Chapter 14

855 101 20
                                    

Setelah kejadian di kamar tadi, Erwin duduk terdiam sambil memandangi makanan yang baru saja ia pesan di kafe tempat Levi bekerja, dan ia terus menatap Levi yang berinteraksi dengan bos nya, dan seperti nya bos itu terus menerus menggoda Levi sehingga Erwin menjadi sedikit kesal di buatnya.

Levi tampaknya juga tidak nyaman dengan pemilik kafe yang terus menerus menggoda nya, dan Erwin juga semakin tak berselera untuk menyentuh makanannya yang mungkin saja kini sudah dingin di atas meja.

Levi tampaknya sedang beristirahat sejenak saat Erwin meliriknya lagi, pria kecil itu mengambil salah satu meja dan duduk disana dengan makanannya, sepertinya Levi sedang beristirahat untuk jam makan siang.

Erwin dengan cepat segera mengambil nampan berisi makanan dan berlari kecil untuk pindah ke meja Levi, duduk di hadapannya sambil tersenyum lebar seolah tak pernah ada yang terjadi di antara mereka.

"Levi, boleh aku duduk disini?" Tanya pria itu, yang jelas-jelas sudah duduk di hadapan nya dan percuma juga kalau Levi ingin mengusir nya.

"Tidak boleh, pergi saja kau" usir Levi, sambil memakan makanannya.

"Jam makan siang ya?" Tanya Erwin, sambil ikut memakan makanannya yang sudah dingin, dan sepertinya Erwin menulikan pendengaran terhadap usiran dari Levi.

"Begitulah" akhirnya Levi menanggapi basa-basi dari Erwin.

"Ngomong-ngomong kenapa kau bekerja disini? Bagaimana dengan kedaimu di Paradis?" Tanya Erwin.

"Aku ingin menjauh darimu" ia menjawab dengan jujur. "Dan aku juga ingin bertemu Onyankopon" ia menambahkan, yang lagi-lagi membuat Erwin mengerutkan dahi.

"Onyankopon itu seperti apa?" Akhirnya pria pirang itu bertanya, karena penasaran dengan orang yang di kagumi oleh Levi.

"Yang pasti orang baik" Levi hanya menjawab sekena nya.

Erwin menghela napasnya, lantas memakan makanannya dengan sangat tidak berselera, sampai akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk menghentikan makanan yang ia masukan kedalam mulut.

"Ngomong-ngomong kau tidak menemani Marie? Kau bilang kalau dirimu pergi kesini untuk menemaninya kan?"

Erwin mengangguk. "Memang, tapi aku akan menemuinya besok, untuk sekarang ia masih sibuk dengan urusan keluarga nya, jadi aku masih punya banyak waktu, mau jalan-jalan denganku?" Tawar pria pirang itu.

"Tidak, aku harus bekerja" jawab Levi dengan nada ketus.

Erwin kembali menghembuskan napas kasar. "Kalau begitu.. mungkin nanti malam? Kita bisa berjalan-jalan di sekitar kota?" Ia tidak menyerah untuk mengajak Levi pergi.

"Erwin, aku ada janji dengan Onyankopon untuk membantunya membuat kue, aku tak bisa pergi kemana-mana" jawabnya lagi.

Erwin lagi-lagi mengernyit. "Onyankopon lagi?"

Levi mengangguk mantap. "Ya"

"Kau tidak bisa menghabiskan waktu denganku sebentar saja? Hanya sebentaaar saja.."

Levi memutar bola matanya. "Lebih baik kau membeli sesuatu yang menarik untuk Marie, banyak toko-toko barang aneh disini" ia menyarankan.

"Kenapa Marie?"

"Karena dia pacarmu kan?"

Erwin terdiam, ia memang telah sukses menjadikan Marie sebagai pacarnya, namun ia juga masih bingung tentang perasaan nya.

"Levi.." dengan takut-takut ia memanggil namanya.

Levi bergumam sambil meneguk air nya.

"Kau mau jadi pacarku juga?"

Promise [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang