stroberi

126 21 6
                                    

Setelah percakapan singkat itu pintu kembali terbuka.

"Bapa-" Atensi Runan teralihkan oleh keberadaan Ajun, ekspresinya nya berubah 180 derajat,
Ia pun buru-buru menarik Ajun keluar "Jun sini bentar.. Bentar ya beeee urusan anak muda"

Ajun yang di tarik menoleh pada pak Ibnu "dah om" sapanya sebelum pergi sembari tersenyum hangat pada pak Ibnu dan pak Ibnu iya iya aja "Yoii"

Runan menarik Ajun hingga ke sebuah lorong sepi, Ajun masih diam tak berkutik.

"Mau apa lagi lo?!" Ucap Runan dingin.

"gue cuma mau jengukin om Ibnu kog" jawabnya dengan nada tenang.

"Ga perlu," Runan menekan tiap katanya, "Lo sendiri yang buat bapak gue kecelakaan! "

"Masih punya muka lagi lo dateng kemari?"

"Nan, bukan gue yang buat om Ibnu kecelakaan" Ajun menatap manik Runan.

"Ga usah bela diri, jijik gue dengernya."

"gue akan buktiin kalo bukan gue pelakunya, tapi ngga sekarang, jaga diri lo baik baik" Ajun menyerah membujuk Runan, percuma ia terus memaksa Runan untuk percaya padanya itu akan malah memperkeruh keadaan,ia berjalan gontai menjauhi Runan.

Runan tak bereaksi, hanya menatap kepergian Ajun yang masih membuat darahnya mendidih.

Selepas kepergian Ajun, Runan kembali ke ruang rawat ayahnya, dan terlihat ayahnya yang sedang asik memakan buah stroberi, ia sedikit heran, darimana ayahnya mendapat buah favoritnya, seingatnya tadi pas temen temennya datang ngga ada yang bawa stroberi.

"Weh babe stroberi dari mana??" Tanya Runan main comot.

"dari Jujun lah, siapa lagi yang selalu kasih stoberi kalo bukan Jujun" jawab pak Ibnu sembari memasukkan 3 stroberi ke mulutnya "emm rasa duda, asem asem manis" guman Pak Ibnu.
Sebenarnya inilah alasan pak Ibnu menyukai buah stroberi,katanya rasanya seperti duda asem asem manis.

"Ajun??"Runan langsung merebut semua stroberi nya.

"heh!"

"babeh masih mau menikmati rasa duda!" Protes pak Ibnu

"Buat adekk!"Runan mengeluarkan senjata pamungkas, kalau sudah menyebut diri sendiri adek, pak Ibnu akan menuruti semua keinginannya.

Dengan sangat tidak rela pak Ibnu merelakan buah rasa duda nya "ya udah iya buat adek aja"

"Itu jeruknya juga dari Ajun??"

"hooh kayaknya buat kamu, kan itu favoritnya kamu" jawab pak Ibnu yang sembari mengambil Apel yang di bawa  Chandra "apelnya boleh di makan?"

"Yang bukan dari Ajun makan aja." Tangan kekar runan mengangkut semua buah atas nama Ajun.

"Nanti kalau mau stroberi minta ke adek aja, biar adek beliin."

"lah kenapa kalo dari Ajun? Mau di habisin sendiri?"Heran pak Ibnu

"Iyaa! Lebih enakkk!"

"Yaudah ini semua buahnya buat adek ya!!"

"Mau dibawa keluar soalnya mau dibagi sama yang lain, dadah babe!!"

"jangan teriak teriak, ini ayah lagi sakit loh"
Peringat pak Ibnu yang juga teriak

"Cepat sembuh ayahh!!" Runan makin berteriak dari luar ruangan, membuat orang disekitar menoleh dengan tatapan heran

"Kok ada anak kek gitu??" Celetuk seorang suster

"tapi ganteng" sahut suster lain

"Mirip Haruto treasure xixixii"

"iya hidungnya mancung gitu ih, kaya keturunan Jepang Jepang gitu ga si"

TERIASIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang