baik saja tapi bagi Ratasya, dia belum bisa menerima perpisahan kedua orangtuanya.

Pengalaman pahit tidak hanya berlanjut di situ saja, begitu pun persahabatannya. Dia di khianati teman sendiri dan parahnya mereka mendekati Ratasya karena nama besar Jayadiningrat. Lagi-lagi nama terkutuk itulah yang membuat Ratasya lebih memilih menutup diri dan malas bersosialisasi.

"Saya  bersihkan, sekarang." Ucap Risma yang merupakan asisten rumah tangga di rumah itu ketika melihat sarapan mereka yang tidak di sentuh lagi. Dengan sigap wanita itu membereskan bekas makan Ratasya dan suaminya. Ratasya hanya mengangguk lalu melenggang pergi memasuki kamarnya.

*****

Chris menarik nafas lelah, sebulan lebih dia menyandang status suami dari Ratasya Amelia Putri Jayadiningrat. Gadis angkuh, dingin dan pendiam. Dirinya merasa tidak nyaman dengan pernikahan ini, apa lagi dia tidak mencintai gadis itu sama sekali, hanya sebuah tanggung jawab dan komitmen.

Apa lagi setelah mendengar ucapan gadis itu di meja makan membuat dirinya semakin enggan untuk mendekati gadis itu. Jujur memang lebih baik meski menyakitkan tapi tak harus sefrontal itu juga dalam mengungkapkan,  Ratasya benar-benar tidak menghargai pernikahan ini.

Chris selalu berusaha memenuhi kebutuhan Ratasya apa lagi gadis itu sudah kehilangan pekerjaannya meski sebenarnya kesalahan gadis itu juga yang terlalu angkuh dan keras kepala, yang akhirnya dia menurut karena ancaman sang ayah yang akan mempersulit ibunya jika Ratasya tidak menurut. 

Chris menatap foto pernikahannya, Ratasya cantik, sangat cantik. Sungguh tak sebanding dengan dirinya yang cacat ini, namun begitulah jodoh. Mereka di persatukan secara tidak terduga dan sial, kemana perginya sang adik?

Arya benar-benar menghilangkan bak ditelan bumi setelah mengambil uang perusahaan di Bali dan Lombok, manusia laknat!

Chris merasa beruntung, meski dia memiliki keterbatasan, tetapi dia di kelilingi oleh orang-orang yg loyal dan cekatan. Sehingga tidak membuat Chris merasa terlalu terbebani oleh kelakuan bejat adiknya dalam memulihkan kembali kondisi perusahaannya.

Chris merasa lelah, pria itu pun memajukan kursi rodanya menuju kamar, namun geraknya terhalang ketika melihat istrinya turun dari kamar dengan pakaian rapi.

"Saya pergi dulu." Ucap gadis itu dingin lalu pergi begitu saja.

Chris hanya bisa menghela nafas lalu melanjutkan perjalanannya menuju kamar tidurnya. Lelaki itu menatap ruangan yang berisikan dua ranjang dimana mereka memang tidur terpisah meski dalam satu ruangan. Chris tidak mau membuat istrinya tidak nyaman akan kelumpuhannya dan dia tahu istrinya merasa jijik jika berada di dekatnya. Ditatapnya buku berwarna pink milik istrinya itu.

Chris mengambilnya dan mengusap buku itu, lelaki itu tersenyum getir, dia tahu semua isi hati istrinya, dia tau kekecewaan dan kebencian istrinya itu. Dan Chris hanya bisa pasrah menerima takdir yang begitu kejam menimpa dirinya.

TBC

Masih pemanasan ya thanks for reading....

Ratasya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang