Chapter 3

1K 113 4
                                    

Karena Levi tidak ingat dimana letak kamar penginapannya, akhirnya Erwin memutuskan untuk mengantar nya, ternyata mereka menginap di sebuah rumah sederhana dengan dua tingkat, ada kamar atas dan kamar bawah, sementara Levi berada di kamar atas tepat di ujung sebelah kiri.

Erwin membuka pintu kamar Levi yang tidak terkunci, lalu menarik lengan pria itu untuk masuk kedalam.

"Sebaiknya kita mandi terlebih dahulu, di dalam kamarmu ada kamar mandi" ucap Erwin, yang membuat Levi terkejut karena pria itu langsung menuntun nya ke arah kamar mandi setelah ia menutup pintu depan.

"E-erwin tunggu.." ia melepaskan tangan Erwin yang menggenggamnya, lalu pria pirang itu menoleh kebelakang menatap Levi.

"Ada apa Levi?" Tanyanya.

"Sebaiknya kau mandi duluan saja, aku akan menunggu setelahmu" ucap Levi, yang agak gugup karena ia tidak mungkin mandi bersama Erwin.

Erwin menaikan sebelah alisnya. "Kenapa? Itu akan membuang banyak waktu, sebaiknya kita mandi bersama saja, ayo" Erwin kembali menarik tangan Levi dan pergi menuju kamar mandi.

Ia membuka pintu kamar mandi, lalu setelah itu menutup nya kembali dan mulai melepaskan bajunya satu persatu, Levi yang melihat hal itu lantas mematung, apa Erwin tidak merasa keberatan jika harus bertelanjang di hadapannya?

Setelah pria pirang itu benar-benar bertelanjang bulat, ia langsung memasuki bathub dan berendam disana, hanya kepala sampai dada saja yang dapat Levi lihat.

"Kemarilah" pinta Erwin, yang membuat wajah Levi bersemu merah, ia benar-benar malu untuk melepaskan seluruh pakaiannya.

"Apa kau serius?" Tanya pria kecil itu, yang dengan ragu langsung melepaskan bajunya, sementara Erwin hanya mengangguk dan menatap Levi yang berbalik dan membuka celananya.

Erwin menyadari kalau Levi tampaknya malu, jadi ia langsung memalingkan wajahnya. "Aku tidak melihat mu, masuklah" ucapnya, yang membuat Levi segera berjalan cepat ke arah bathub dan duduk berhadapan dengan Erwin didalam bathub yang sama.

"Airnya terasa lebih hangat ya.." Erwin berbasa-basi, sambil menatap Levi yang ada dihadapannya.

"Ya.. airnya hangat" ucap Levi, mungkin karena mereka terlalu lama berenang, entah sudah berapa lama Levi berada di sekitar laut, ia tidak mengingatnya, ia hanya ingat kalau dirinya jatuh kedalam sumur dan bertemu Erwin di sebuah tempat wisata.

Levi menatap Erwin yang berada di hadapannya, lalu ia berucap. "Kalau aku benar-benar bekerja di kedai teh, lalu dimana kau bekerja?" Tanya nya.

Erwin tersenyum misterius, dan ia membalas ucapan Levi. "Nanti setelah pulang dari sini, kau akan mengetahuinya"

Levi memutar bola mata. "Kenapa tidak memberitahukannya sekarang?" Ia melipat kedua tangannya di dada sambil memalingkan wajah.

Erwin terkekeh, lalu ia sedikit mendekat ke arah Levi, memajukan tubuhnya dan membuat Levi bisa merasakan bahwa paha mereka mulai bersentuhan.

Rasanya tubuh Levi seperti terbakar, entah mengapa air yang tadinya terasa hangat menjadi semakin panas, lalu seluruh tubuhnya langsung memerah ketika Erwin menepuk puncak kepala nya dan mengusapnya dengan lembut.

"Kau bisa melihatnya sendiri nanti" ucap Erwin, masih belum menurunkan tangan kanan nya dari puncak kepala Levi.

Namun setelah itu Erwin menyadari bahwa seluruh tubuh Levi tampak memanas dan juga menjadi kemerahan, seketika Erwin merasa panik dan langsung menempelkan punggung tangannya di dahi Levi.

"Kau sakit? Tubuhmu memerah" ucap Erwin dengan nada panik.

Dengan cepat Levi langsung menggelengkan kepalanya seraya menyingkirkan tangan Erwin dari dahi nya, ia juga sudah merasa bahwa adik kecil di bawahnya tampak menegang dan meminta perhatian, bisa gawat kalau Erwin sampai menyadari nya.

Promise [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang