Chapter 15

848 94 3
                                    

Semalam ia pulang terlambat dan Onyankopon menanyakan alasannya, tentu saja Levi hanya menceritakan bahwa ada anak kecil yang tersesat di jalanan kota dan ia membantu nya untuk pulang ke rumah, dan untungnya Onyankopon percaya akan hal itu.

Levi membantu Onyankopon membuat kue hingga pukul tiga pagi, Onyankopon menyarankan nya agar segera tidur dan berhenti membantunya, namun Levi tampak keras kepala dan tidak mau berhenti membantu Onyankopon, sampai pada akhirnya keduanya selesai tepat pukul lima pagi.

Onyankopon dan Levi menghela napas lega karena pesanan Zeke sudah mereka siapkan.

"Mungkin kita akan mengirimkannya sekitar jam tujuh pagi" ucap Onyankopon, yang mulai memasukan kue-kue itu kedalam kotak berwarna putih, dalam satu kotak itu Onyankopon dan Levi mengisi sebanyak lima kue manis.

Cukup lama mereka memasukan kue kedalam kotak, sampai pada akhirnya Levi memutuskan untuk mandi dan membawa kue-kue itu ke mobil pickup milik Onyankopon, mobil yang selalu mereka pakai untuk mengantar barang.

"Biar aku saja yang menyetir mobilnya" Levi menawarkan diri, yang tentu saja di perbolehkan oleh Onyankopon.

Keduanya duduk di mobil sebelum akhirnya Levi mulai melajukan mobilnya perlahan-lahan, ia masih tidak terlalu bisa mengendarai mobil dan statusnya dalam mengendarai mobil masih dalam tahap belajar.

Itupun Onyankopon yang mengajarinya dengan sabar.

Karena kafe Zeke tidak terlalu jauh dari kedai Onyankopon, mereka hanya menghabiskan waktu sekitar lima menit untuk sampai ke kafe nya.

Beberapa pegawai di sana langsung membantu Levi dan Onyankopon untuk menurunkan semua kue-kue di gerobak belakang mobil.

"Sebenarnya untuk apa kue sebanyak ini?" Levi bertanya-tanya saat ia dan Onyankopon memasuki kafe besar tersebut, yang bersatu dengan hotel.

"Katanya untuk pesta dansa, akan ada pesta dansa yang di adakan di aula hotel" ucap Onyankopon, yang menjawab rasa penasaran Levi.

Dan Levi mengangguk paham pertanda ia mulai memahami semuanya, namun ia terkejut saat mendapati Erwin dan Marie yang berjalan berlawanan arah dengan nya, Erwin tampak asyik mengobrol dan bercanda dengan wanita itu.

Levi dengan cepat langsung mencoba merangkul Onyankopon, namun tampaknya tubuhnya terlalu pendek dan ia tak bisa menjangkau bahu pria itu.

Menyadari Levi yang hendak merangkulnya, akhirnya Onyankopon lah yang merangkul pria itu dan berjalan santai sambil menceritakan lelucon yang membuat Levi tertawa.

Dan tepat saat keduanya berpapasan dengan Erwin, pria pirang itu berhenti di depan Levi dan Onyankopon, membuat keduanya juga ikut berhenti dan saling menatap.

"Pagi, semoga harimu menyenangkan" ucap Levi, hendak berjalan namun Erwin langsung menahan lengan nya, Marie kebingungan di sampingnya, dan ia bersuara.

"Ayo Erwin, kita harus segera pergi, aku harus mencari barang yang ku butuhkan" rengek wanita itu, mengguncang-guncangkan bahu Erwin.

Erwin menghela napasnya, mungkin ia akan mengobrol dengan Levi nanti dan sekarang ia harus menemani Marie terlebih dahulu, dengan berat hati Erwin langsung melepaskan genggaman tangannya pada lengan Levi.

Ia masih menatap Levi yang di rangkul oleh Onyankopon, namun pada akhirnya mereka berdua menghilang di balik kerumunan orang-orang yang berdatangan ke kafe.

Onyankopon menarik tangan Levi untuk duduk di salah satu kursi, dan mereka mendapatkan tempat yang kosong.

"Bisa kau ceritakan padaku siapa laki-laki pirang itu? Aku melihatmu duduk bersamanya kemarin" ia akhirnya meminta penjelasan.

Promise [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang