5° Pemberitahuan

36 15 4
                                    

Pulang sekolah, Juna tengah menunggu jemputan dari Yerin di depan gerbang sambil sesekali ia melirik jam tangannya. Terlihat dari wajah Juna ia tampak gelisah untuk ingin segera pulang cepat, setelah mendapatkan Informasi dari komunitasnya yang meminta para Anggota berkumpul hari ini.

Juna bisa saja pulang sendiri minta tembengan dengan teman dekat atau naik kendaraan umum seperti orang lain. Namun, jika Juna melakukan hal itu ia sama saja mencari masalah dengan Yerin, karena sang Bunda telah memperingatinya jangan berbuat nekat melanggar perintah bahwa kali ini Yerin yang akan menjemput Juna sepulang sekolah.

"Nunggu seseorang yah?"

Juna tidak menggubris pertanyaan seseorang di layangkan untuknya. Juna cukup sadar siapa yang kini mendekati dan berdiri di sampingnya, kalau bukan Hyuna yang mencari kesempatan untuk berdekat.

"Kamu di jemput juga, Bunda Yerin yang jemput?" wajah Hyuna tampak di depannya yang menuduk ke bawah. Bahkan gadis itu tersenyum ketika Juna tidak sengaja menatap.

Juna mengalihkan pandangan menjadi lurus ke depan sebelum ia sempat melirik kedua sepatu Hyuna yang sudah di ganti sesuai anak pelajar. Tak jarang ia menengok kanan-kiri guna mencari keberadaan mobil Yerin.

Hyuna mencibikan bibirnya, "Sekarang mah diem-diem bae, tadi aja kepo tuh nanyain Mama aku pulang gaknya. Khawatir yah aku sendirian di rumah? Hm!"

Juna sedikit oleng ke samping ketika Hyuna menyenggol lengan kanannya dengan sengaja. Ia menghela nafas, "Gaje lu! Pergi aja sana daripada gangguin gue di sini."

Hyuna tersenyum saat Juna mulai mengeluarkan suaranya walau tidak dikatakan ramah sekalipun tetap saja Hyuna merasa senang. "Gak ah, temenin Njun maunya."

"Juna, ogeb!" desis Juna menahan kesal.

"Iya sayang," dengan jail Hyuna sengaja menggoda Juna membuat lelaki itu menjadi ngeri sendiri.

Hyuna jadi cewek emang gak ada takut-takutnya sama sekali dengan Juna yang memang sedari awal menujukan aura ketidaksukaan terhadap kehadiran Hyuna di sekitarnya. Bahkan, Juna saja menujukan terang-terangan tidak sukanya kepada Hyuna dengan berbagai macam eksperesi atau tindakan. Akan tetapi, Hyuna melainkan menjadi-jadi gencar mendekatinya untuk menganggu atau memang ingin sengaja mendekatkan diri dengannya.

Yena mengendarai motor melewati keduanya sebelum ia memberhentikan laju kendaraan untuk sekedar basa-basi dengan Juna.

"Jun, lo gak pulang? Mau bareng gue gak?"

Hyuna yang mendengar hal itu buru-buru menyenggol Juna sekian kali hingga membuat Juna menjadi menoleh kepada Yena.

"Gak perlu, makasih. Gue nunggu jemputan." balas Juna jelas dan tegas.

Yena tersenyum simpul dan mulai mengangguk, "Kalau gitu gue duluan yah?"

Juna mengangguk, "Hati-hati."

Walau dengan tampang dingin namun berhasil membuat Yena menjadi senang mendengar hal itu dari Juna. Bahkan, Yena menampilkan senyuman penuh lebar terlihat bahagia sekali. Yena juga tidak sengaja melihat keberadaan Hyuna ada di sana, membuat dia menjadi sedikit tidak suka dengan Hyuna yang terlihat menempel terus pada Juna.

Setelah kepergian Yena, Hyuna lagi-lagi menyenggol lengan kanan Juna. "Ciee, otw embet gih Njun. Keliatannya Kak Yena suka sama kamu deh."

Juna ingin membalasnya dengan kekesalan, sebelum Jinan teman baru Hyuna dateng dari arah belakang samping gadis itu dan tidak sengaja menabrak Hyuna yang otomatis menyenggol sekian kali lengan Juna.

Juna meringis menahan sakit akibat cedera. Hyuna sadar buru-buru pegang lengan dia dan Jinan baru tahu hal itu.

"Aduh Kak! Maaf gak sengaja nabrakin Hyuna ke sana." celetuk Jinan bersalah sambil sesekali melirik ke arah belakang.

Juna Dipanggil NjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang