Melihat keributan ini anggota badak laut bernama Sapto itu ikut bicara, "Yah ketahuan deh.."
"Apa lo ikut campur anjing!" Maki Runan pada Sapto
"Lanjutin berantemnya.. gue cuma disuruh jadi gue pamit hahaha" Sapto lalu menaiki motor dan memakai helm sembari menatap Runan juga Ajun bergantian, ekspresi nya terlihat puas.
"Nan" panggil Ajun lirih "gue mohon dengerin gue"
Runan menulikan pendengarannya untuk Ajun, dia mencegat motor sapto yang hampir jalan "Heh bangsat! Sejauh apa lo sekongkol sama Ajun?!"
"Lo ga perlu tau, itu urusan gue sama dia" jawabnya di balik helm, lalu sapto meng-gas motor nya walaupun Runan masih menghadang. Mau tak mau Runan harus mundur dan membiarkan dia lewat jika tak mau tertabrak.
"Anjing!" Umpatnya
Ajun sempoyongan mendekati Runan "Nan"
"Arghh!!" Runan ancang-ancang memukul Ajun lagi,
Namun seketika Udin berlutut, "Mas jangan mas udahhhh!!"Udin memegang kedua kaki Runan sembari memohon."pukul aja nan, kalo dengan lo mukul gue, lo mau dengerin gue, pukul aja ga apa-apa, pukul sampe lo puas" pasrah Ajun
Mendengar itu Runan mendecih, "Geli gue sama omongan lo!"
"Lepas!" Runan menghentakkan kakinya agar udin melepas pegangannya.
"Din, lepas" titah Ajun, ia tak ingin melihat Runan semakin marah.
Tanpa kata lagi Runan memilih pergi,membiarkan Ajun dan Udin yang berdiam diri dipinggir jalanan aspal yang cukup sepi.
Selang beberapa menit Runan, meninggalkannya dengan kemarahan, tubuh Ajun ambruk, "Bangsat!" Makinya sembari memukul jalanan beraspal menambah luka baru di tangannya, namun luka itu tak separah luka di hatinya.
Udin langsung mendekati Ajun dan memapahnya menuju mobil, Ajun hanya diam tanpa kata, bahkan pandangannya terlihat kosong.
"Bos kita ke rumah sakit dulu ya" tawar Udin yang meringis melihat luka luka Ajun, dan tentunya Ajun yang keras kepala itu menolak. Dia meminta pada Udin untuk segera diantar pulang saja.
Udin yang hanya bisa patuh langsung tancap gas ke rumah tuan mudanya.
.
.
.
*Ajun home
Udin membukakan pintu untuk Ajun dan membantunya jalan masuk ke rumah "Pelan pelan bosss itu pasti sakit tuh"
"jangan di senggol" Ajun ingin berteriak tapi bibirnya terasa sangat sakit.
"Maap maap.."
"untung bunda di rumah Dyo" gumannya pelan
"Din, gendong dong, gue ga kuat jalan nih" rengeknya pada Udin, padahal badan Udin lebih kecil darinya.
Tanpa babibu, udin jongkok dihadapan Ajun, mempersilahkan sang tuan untuk naik.
Ajun langsung menuju gendongan Udin "ayok berdiri, ngapain masih jongkok"
"B---berattt heheheh" Muka udin terlihat merah saat berusaha mengangkat Ajun dalam gendongan.
"ngapain gendong gendongan?" Suara seseorang di belakang Ajun membuatnya menoleh seketika "D-dyo?"
"Anjirr muka lo jelek amat abis ngapain??" Heran Dyo melihat wajah Ajun babak belur.
"A-anu" jawabnya tergagap.
"di pukul mas" samber Udin yang masih jongkok.
"Siapa?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERIASIN (END)
Teen FictionUntuk luka yang pernah ada sembuhkanlah dengan tawa. Perihal canda yang menyembuhkan duka, untuk itulah kami berada. Votmen nya juseyooo. #salam hangat Al dan Vii START : 29 APRIL 2022 END : 03 NOVEMBER 2022 🥈#Ajun (12-11-2023) 🥈#Haru (12-11-20...