16° Kekhawatiran Yerin

43 9 4
                                    

"Mama kamu gak bisa dateng, bukan karena gak peduli sama kamu tapi dia ada urusan dan saya harap kamu mengerti."

"Gak perlu di ingetin juga, aku jauh lebih paham. Gak terlalu ngeharapin dia bakalan ada dateng liat kesini." balas Hyuna santai sambil merapihkan keperluannya ke dalam tas cukup sedang tanpa menatap sedikitpun kepada seorang pria dewasa yang tengah menunggunya.

Roy menghela nafas, ia berdiri kemudian menghampiri Hyuna yang sudah menenteng tas. Roy mengambil alih benda tersebut hingga membuat Hyuna menjadi sedikit sebal.

"Aku bisa sendiri," tolak Hyuna cepat.

"Biar saya aja, saya tahu pasti kamu cukup capek hari ini." peduli Roy memberi senyuman tipis, melihat itu Hyuna memutar bola mata tidak menolaknya lagi.

Hyuna berjalan lebih dulu keluar ruangan, bertepatan dengan segerombolan Kakak kelas yang terlihat sedang mengemasi barang-barang properti. Tak terkecuali Juna ikut menoleh pada Hyuna yang keluar, tiga detik keduanya bertatapan sampai suara Roy menyadarkan gadis itu.

"Ayo," Hyuna membuang pandangan tanpa memberi senyuman seperti biasa pada Juna hingga membuat pemuda itu sedikit merasakan keheranan.

Hyuna dan Roy pergi meninggalkan mereka dengan pikiran bertanya-tanya, Tama memulai buka suara. "Itu, papanya?"

"Masa iya sih? Tampang, Daddy Sugar." ucapan Galang mendapat toyoran dari Liana.

"Lu kira si Hyuna status Baby Sugarnya om-om?!" ujar Liana membuat Juna menoleh dengan tatapan tajamnya kepada Galang.

Galang yang ngerasa di salahin pun berdecak, "Gua kan cuma berspekulasi. Tolong Pak, tatapannya lebih di kondisikan."

Juna merubah mimiknya dengan cepat kemudian berlalu pergi begitu saja lebih dulu tanpa minat mengajak yang lain berjalan bersama.

Entah mengapa, mengetahui Hyuna bersama pria dewasa tadi seketika mengganggu pikiran Juna sekarang. Padahal, itu bukan urusannya namun samar-samar ia ingat jika lelaki itu sering sekali berkunjung ke rumah Hyuna dan kembali reaksi dari gadis itu yang di tunjukan hanya tatapan acuh tak acuh.

Akan tetapi jika di ingat lagi bahwa pria itu cukup dekat dengan Sarah, Mama Hyuna sendiri. Bahkan keduanya seperti remaja yang kasmaran, menjalin hubungan layaknya pacaran.

Ketika dimana saat Juna tak sengaja melihat Sarah bersama seorang lekaki di tempat Komunitasnya. Terlihat jelas, jika Sarah begitu bahagia dengan lelaki tersebut.

"Woy! Ngelamun aja, gak pulang Jun?" tanya Kai berhasil mengkagetkan Juna.

Juna manata beberapa properti, "Masih nanggung."

"Bara aja langsung minggat sehabis tanding, untung menang. Kalo gak, dia gak bakalan balik lebih dulu." kata Kai ikut membantu menata barang-barang.

Hampir tim mereka kalah tanding karena saingan mereka cukup mengimbangi permainan selama itu. Namun, Juna bersama yang lain berhasil memecahkan rekor lagi.

"Kai," panggil Juna sambil melirik sekitarnya.

Masing-masing diantara mereka sedang sibuk dengan tugasnya, maka tak akan ada yang menyadari Juna bertanya kepada Kai saat ini.

Kai cuma noleh dengan mimik bertanya, Juna menatap sedikit ragu. "Gimana Drama Musikalnya? Gak ada kendala?"

"Penonton pada menikmati Jun, ini berkat para pemainnya terutama Ando dan Hyuna. Gak keliatan, mereka berdua tuh punya bakat nyanyi sama akting yang ok. Miss Farah aja puas sama hasilnya," mendengar hal ini cukup menyebalkan dalam pendengaran Juna.

Tetapi Juna tak dapat menyangkal bahwa ia akui mereka berdua memang berbakat membawakan peran tersebut dan terlihat serasi. Bahkan, ketika Juna sedikit menontonnya saja ikut terbuai akan suasana yang tercipta.

Juna Dipanggil NjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang