FG-19

233 34 0
                                    

•Happy reading•
Masih lanjutan part sebelumnya

****

"Sehun apa kau tidak salah?"

Sehun menggeleng, Kemudian meraih kedua tangan Sejong.

"Pertanyaanku, Pernahkah dahulu kau membantu seorang anak laki-laki yang akan menjadi mangsaan ular?"

Sejong terdiam sebentar, kemudian mengangguk. Sejong masih tidak menyangka dengan perbincangannya dan akhirnya yang dahulu ia selalu pertanyakan dalam hening kini pria itu berada di hadapannya, Ternyata pria itu yang setiap hari bersamanya.

"Bahkan saat itu, Kau tidak memikirkan nyawamu? Kau berlari dengan sebuah tongkat untuk menyelamatkanku, Walaupun aku tahu ular itu tidak mati tapi setidaknya kau melepaskan aku darinya, aku bisa berlari saat kau memukul kepalanya hingga ular tersebut merayap jauh dan pergi, Bagaiamana jika saat itu kau tidak datang? Mungkin aku sudah mati, Tapi lihatlah berkatmu sampai hari ini aku bisa melihatmu, Dengan nyata".

Benar, itu memang yang dilakukan oleh Sejong saat itu. Siang itu Sejong berjalan dengan tas gendong yang dibawanya bersama kayu yang memang sebelumnya ia bawa, Sejong berjalan untuk melewati jalan itu karena posisi rumah gadis itu berada di pemukiman disana, Sehingga tidak ada jalan lain untuk mencapai kerumahnya selain melewati jalan tersebut.

Akhirnya ditengah perjalanan, Suara nyaring Sehun membuyarkan lamunannya, Dan ia melihat ekor ular yang tengah bergerak-gerak, Dari sanalah Sejong berlari dan kemudian menampakan Sehun yang tengah ketakutan dengan tubuhnya yang bergetar hebat.

"Terimakasih, Aku berhutang nyawa padamu".

Sejong menghela nafasnya. "Sehun itu hanya kebetulan".

"Tidak-tidak bahkan saat aku mengenalmu sekarang, Sikapmu tidak berubah kau selalu peka jika aku akan terkena bahaya. Dan itu sering terjadi dan kau pula yang menyelamatkanku, Terimakasih untuk itu jadi biarkan aku membalas semua kebaikanmu".

"Kebaikanku?"

Sehun mengangguk. "Biarkan aku menjadi seseorang yang bisa menemani hari-harimu, Menyelamatkanmu dari hal buruk, dan tertawa bersamamu".

Sejong terdiam, Kemudian Sejong melepas lengan Sehun yang masih menggenggam telapak tangannya melihat itu sehun terlihat heran raut wajah pria itu terlihat berbeda.

"Bisakah aku yang membuat keinginan?"

Sehun tersenyum kecil. "Baik, Katakanlah".

Sejong menghela nafasnya sebentar kemudian menatap Sehun yang juga tengah menatapnya.

"Aku ingin berhenti".

"Maksudmu?"

"Aku bahagia saat kau tahu jika aku adalah seseorang yang kau cari sejak dulu, Aku beruntung dari sekian banyaknya wanita didunia ini selama dua puluh tahun ini , Kau tidak habis memikirkanku. Aku cukup tertegun mungkin aku bahagia itu yang aku rasakan sekarang, Jujur saat mendengar hal ini aku bertanya pada batinnku apa kau tidak sedang bercanda, namun ternyata ini benar dan aku tidak sedang bermimpi, Sehun sejujurnya aku menyimpan dua batang sisa lolipop yang dulu kita makan bersama, bahkan saat itu kau menolah untuk memakannya bukan?"

Sehun pun mengangguk dengan senyuman kecilnya.

"Dan kau harus tahu, Jika fikiranku selama ini sama kepadamu. Sama sepertimu, Namun bedanya aku tidak terlalu berharap karena aku tidak mau kecewa. Dan akhirnya semesta kembali mempertemukan kita disini, Kau sudah besar bahkan kau terlihat matang, kau semakin tampan. Dulu kita tidak sempat berkenalan karena saat itu ayah dan ibumu segera memanggilmu bukan? Aku sangat bahagia bahkan aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi disini, Kau sebagai atasanku dan aku sebagai sekertarismu, Terimakasih dengan semua kebaikan yang kau berikan padaku. Aku sungguh menyukainya, Tapi sekarang aku tidak bisa egois kau sudah di memiliki yang lain, Sebaiknya aku pergi dan berhenti, Sehun mungkin pertemun kita hanya di takdiran untuk menjadi teman bukan yang lain, Kau harus melanjutkan perasaanmu pada Lisa, Dia sudah menunggumu cukup lama, Aku akan pergi dan tidak akan lagi menunggumu, Terimakasih untuk waktu yang kau singgahkan untuku walaupun hanya singkat tapi aku tidak akan melupakannya, Sekarang aku harus pergi".

FAKE GIRLFRIEND  [SESE COUPLE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang