2° Ikut Ayah

74 17 0
                                    

Juna yang mau menaiki dan menyalakan motornya menjadi urungkan niat ketika sesuatu bergetar di balik jacketnya dengan nada dering ponsel yang terdengar.

"Bunda?" Juna heran mengapa sang Ibu meneleponnya di saat Juna akan segera pulang.

"Hallo, ada apa Bun?" tanya Juna menyapa langsung sambil memperhatikan lingkungan area sekolah.

"Agh Boynya Bunda angkat telepon juga ih! Langsung pulang gak Njun?"

Juna mengernyitkan dahinya, Bundanya lagi miring apa emang ada maunya sampe lebay alay gini sih? Mana geli tapi untung sayang.

"Ini Njun mau pulang, tapi Bunda telepon jadinya ada apa nih? Njun gak suka basa basi Bun," jelas Juna mencoba sabar.

Bunda Yerin ketiwi-tiwi dengan anggunnya, "Itu lho. Kalau kamu mau pulang juga ajak sekalian Hyuna anak tetangga kita buat pulang bareng sama kamu yah--"

"Apa?!" Juna ngeblank gak konek. Dia kaget banget dengernya.

"Iya Boy, gak papa kan? Soalnya Mama Hyuna nitip ke bunda dia lagi pergi barusan jadi gak sempet mau jemput si manis Hyuna." ucap Yerin bangga.

Juna mendengus, "Bunda lebay! Gak mau ah, dia juga bisa pulang sendiri."

"Eits, lagian kan kalian juga satu sekolah ini. Jadi gak papa atuh Boy sekalian aja bareng, kasihan Hyuna gak ada yang jemput."

Juna kaget, darimana Bundanya tau kalo mereka satu sekolah? Untungnya beda kelas. "Bunda darimana tahu kalo Njun sama dia satu sekolah?"

"Bunda Yerin yang cantik gitu, mana ada yang gak tau. Bunda tunggu kamu pulang yah, jangan lupa cari Hyuna dan ajakin pulang bareng kalo gak! Awas aja, Bunda jual ps lima kamu."

Tut! Tut!

"Eh Bunda! Bun!" panggil Juna tapi udah di matiin.

Juna mengacak rambutnya kasar, "Aish yang bener aja gue harus bareng dia lagi?"

"Agh, ini gila!" Juna dengan kesalnya turun dari motor lalu mencari Hyuna ke dalam sekolah lagi.

Mencari ke sepanjang penjuru sekolah, mulai dari ruangan yang di jadiin orientasi tadi sampe kelas, perpustakaan, kantin, wc cewek, dan taman sekolah. Tapi Juna tetep gak nemu tuh bocil, apa udah pulang gitu?

"Juna? Masih disini?" tanya Yena ketika berpas-pasan dengan Juna di koridor.

Juna hanya mengangguk singkat, Yena tersenyum manis dan sedikit mendekati jarak di antara keduanya.

"Masih ada urusan? Bukannya tugas hari pertama kita udah selesai yah?" tanya Yena lagi.

Juna menghela nafas mau jujur tapi gak perlu di bilangin lah, namun kalo dia gak nanya Hyuna kemana pada Yena maka dirinya makin penasaraan karena barang kali Yena tahu keberadaan tuh bocil.

Nyusahin emang!

"Ini, gue lagi cari seseorang. Lo tau dimana Hyuna?" tanya Juna sambil berdeham.

Yena mengernyitkan dahinya bingung, gak biasanya Juna menanyakan orang lain bahkan untuk berkenalan saja dia enggan untuk menyapa duluan.

"Tumben banget, Hyuna anak kepang satu itu?" Juna mengangguk, "Liat sih tadi udah pulang duluan kayanya deh."

"Dia jalan kaki?" tanya Juna lagi semakin membuat Yena bingung dan gak biasanya aja.

"Di liatnya sih dia jalan kaki, emang kenapa? Owh apa jangan-jangan lo suka dia yah?" tebak Yena yang membuat Juna menjadi sebal sekaligus jengkel.

Juna menggeleng dengan wajah dinginnya, "Gak. Dia anak tetangga gue, kalo gitu makasih." 

Juna Dipanggil NjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang