Chapter 1

3.1K 166 4
                                    

"Menyerah lah pada mimpimu, dan matilah.."

Kata-kata yang Levi ucapkan seolah berputar-putar di kepala pria pirang itu, ia menatap sang kapten mungil yang ada dihadapannya, lalu memberikan senyum kecil yang terlihat tulus.

"Levi... Terima kasih" akhirnya ia mengeluarkan suara, ia berharap kalau itu adalah pilihan terbaik yang bisa ia ambil, namun setelah ia mengucapkan hal itu, Levi terdiam sambil menunduk, tak mengangkat kepalanya dan membuat Erwin berjongkok di hadapannya.

Erwin mendongakkan dagu Levi dengan jari telunjuknya, dan saat pria itu memperlihatkan wajahnya, Erwin terkejut mendapati pria kecil yang di juluki sebagai pria terkuat dibalik dinding itu menangis.

"Levi.." panggil nya dengan suara kecil.

Tubuh Levi bergetar, lalu ia menatap Erwin dengan tajam. "Setelah kematian Farlan dan Isabel, aku memutuskan untuk memilih mu sebagai orang yang ku percayai, aku memutuskan untuk mengabdi padamu, mengikutimu, dan ingin selalu bersamamu, lalu begini kah akhirnya keputusan yang kau ambil?"

Erwin terdiam, menatap Levi yang tampak sangat ketakutan, yeah.. ketakutan akan kehilangan seseorang yang ia cintai, karena jika seorang Ackerman sudah mengabdi kepada satu orang, maka orang itu akan tetap abadi di hatinya, tidak akan tergantikan, bahkan terlupakan.

"Apa yang harus kulakukan tanpamu?" Tanya Levi, menatap sang komandan dengan putus asa.

Erwin menangkup kedua pipinya, karena ia tahu betul betapa setia nya Levi padanya. "Jika kau selalu mempercayaiku, maka kali ini biarkan aku yang mempercayaimu, aku percayai kalau kau bisa mengalahkan beast titan itu"

Levi menggenggam tangan Erwin yang ada di pipinya. "Aku tidak ingin kau mati, aku.. aku tidak ingin kehilangan orang lain yang ku sayangi lagi" Isak pria kecil itu.

Erwin mengecup punggung tangan Levi, bibirnya yang dingin membuat Levi merasakan sengatan aneh.

"Kau tidak akan pernah kehilangan siapapun lagi Levi.. namun kali ini saja, aku ingin mempercayakan semuanya padamu"

Erwin menarik lengan Levi untuk lebih dekat dengannya, lalu ia menempelkan bibirnya pada bibir tipis Levi, bibir mereka awalnya sama-sama dingin, namun saat Erwin mulai bermain dengan lidahnya, bibir mereka berdua menjadi sedikit panas, bukan hanya bibir, bahkan hawa di sekitar mereka yang awalnya sedingin malam menjadi sehangat kehidupan yang damai.

Levi membuka mulutnya saat lidah Erwin berusaha masuk, lalu setelahnya lidah miliknya menyambut baik lidah besar milik Erwin, keduanya beradu saliva disana, melupakan sejenak tentang peperangan dan hanya ada mereka berdua sebagai dua orang yang saling mencintai di tengah gelapnya kehidupannya.

Erwin melepaskan ciumannya perlahan, menatap wajah Levi yang memerah dan berkeringat, lalu pria pirang itu tersenyum kecil.

"Apa ciumanku buruk?" Tanya Erwin. "Aku tidak pernah berciuman sebelumnya"

Levi tersenyum kecil. "Entahlah, aku tidak bisa menilainya, karena ini juga adalah ciuman pertamaku" ucapnya.

Erwin terkekeh, kembali mengecup bibirnya sekilas. "Nah Levi, aku percayakan semuanya padamu.."

"Erwin, bisakah kita mencari cara lain?"

Erwin menggeleng. "Hanya ini kesempatan kita, aku mohon padamu untuk menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin, mengerti?"

Levi hanya bisa mengangguk kaku, ia tak setuju dengan rencana Erwin kali ini, namun ia di paksa untuk tetap mengikuti rencananya, karena ia tahu sendiri bahwa Erwin bukanlah orang yang bisa di hentikan begitu saja, ia bebal dan keras kepala.

"Levi, aku berjanji akan bertemu denganmu lagi di kehidupan selanjutnya, dan akan memberi satu ciuman lagi untukmu, itu janjiku"

Levi menghela napasnya. "Apa kehidupan selanjutnya, akan benar-benar ada?"

Erwin menepuk puncak kepala nya. "Ada.. dan kita akan hidup bahagia selamanya, berciuman sepuasnya, menikah, menjadi keluarga yang bahagia? Seperti mimpi semua orang yang hidup di neraka ini"

"Aku menantikan itu" ucap Levi.

Erwin kembali mencium punggung tangan Levi. "Kalau begitu, disini.. di neraka ini, aku mengklaim bahwa kau akan menjadi istriku di kehidupan selanjutnya, dan aku berharap bisa bertemu denganmu lagi di kehidupan yang lebih baik, Levi.."

Levi menitikkan air mata nya, dan ia berucap. "Aku pegang janjimu, aku pegang kata-kata mu, Erwin"

"Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, Levi.."

.................

Promise [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang