1° Panggil Juna

220 26 2
                                    

"Njun bangun,"

"Bangun yuk, Bunda udah nyiapin sarapan lho!"

Lelaki jangkung yang masih berada di bawah selimutnya itu menyimbakan bantal guling dan melihat jam weker di nakas. Menujukan pukul, 06.30 membuat kedua bola matanya membulat sempurna.

"Kenapa gak bangunin Njun dari tadi sih Bun?! Telat ini Njun!" gerutu Juna tergesa-gesa sambil menyambar handuk dekat lemarinya.

"Kamunya aja yang susah di bangunin! Sana cepatan mandi habis itu sarapan! Suruh siapa tadi malam gadang!" galak Bunda Yerin melihat anak lelakinya telat bangun.

"Ngerjain tugas Bun, gak aneh-aneh tadi malam mah!" teriak Juna sedikit dari dalam kamar mandi.

"Halah suka bohong gitu, main game online mulu kamu tuh sok-sok an mau belajar! Kalo udah selesai langsung ke bawah sarapan dulu!" suruh Yerin agak nyaring setelah meletakkan seragam sekolah untuk anaknya di atas kasur.

Setelah itu Bunda Yerin pergi dari kamar, ia sedikit marah dengan anak lelakinya jika main game online suka lupa waktu alhasil besoknya masih masuk sekolah jadi ke siangannya gini. Juna selalu aja beralasan bahwa dia kalo gadang ngerjain tugas padahal emang bener lagi main game, cowok itu gak mau di marahin Bundanya yang tiba-tiba bakal motong uang jajan selama sebulan.

Selesai mandi, Juna memakai seragam sekolahnya dengan cepat. Ia lupa hari ini bahwasannya di sekolah sedang masa menerima siswa-siswi baru alias mpod, Juna dimiliki tanggung jawab sebagai wakil osis untuk membina dengan anggota yang lain. Namun, dengan cerobohnya ia melainkan berangkat kesiangan.

Melangkah menuju meja makan, mengambil salah satu paha ayam goreng kesukaan si botak Ipin. Juna gak akan sempat untuk menyodokan sesuap nasi ke piring, waktunya memang mempet banget buat dia.

"Eh! Eh! Main nyomot aja! Makan yang bener Njun," tegur sang Bunda melihat anaknya udah pergi sebelum melihat sebentar ke arahnya.

"Gak keburu Bun! Aku berangkat."

Juna melangkah keluar menaiki motor yang terparkir di depan rumah. Ia memasang helm, dan menancapkan mesin beroda dua itu lalu pergi setelah megerakan panggalan gas. Tampilan Juna memakai jacket hitam bermotif strange, motorcros yang ia pakai beserta gambar helm yang mengikuti bentuk motornya, cowok itu terkesan seperti sedang berbalap motor dengan cepat.

Juna memberhentikan motornya dengan mendadak saat seseorang didepannya nyaris celaka akibat ia merentangkan kedua lengan dan berdiri di tengah jalan.

Belum dapat 1 meter pun Juna harus menghentikan kendaraannya. Lelaki itu mendengus kesal ketika tahu siapa yang menghalangi jalannya.

"Stop!"

"Ck," Juna membuka helmnya dan menatap gadis itu nyalang.

"Minggir! Ngahalangin jalan gue, hampir aja lo celaka bego!" amuk Juna.

Gadis bersurai panjang itu tersenyum manis mendengarnya, ia sama sekali tidak takut dan marah ketika cowok itu mengatainya demikian. Melainkan ia bersyukur bisa memberhentikan laju kendaraan Juna yang pasti sangat cepat karena terburu-buru. Sedangkan Juna muak melihat reaksi cewek itu yang menurutnya sedikit miring. Hari ini, Juna bisa-bisa dimarahi oleh guru jika terlambat datang sebagai wakil osis untuk membina.

Juna Dipanggil NjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang