"TERIASIN"
Hari yang cerah dengan pemandangan indah di hari minggu.
Sekelompok pemuda kurang kerjaan sedang berkumpul di gedung tua bekas penjajahan."Pota pota, hajuan mama hajuan mama, mamaaaa!" Teriak salah satunya dengan keras hingga menggema.
"Heh congor lu diem!" Teriak cowo yang sedang santai makan cilok,
Sebut saja Ihan."Dunia ini akan sepi tanpa adanya congor gue pren,"
jawabnya yang tak lain dan tak bukan adalah Adam."Mau ada elu sama mulut haram lo itu pun hati gue sepi tiap hari bro.. " balas Dyo sembari memetik gitar listrik yang tidak di colokan ke stop kontak.
"Bucen aja teros bucen, percuma gebetan lo banyak, tapi ga punya pacar huuu!!"
Sorak Jeordi di telinga Dyo."Diem lo Halim!" Balas Dyo ngegas.
"Wahai budak budak ku yang budiman, bisakah kalian terdiam"
Ucap Ajun dengan senyuman yang sulit diartikan."Mending kita beli seblakkkk" Ucap Hito semangat lalu nyengir dengan gigi kelincinya.
"Tumben otak lu encer" balas Hamdan dengan senyum tak ikhlasnya.
"Dah yok gue yang traktir!!! " Teriak Chandra. Lalu yang lain bersorak gembira, sambil berjoget joget ria.
Tapi ada satu oknum yang sejak tadi hanya tidur, dia sedang sakit gigi karena kebanyakan makan permen loli dan donat.
Siapa lagi kalau bukan Wawan. Si bayi sapi yang lucu.Ajun mendekatinya, menepuk nepuk pantat Wawan pelan "Nyung inyung inyung, "
"Arghh hiem anyhing higi hue hagi hakit" Si Wawan langsung misuh, seraya mengelus pipinya yang besar sebelah.
Runan yang ada di sampingnya menjadi tidak fokus bermain game, setelah mendengar rengekan Wawan dia langsung terbahak-bahak,
"Heh ni bayi kita beliin sun sama regal aja" Ledeknya."Boleh juga, biar ga nangis hihi," balas Ajun cekikian.
"Hhrengshake lo hemua! " Teriak Wawan tak jelas.
"Apa apa saraengek? Sarangek too Wawan!!"
Ucap Hito yang baru saja muncul dari balik sofa, entah apa yang dia lakukan.Wawan yang merasa giginya makin ngilu memilih diam,
"Anjir anjir punya temen kek setan semua" Sambil mengumpat dalam hati.
.
..
"Seblak datang, seblak datang!"
Teriak Yogi di balik pintu."Lima rebuan, lima rebuan"
Sahut Jaenal di belakang Yogi."Gue yang paling pedes coeg!! " Heboh si Adam.
"Hilih paling juga nanti nanges abis makan" Hadrik Dyo.
"Lu kira gue Abbas si tukang nangis" Balas Adam tak mau kalah dan malah menyeret Runan ke liang pernistaan.
"Woh woh ngajak duel nih ngatain gue nangisan, eh tapi emang iya sih.."
sahut Runan yang awalnya sok emosi tapi akhirnya nyengir."Dahlah buruan sini seblaknya jan bcd aja lu pada sat! "Jeordi dengan muka laparnya.
"Anak baik ga boleh ngegas"
Tutur Ajun dengan menepuk nepuk kepala Jerodi, sang empunya pun langsung menyeka tangan Ajun, dan melayangkan tatapan seolah berkata "Jan elus gue, najesss! ".Ajun dengan hati hello Kitty nya merasa tersakiti dan mengerucutkan bibirnya.
"Dih imut lo begitu?!! " Hujat Dyo hampir melempar gitar, namun Ajun semakin memonyongkan bibirnya kesal.
"Belum aja lu gue guyur kuah seblak! " Tambah Ihan sambil melotot.
"Runan mereka jahat, " rengeknya pada Runan, sudah menjadi kebiasaan Ajun yang mengadu pada Runan sambil bersembunyi di balik punggung kokoh Runan.
Runan yang mulai menyuap seblak jadi mengurungkan niat dan hanya merespon cicitan Ajun dengan senyum tipis.
"Sini bang, gue bagi ceker nya nih! " Bujuk Runan.
Ajun yang mendengar kata ceker, langsung melompat ke samping Runan dan mencomot ceker yang ada di mangkuk bocah bongsor itu.
Runan pun hanya ketawa karena merasa tingkah Ajun lucu.
Sementara Hito memulai kejulitan nya "Sat lu berdua ngegay apa gimana si??"
"Uhuk Hoek oasu mulut lu ya"
Ceplos Ajun spontan.Chandra yang sedang menyeruput kuah seblak ikut jadi kompor,
"Gapapa lanjut!! Maki Maki aja tuh bocah bau tanah! "
"Sungguh biadab ya kalian semua, awas aja ada pr matematika jangan ada yang nyontek"
Ancam Ajun dengan kesal sambil melanjutkan aktivitas mengunyah cekernya yang tertunda."Yah baikin gih Han, nanti kita remed berjamah kalo dia ngambek.." usul si Adam.
"Mampus kalian mampus, remed remed! " Sorak Yogi bersemangat.
Hamdan yang sedari tadi sibuk diam akhirnya angkat bicara "Gapapa si Jeordi juga pinter, " dia merangkul Jeordi dengan gaya bersahabat.
"Pinternya Jeo di pisika, lu mau jawab soal matematika dengan jawaban pisika??" Tanya Adam ketar ketir, karena Minggu depan akan ada ulangan matematika, terkadang Adam lupa diri bahwa sebenarnya dia pintar, hanya saya menyontek lebih anti-mainstream katanya.
"Yaudah lah kan ada gue sat!" Ucap Yogi ke-pd an, padahal tiap ujian dia selalu bawa penghapus berisi contekan.
"Halah lo ulangan bawa contekan aja nilai masih di bawah rata-rata"
Ujar Jaenal mengejek.Sebelum ada yang menyahut
Tiba tiba.
"Anying berisik banget si kalian ga tau penderitaan orang lain?!" Ucap Wawan sambil memegangi pipinya dan mulai berkaca-kaca menahan sakit di giginya."Ehiya nih gue beliin lu bubur kacang tanah, " Yogi hampir lupa tentang makanan spesial untuk bayi sapi itu.
Seketika mereka semua cengo, yang ada di otak mereka bagaimana bisa kacang tanah jadi bubur, sejenak juga Wawan melupakan rasa sakitnya.
"Nih! " Dengan senyum merekah Yogi menyodorkan semangkuk plastik bubur kacang merahnya.
"Makan mumpung anget. "
"Oasu ini bukan kacang tanah dodol! " Sahut Wawan tapi juga menerima bubur itu.
"Itu warnanya agak merah coeg, " bela Yogi.
"Taulah yang penting gue makan, mau kacang tanah, merah ijo kuning kelabu, " ujar Wawan pasrah.
"Besok deh gue beliin bubur kacang lupa kulit, " si Dyo ikutan berkomentar sambil mengunyah tulang ceker yang lunak.
Tanpa menghiraukan ocehan-ocehan yang ga masuk otak si Wawan dengan seberhati-hati mungkin mulai memasukkan bubur ke mulutnya, susah payah ia menelannya.
Tak terasa hari begitu cepat berlalu, dalam senja mereka menuju rumah masing-masing, untuk menyambut hari esok.
#salam hangat Al & vii
KAMU SEDANG MEMBACA
TERIASIN (END)
Teen FictionUntuk luka yang pernah ada sembuhkanlah dengan tawa. Perihal canda yang menyembuhkan duka, untuk itulah kami berada. Votmen nya juseyooo. #salam hangat Al dan Vii START : 29 APRIL 2022 END : 03 NOVEMBER 2022 🥈#Ajun (12-11-2023) 🥈#Haru (12-11-20...