"Gimana? Dia setuju buat kelola perusahaan Mas?"
"Aku udah bicara sama dia, tapi keliatannya Njun emang gak suka buat aku tuntut ke dalam dunia bisnis."
Yerin terdiam sambil memperhatikan wajah suaminya dengan serius bercampur harap-harap cemas mengenai anaknya itu.
"Jadinya gimana Mas? Aku gak mau dia ikutan main motor yang berakhir kaya balapan itu, kamu tahu sendirikan hal itu bisa aja bahaya buat Njun."
Vino mengangguk, "Iya aku juga mengerti. Tapi yah gitu, Njun masih mempertimbangkan permintaan aku. Karena mungkin setiap ucapanku tadi terkesan memaksa dan gak bisa di bantah," Vino menudukan diri di ranjang.
Yerin mengikuti, "Semoga aja dia mau setelah menibang-nibang. Aku cuma khawatir aja kalo sampe dia ikutan balapan motor."
"Aku sebagai orang tua seharusnya gak menuntut dia dan memaksa, aku tahu Njun lagi gemari hobi motornya tapi kita sebagai orang tua khawatir aja sama dia kalo terjadi sesuatu nantinya." ungkap Vino.
Yerin mengangguk, "Iya Mas. Aku juga ngerasain hal sama."
Vino menoleh, "Njun tadi udah pulang Bun? Dia tadi pulang duluan."
Yerin menggeleng, "Dia belum pulang, bukannya dia sama Mas pergi bareng."
"Tapi setelah kami bicara, Njun memutuskan pilih pergi duluan buat pulang. Aku kira dia udah sampe rumah," ujar Vino merasa heran.
Yerin gelisah, "Aku tahu gimana Njun. Dia tenangin diri dengan caranya sendiri, dan aku khawatir!"
-- JUNA ?¿ NJUN --
Juna mempercepat laju motor yang ia kendari untuk mengalahkan Bara di depan sana. Sesekali, Juna mendengus karena rasa penat serta kesal yang melanda dengan balapan motor di komunitas yang ia ikuti.
Juna yang tengah fokus menatap jalan seketika tidak konsentrasi kembali saat bayangan dan pikiran bebannya bermunculan sehingga Juna kehilangan ke seimbangan.
Brak!
"Astaga, Juna!"
Emang dah omongan ortu jangan di maen-maen cuy.
Juna terjatuh saat oleng mengendara, semua orang berdatangan untuk menolongnya. Ketika di periksa, Juna hanya mengalami cedera kecil di lengan kanan namun syukur tidak terlalu parah.
"Jun, lo gak papa?" tanya Bara sambil membantu Juna berdiri dan mendudukanya di bangku yang sudah tersedia.
Juna mengangguk sambil tersenyum, "Cedera kecil aja kok, btw perut gue sakit."
Bara tampak khawatir liat temannya kesakitan gitu, "Aduh men! Ke rumah sakit aja kalo gini."
Juna menggeleng, "Gak usah! Gue cuma-- laper aja, maagh gue kambuh."
Bara segera menoyor kepala Juna, "Lu bikin gue pengen cepet-cepet infus lu jadinya."
Seorang perempuan datang kepada keduanya sambil membawakan sekotak makanan berserta air mineral.
"Di suruh Kak Yoga, katanya lu punya maagh beserta obatnya."
Juna menatap dan menampilkan senyuman menerima sekotak makanan itu dengan pandangan berbinar. "Makasih, Reein."
Bara mencibir, "Gitu aja baru tampilin senyuman. Udah deket yah Njun?"
Juna mendilik, "Gue lagi laper cobro."
Reein memilih duduk di samping kiri Juna dengan sesekali memperhatikan cowok itu. Reein juga salah satu anggota motorcross komunitas di team mereka, ceweknya cuma ada empat orang sisanya yang lagi jago akhir-akhir ini Reein sama satu cewek lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna Dipanggil Njun
Ficção AdolescenteCowok bernama lengkap Yeonjuna Leonil Rasellio itu memiliki julukan dua nama panggilan yang mempunyai makna berbeda untuk dirinya. Juna dan Njun, Juna untuk orang yang baru saja ia kenali dan mereka hanya melihat cowok itu dari luar terkesan datar...