Chapter 22

815 70 13
                                    

Erwin terbelalak.

"Levi, apa yang akan kau kata—"

"Maaf, aku alergi bunga dan tak bisa menerima bunga nya, tapi aku akan menerima lamaran mu dan juga cincin nya, tak usah memasang wajah aneh seperti itu" ucap pria kecil itu, yang membuat Erwin benar-benar bernapas lega, sejenak ia hampir lupa caranya bernapas, Levi benar-benar membuat jantungnya berhenti berdetak.

Semua orang yang mendengarnya juga langsung bersorak, padahal awalnya di aula itu sangat hening untuk melihat apakah Ewin benar-benar ditolak atau tidak, namun ternyata Levi mengatakan hal yang tidak terduga.

Zeke langsung menatap keduanya datar, mengapa pestanya yang berharga malah di booking oleh Erwin untuk melalukan lamaran terhadap Levi?

Erwin tersenyum senang, lalu ia memasukan cincin nya pada jari manis Levi, pria kecil itu melakukan hal yang sama terhadap jari manis Erwin, setelah itu Erwin memeluk Levi dan sedikit mengangkatnya, suara tepuk tangan terdengar meriah di aula sana, dan Levi tersenyum senang ketika Erwin masih memeluknya, ia juga balas memeluk pria itu lebih erat.

"Aku akan menepati janjiku, Levi" ucap Erwin, berbisik di telinga Levi yang membuat pria kecil itu sedikit merinding, membayangkan Erwin yang benar-benar menepati janjinya setelah apa yang terjadi selama ini, apakah dia sedang bermimpi?

Levi mengangguk. "Ya, terima kasih sudah membuat penantian ku tidak sia-sia, dan terima kasih juga telah menepati janjimu, padahal aku hampir menyerah untuk janji itu"

Erwin tersenyum ketir. "Maaf Levi, karena telah banyak menyakitimu, tapi aku tidak akan menyakitimu lagi mulai sekarang, aku janji padamu"

Levi mengangguk, ia percaya pada janji Erwin mulai sekarang, mengapa? Karena pria itu juga sudah menepati satu janjinya, dan ia tak punya alasan lain untuk tidak mempercayai janji Erwin yang lainnya.

Erwin mendekatkan wajahnya pada wajah Levi, mulai menyatukan bibir mereka dan semua orang kembali berteriak, Levi memejamkan matanya untuk berkhayal bahwa ia hanya sendirian bersama Erwin, di sebuah padang rumput yang penuh dengan kicauan burung, angin berhembus kencang dan yang di sana hanya ada mereka berdua, saling beradu lidah dan beradu saliva.

Erwin mulai melumat bibir Levi, lalu ia mulai memasukan lidahnya dan menarik lidah Levi untuk ikut bergoyang bersama lidahnya, lidah dari keduanya terus berpagutan, sampai akhirnya Erwin maupun Levi mulai melepaskan ciuman mereka.

Dan Levi menatap Erwin yang tersenyum padanya, tepuk tangan yang meriah kembali terdengar dan khayalan Levi yang sedang berada di padang rumput hilang seketika.

"Sebuah kejadian yang sangat manis!" Seru seorang pria di atas panggung, pria yang tadi mengantarkan kotak beludru kepada Erwin.

"Untuk merayakan hari ulang tahun hotel ini, dan juga terciptanya pasangan dengan rasa cinta yang kuat, mari kita bersenang-senang sampai kalian mabuk dan melupakan segala masalah! MUSIK!"

Musik kembali terdengar di seluruh aula, semua orang kembali berhamburan ke tengah aula dengan pasangannya masing-masing, setelah melihat pasangan Erwin dan Levi yang begitu romantis, sepertinya beberapa pasangan lain mulai bersemangat.

Pesta semakin meriah di buatnya, namun Erwin dan Levi memutuskan untuk pergi dari sana dan keduanya berjalan menuju kamar, meskipun sebenarnya Erwin yang terus menarik tangan Levi untuk mengikutinya.

"Erwin, mau kemana?" Tanya Levi, langkah kaki dari pria kecil itu mulai melambat.

"Kembali ke kamar" ucap Erwin.

Levi mengernyit. "Tapi pestanya belum selesai"

Erwin mengedikan bahunya. "Siapa peduli? Kita akan menciptakan pesta sendiri untuk acara selanjutnya"

Promise [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang