15° Drama Musikal

43 10 0
                                    

Pulang sekolah, Juna menyempatkan diri mengunjungi sebuah toko bunga yang ia lihat di pinggir jalan. Atensinya ketika berkendaraan memikirkan sang Bunda yang ada di rumah untuk memberikannya sedikit kejutan.

Karena sedari pagi, Juna belum melihat Yerin yang kembali terus mengoceh ataupun memberi perhatian kecil kepadanya. Juna jadi rindu akan suasana itu, terlepas ia harus meminta maaf atas kesalahan.

"Ingin memesan buat pacarnya, Mas?" sapa seorang perempuan yang melayani Juna ketika masuk ke dalam toko.

Juna tersenyum tipis lalu menggeleng pelan, "Bukan Mbak. Disini ada bunga yang paling bagus atau cantik?"

Si mbak menuntun Juna melangkah ke salah satu rak kanan di sampingnya, memperlihatkan beberapa bunga indah yang tersusun rapih serta harum semerbak menyambut Juna yang melihat bunga-bunga tersebut.

Bagi seorang lelaki yang tak terlalu menahu tentang menaklukan hati seorang perempuan bahkan Ibunda sendiri saja menggunakan Bunga, Juna masih bingung untuk memilih diantara bunga-bunga yang ada.

Tapi seingatnya, saat ia masih kecil sekitar umur delapan tahun Vino pernah mengajaknya pergi membeli sesuatu untuk Yerin di kala kedua orang tuanya sedang ada masalah dan Vino ingin meminta maaf dengan media benda yang indah berupa bunga.

Dan Bunga tersebut yang di pilih Vino adalah bunga Tulip putih, kata Vino itu merupakan tanda sebagai permintaan maaf kita kepada orang yang kita cintai dan bunga tersebut juga sangat di sukai oleh Yerin.

Jadi Juna tengah mencari bunga tulip putih yang tentunya sangat cantik bagi sang Bunda tersayang. Namun, atensinya tak jauh melihat kelopak-kelopak Bunga yang tertunduk dengan mekarnya.

Lily Of The Valley hal itu mengingatkanya kepada seseorang tanpa sadar membuat Juna tersenyum begitu tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily Of The Valley hal itu mengingatkanya kepada seseorang tanpa sadar membuat Juna tersenyum begitu tipis. Ia meraba kelopak bunga-bunga tersebut.

"Njun! Liat, bagus gak?"

Juna kecil menoleh dengan pandangan herannya, "Itu kan bunga buat kawinan. Kenapa kamu pakai jadi karangan hiasan?"

Gadis kecil itu memutar bola matanya jengah, "Ish! Emang gak boleh yah? Di liatnya bagus nih, cantik lagi."

Juna kecil dengan isengnya memetik salah satu kelopak bunga tersebut, sehingga membuat si gadis kecil menjadi terkejut dengan ulahnya.

Gadis itu kesal karena bunganya di rusak demikian oleh teman lelaki kecilnya, "Kenapa di petik sih Jun? Jadi rusak, kan!"

"Satu doank, Njun ngambilnya!" Juna kecil mendekatkan diri kepada gadis itu kemudian menselipkan bunga tadi di telinga si gadis kecil.

Gadis kecil itu agak terkejut karena tindakan tersebut, Juna kembali di posisinya. Ia tersenyum ketika melihat bunga itu menyatu dengan wajah manis teman kecilnya.

"Kan, kalo gini jadi bagus di liatnya."

Gadis itu tersenyum dan hanya menyengir, namun tak lama senyuman itu berubah menjadi geraman kekesalan ketika si Juna kecil dengan kembali usilnya merusak penataan hiasan karangan bunga buatannya.

Juna Dipanggil NjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang