13° Serangan Anak Jalanan

49 9 0
                                    

Dua puluh menit, Juna diam dengan kepala bersandar di ranjang sambil kedua tangan yang menjadi tempat penyanggahnya. Memandangi wajah rupawan penuh dewi dari seorang wanita cantik yang menjadi sesosok Ibu.

Dengan dua mata terpajam setengah bengkak, hidung kemerahan, dan dengkuran halus dari Ibunya yang menandakan bahwa ia sedang tertidur pulas setelah menangis hebat dari semalam.

Juna tampak mengusap kepala Yerin penuh sayang, sesekali pemuda itu menghembuskan nafasnya ketika ia mengingat betapa rapuhnya Yerin saat menangis keras akibat wanita setengah baya semalam datang ke rumah mereka dan berkata bahwa Juna adalah anaknya yang telah hilang.

Tepat ketika wanita itu ingin menyentuh Juna, Vino, Yerin serta Aerin pulang dan menghentikan tindakan tersebut. Aerin tengah tertidur dalam gendongan Yerin di serahkan pada Vino agar menidurkanya ke kamar mereka. Karena saat itu, Yerin begitu marah pada wanita tersebut yang sudah lancang datang dan ingin menyentuh anak sulungnya.

Yerin menyebunyikan Juna di belakang tubuhnya, ia tidak terima jika Wanita itu berdekatan dengan sang anak. Vino juga begitu kesal dengan kedatangan wanita tersebut, ia memanggil petugas komplek dengan ponsel untuk datang ke rumah karena ada keributan yang di akibatkan oleh wanita yang tak tahu malu tersebut.

Wanita setengah Baya itu terus saja berteriak dengan lantang bahwa Juna adalah anaknya, kemudian menuduh Yerin dan Vino sebagai penculik karena mengambil anaknya sejak lahir. Yerin tentu saja membantah sambil berdurai air mata, ia menentang keras jika Juna adalah anak dari wanita itu dan membantah jika ia yang telah mengambil Juna darinya sejak kecil.

Yerin tidak terima dengan hal itu! Bagaimana pun, Juna adalah anak sulung lelakinya!

Juna hanya terfokus dengan keadaan Yerin saat itu, dimana sang Ibu begitu tegas untuk melindungi dan membantah argumen tersebut. Juna hanya dapat memeluk Yerin dari belakang untuk menenangkannya, bahkan Bara saja hanya dapat diam dengan pandangan terkejutnya.

Beberapa pertanyaan mulai muncul dalam benak lelaki itu. Vino dan dua Petugas sudah mengamankan wanita tadi ke Ketua Komplek yang akan menangani hal tersebut, terlepas dari sana Vino cukup shock bahkan ia menatap istrinya dalam seakan-akan keduanya sedang berbicara dengan tatapan tersebut.

Tetangga dekat rumah mereka saja keluar dan hampir menyaksikan kejadian tersebut, sesekali beberapa tetangga menanyakan kejadian itu kepada Vino karena Yerin masih terus menangis.

Hyuna yang memang belum tidur, mendengar semuanya di dalam kamar. Ia bahkan sama terkejutnya dengan Bara akan kedatangan si Wanita setengah baya tersebut, namun dalam benaknya ia memikirkan keadaan Keluarga Juna apalagi Yerin yang sempat berteriak untuk menentang tuduhan tersebut dengan deraian air mata hebat. Dari sisi berbeda, Hyuna tidak menampik jika ia juga begitu mengkhawatirkan Juna dan ia kesal dengan kedatangan wanita tersebut.

Hyuna keluar kamar serta rumah, ia ingin menemui mereka namun ketika akan melangkah menuju rumah Juna sudah ada Bara di depan tengah menyalakan motornya. Sepertinya lelaki itu akan pulang saat merasakan keadaan keluarga Juna masih butuh privasi dan suasana yang lebih leluasa.

Bara yang mengetahui Hyuna keluar rumah hanya tersenyum dan memberitahukan bahwa waktunya belum tepat untuk melihat keadaan maupun bertanya lebih kepada mereka, walau Hyuna sudah tahu persis kejadian tersebut. Namun menurut Bara, lebih baik Hyuna kembali ke rumah dan tidur dengan cantik.

Hyuna menurut tanpa menggubris gombalan Bara, karena ia tahu bahwa lelaki itu memang bersikap demikian ke seluruh gadis manapun. Hyuna jadi memikirkan temannya, Jinan yang pasti sudah di targetkan Bara sebagai gadis incaran yang bermain dengan perasaan.

Sementara di dalam rumah Juna, Yerin masih menangis dan tidak melepaskan pelukannya dari Juna. Ia teringat dengan kejadian tadi hingga sisi posesif seorang Ibu bangkit tidak ingin kehilangan anaknya.

Juna Dipanggil NjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang