Selesai menghabiskan makanannya Juna meneguk botol minum yang ia bawa lalu merapihkan peralatan kotak bekal. Depan sana ujung tempat Hyuna duduk delapan meter dari Juna tengah menguap akibat ngantuk bahkan gadis itu belum menghabiskan makanan sampai tandas.
Juna berdiri ketika ingin melangkah ia menatap Hyuna yang sedang mengacak-acak makanannya dengan eksperesi setengah tidak mood. Entah karena bosan atau efek dari tubuhnya yang mulai melemah namun justru hal itu dapat Juna lihat keadaan Hyuna saat itu.
Sinar matahari menebus ke tempat Hyuna yang tadinya berteduh menjadi silau oleh teriknya matahari hingga membuat Hyuna mengeluarkan keringat karena suhu panasnya cuaca. Tanpa ia sadari sekian kali, Hyuna kembali lagi mimisan dari kedua hidungnya dengan cepat ia mengusap untuk menghapus aliran darah itu.
"Kepala lo ngadah bukan langsung main hapus aja," celetuk Juna yang tiba-tiba udah berdiri tempat di depan Hyuna sambil menghalangi terik cahaya matahari yang menyilau dengan tubuh tegap cowok itu.
Mendengar intruksi Juna mau tak mau Hyuna mengadahkan kepalanya yang bisa melihat atau menatap Juna langsung yang tengah menuduk juga ke arah gadis itu dengan wajah datar terkesan ada menyiaratkan sesuatu dari eksperesi Juna sendiri.
Degup jantung Hyuna berdetak cepat tiba-tiba bahkan keadaan mereka mendukung suasan hening dan canggung menjadi satu. Hyuna tetap tak berkutik ketika keduanya bersi tatap satu sama lain walau dalam alasan agar aliran darah Hyuna dapat terhenti dengan mengadahkan kepalanya ke atas.
Nyatanya posisi mereka yang menjebak keduanya berdekatan seperti itu. Juna masih dengan tatapan tajamnya dan Hyuna merutuki jantungnya yang berdetak cepat.
'Ini si Njun gak ke serupan reog rooftop sekolah gitu? Posisi kita akward gini ya Ampun! Ini lagi jantung aku tremor banget tatapan sama Njun!
BISA BISA AKU BAKAL PINGSAN NANTINYA! UDH NAPA! BALIK KE ASAL AJA SIFATNYA NI COWOK! GAK KUAT AKU DIGINIIN HUWAAA!- jerit batin biduan Hyuna.
Hyuna mejemin kedua mata membuat Juna yang tadi menatapnya dalam menjadi heran sendiri. "Woy, lo kenapa?"
Hyuna tak bergeming, "Aku gak papa Njun. Cuma takut pingsan di tatap kaya gitu, jadinya milih merem aja. Kalo aku tremor di tempat emang Njun mau tanggung jawabnya gitu akibat Njun terus natap aku mulu sekarang ini?"
Mendengar hal memuakan itu kembali serasa Juna menahan rasa jengkelnya kepada Hyuna. Dia kira tuh cewek pejemin mata lagi rasain sesuatu yang gak enak di fisiknya gitu melainkan berkata seperti itu yang berhasil membuat Juna menjadi gugup setengah gelagapan karena sedari tadi terus menatap Hyuna tanpa kedip.
"Kegeeran banget," dilik Juna menegakan tubuhnya kembali. Ia rasa tubuh belakang punggungnya seperti terbakar atau panas akibat berjemur di jam siang seperti itu.
Hyuna tersenyum dan menyipitkan sebelah matanya, "Gak geer. Tapi emang Njun sendiri yang bertindak demikian, tau kan kondisi cewek kalo digituin bakal gimana sama cowok?"
Juna terkekeh sinis, "Huh! Lo pikir gue bakal mau bikin lo suka atau jatuh hati sama gue? Gak akan, mana ada gue niatan kaya gitu."
Lalu Hyuna berdiri dengan lunglainya. Juna dapet melihat kalau masih ada bekas darah mimisan dari hidung Hyuna, "Tuh! Bekas darah lo masih ada."
Hyuna buru-buru mengelapnya namun setelah itu Juna mengeluarkan sapu tangan milik dia kepada Hyuna. "Bersihin pake ini, nanti kotor ke seragam lo nya."
Hyuna tersenyum dan mengambilnya, "Gak mau bantu bersihin? Kaya yang ada di drama-drama film gitu Njun?"
Juna mendilik dan menujuk kening Hyuna dengan jari telunjuk, "Stress!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna Dipanggil Njun
Novela JuvenilCowok bernama lengkap Yeonjuna Leonil Rasellio itu memiliki julukan dua nama panggilan yang mempunyai makna berbeda untuk dirinya. Juna dan Njun, Juna untuk orang yang baru saja ia kenali dan mereka hanya melihat cowok itu dari luar terkesan datar...