"Liat kan! Kamu gak nurut sama Bunda jadi gini jadinya!"
"Di bilangin, gak usah pergi kemana-mana dan latihan mainin motor, kamu malahan gak nurut Njun!" dumel Yerin sambil melangkah menuju kamar dia dan sang suami untuk menidurkan Aerin yang sudah terlelap saat perjalanan pulang.
Juna hanya menghela nafas ketika Yerin terus mengomel saat tidak sengaja Juna meringis menahan sakit setelah bermotoran dan tidak luput dari pandangan Yerin yang begitu khawatir kepadanya.
"Yaudah maafin Njun deh Bun." memelas Juna sambil menampilkan wajah di gemes-gemesin ketika Yerin turun dari tangga.
"Selalu gitu, besoknya juga bakal ngelakuin lagi kok!" oceh Yerin sinis melangkah menuju dapur di ikuti Juna di belakangnya untuk membujuk sang Bunda biar gak ngambek.
"Tapi kan tadi lagi penting Bun--"
"Penting mana sih sama kesehatan kamu itu? Bahkan lengan kamu aja masih sakit Njun! Ngeyel di bilangin, awas aja sampe parah. Bunda kasih motor kamu ke tukang ojol!" celetuk Yerin sembari memberikan segelas Susu coklat hangat kepada Juna dengan kesalnya.
Juna mencibir lalu meneguk susu itu sambil terus melangkah mengikuti jejak langkah Yerin yang kini menuju meja makan.
"Yah, jangan gitu juga donk Bunda. Sekali ini aja deh tadi aku ikut latihan, besoknya aku absen buat sehattin lengan aku." jawab Juna memelas setelah ia cuci gelas bekasnya di wastafel.
Yerin berhenti sejenak dan menatap anaknya jengkel lalu lanjut menata piring-piring beserta mengaduk nasi.
"Halah, sok-sok an mau absen padahal mah gatel banget pengen terus latihan kan! Tuh, lengan kanan Njun cedera juga akibat hal itu. Seneng banget kamu bikin Bunda khawatir," ujar Yerin kesal dan memberikan sepiring makanan beserta lauknya ke hadapan Juna.
Juna menerima dan menyengir, "Ish Bunda!" rengek Juna saat Yerin mengabaikannya.
"Bun, Njun gak maksud bikin Bunda khawatir sama Njun. Aku cuma akan lakukan hal itu di komunitas saat di panggil latihan nanti," ujar Juna mencoba menjelaskan.
Yerin menarik anaknya untuk duduk di sofa, "Makan cepettan!"
Juna langsung mingkem dan menurut, memasukan sesuap nasi dengan lahap ke dalam mulut sampe tuh dua pipi jadi mengembang kaya cireng isi.
"Hampir setiap hari kamu latihan dan main disana, emangnya Bunda gak tahu apa?! Kurangin rasa ambisi kamu hobiin si kros-krosan itu!" toyor Yerin ke kepala Juna lantaran gemes dengan raut kesal.
Njun memajukan bibirnya, "Motorcross Bun."
"Bodo!" Yerin memilih memeriksa lengan Juna dan sengaja ia tekan membuat Juna yang lagi makan menjadi meringis.
"Agh- agh, Bun! Sakit," melas Juna menatap Yerin.
Yerin mencibikan bibirnya mendumel, "Rasain!"
"Bunda tega banget sama Njun," celetuk Juna mewek gak mewek banget jaga image donk wkwk.
Yerin berdiri untuk mengambil salep yang dia beli biar pijettin lengan si Njun yang cedera itu. Ia membuka kaos lengan Juna dengan paksa.
"Tega-tega! Bunda kalo tegaan, udah gak kasih kamu makan selama ini!" tekan Yerin kepada lengan itu membuat Njun menjadi meringis.
"Aduh Bunda! Sakit!" jerit Njun oleh tenaga dalem dari emaknya.
Tok! Tok!
Mendengar suara ketukan pintu membuat Yerin langsung berdiri dan melangkah untuk membukakanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna Dipanggil Njun
Novela JuvenilCowok bernama lengkap Yeonjuna Leonil Rasellio itu memiliki julukan dua nama panggilan yang mempunyai makna berbeda untuk dirinya. Juna dan Njun, Juna untuk orang yang baru saja ia kenali dan mereka hanya melihat cowok itu dari luar terkesan datar...